12

4.3K 573 16
                                    

Tara Leon lagiiiiii

Harap maklum kalo kisah mereka semakin absurd, soalnya emak pengin cerita mereka mengalir apa adanya, ringan, dan nggak bikin pusing kepala yaaa

Biarkan mereka bahagia dengan caranya sendiri.

Jangan lupa vote dan komennya dooong.


"Malam pertama? Tidak, tidak, tidak! Kau tidak bisa memaksaku melakukan ini! Ini pelanggaran! Aku akan membencimu seumur hidupku jika kamu sampai...sampai...."

Sebuah jitakan keras di kening Tara, berhasil membuat gadis itu mengaduh keras. "Dasar bodoh! Memangnya kamu pikir aku mau menghabiskan malam pertama denganmu?"

"Tapi tadi ayah bilang kalo kita harus...." Tara merasa gugup setengah mati. Pipinya pasti sudah semerah tomat, meski dia berusaha untuk tidak menunjukkan ketegangannya. Terutama di depan Leon Simelekete itu. Tidaaaak! Tara sungguh tidak ingin matanya tercemar menatap jejeran roti sobek milik lelaki itu.

"Apa yang kau lakukan?" jerit Tara begitu Leon menggoreskan luka lumayan panjang di lengan kirinya. Darah segar mengucur dari luka itu, dan Leon meneteskannya ke atas kain putih di atas futon.

"Anggap saja kita sudah menghabiskan malam bersama. Atau kalau kamu memang sangat ingin memangsaku, aku tidak keberatan!" seringai kecil menghias bibir Leon.

"Tutup mulutmu dan segera kenakan pakaianmu!" ujar Tara pelan, karena tidak ingin terdengar oleh siapapun.

"Mau makan kue pengantin bersamaku?" tanya Leon yang kelihatannya memang belum mengantuk. Tara terpaksa membantu lelaki itu membalut lukanya dengan plester.

"Kenapa tidak memakai kain kasa saja?"

"Apa kamu bodoh? Ayahku akan segera tahu jika kita membohonginya."

Tara sebenarnya juga ingin melepaskan kimono malam pengantinnya. Tapi untuk kesopanan, akhirnya dia urung melakukan hal itu. Leon sudah duduk menghadap meja kecil berisi aneka bentuk kue moci dan dua botol sake.

"Mau minum?" tawar Leon sambil menuangkan sake ke cawan kecil.

"Tentu saja aku tidak minum. Kamupun seharusnya tidak boleh!" protes Tara dengan tangan langsung merebut cawan itu.

"Kamu benar. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Leon menatap wajah cantik di depannya. "Kimono juga cocok untukmu. Mengapa kamu tidak membiarkanku membukanya lapis demi lapis, hingga menampakkan keindahan dirimu yang sesungguhnya?"

Percayalah, Tara adalah wanita dewasa. Namun dia tidak berpengalaman dengan lelaki. Mendengar ucapan Leon, tak ayal membuat Tara membayangkan banyak hal dalam otaknya.

"Tidak! Tidak! Aku hanya akan melakukannya dengan lelaki yang aku cintai!" sergah Tara seraya menyilangkan tangan di depan dada.

"Bagaimana jika kita belajar untuk saling mencintai saja? Meski pernikahan kita diawali dari sebuah kesalahan, ini tetap saja sebuah pernikahan. Kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan, bukan?"

Mengapa rasanya Leon semakin manusiawi? Di mana sikap dingin dan ketus lelaki itu? Bukankah jika seperti ini, maka hati Tara lama kelamaan akan luluh? Leon adalah lelaki matang, dengan segudang pengalaman dengan kaum wanita tentunya. Sekeras dan sebenci apapun Tara kepada lelaki itu, Leon pasti memiliki cara untuk menawannya.

Lagipula di mana lagi kamu akan mendapatkan lelaki setampan dan semaskulin itu? Kamu tidak lihat susunan roti sobek yang siap untuk ditelusuri itu? Bersandar di dadanya pasti terasa hangat dan nyaman. Dia adalah milikmu. Selamanya, tergantung pada keputusanmu.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now