22

4.9K 623 55
                                    

Marhabbaan yaa Ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Mohon maaf akan segala salah dan khilaf yaa.

Leon dan Tara juga katanya minta maaf, suka bikin kalian baper dan ngilang hampir sebulan ini heheeee

Happy #dirumahaja

Happy reading, dan kayaknya ini aman buat dibaca yang lagi puasa.


"Enak?" tanya Tara dengan satu tangan menyangga dagu. Sementara tatapan kedua matanya, tertuju pada wajah satu-satunya lelaki, atau satu-satunya manusia lain di depannya.

"Kenapa tidak mencobanya sendiri?" sahut lelaki itu sambil menyodorkan sumpit berisi sashimi segar, hingga membuat Tara langsung menjauh.

"Kamu saja! Aku sudah kenyang dengan setangkup sandwich tadi," ringis Tara menyambar jus alpukat di depannya.

"Mau main jetski denganku? Aku lumayan jago juga berkendara di air," imbuh Leon setelah menyelesaikan suapan terakhirnya.

Tara tertawa getir, "Aku rasa tidak perlu meragukan hal itu. Hanya saja, aku terlalu takut jatuh ke laut."

"Bukannya ada aku? Menurutmu, aku akan membiarkanmu jatuh ke dalam air?"

Mengingat Leon ketika mengetes mobil barunya, mau tidak mau membuat darah Tara berdesir. Menurutnya, Leon sudah masuk kategori gila saat sudah berada di atas tunggangannya. Kecepatannya seperti pembalap profesional. Jika harus bertanding dengan Valent di Sirkuit, Tara tidak yakin siapa yang akan menjadi pemenangnya.

"Apa kita tidak bisa menikmati pemandangan di pantai saja? Kalau naik kapal, mungkin masih bisa aku terima. Tapi naik jetski? Aku rasa tidak!"

"Lautnya sangat tenang. Tidak ada ombak, apalagi peringatan mau ada tsunami." Jawaban enteng itu seketika membuat Tara meradang.

"Jangan bicara sembarangan! Pokoknya sekali tidak mau, berarti tidak boleh memaksa!"

"Kamu takut?" ledek Leon dengan santai.

Tara menggeleng dengan cepat. Dia mendengar helaan napas berat, Leon tidak kasihan kepadanya. Sudah dua hari mereka di pulau pribadi milik Leon di kawasan Perfektur Okinawa. Dua hari sudah dihabiskan berdua dengan berjalan-jalan menyusuri pasir putih. Kulit Tara dan Leon juga terlihat lebih eksotik karena kelebihan berjemur. Leon pasti bosan setengah mati, karena tidak melakukan kegiatan apapun di sana.

"Sepertinya aku perlu memanggil beberapa wanita cantik, yang bersedia terjun ke laut bersamaku."

"Jadi, ini kelakuanmu yang sebenarnya?" Tara menunjuk-nunjuk Leon dengan sebal.

Leon bersidekap, sementara kedua matanya menatap hamparan laut biru di luar cottege mereka. Tara terlihat lebih lezat berkali lipat dari daging sashimi yang baru disantapnya. Dengan gaun pantai yang tidak menyembunyikan sebagian besar dada dan kedua bahu Tara, bisa-bisa dia akan menerkam Tara tanpa sadar.

Namun Leon telah mengeksploitasi wanita itu habis-habisan selama dua malam ini. Tara membutuhkan udara segar, dan tenaga baru sebelum dia gempur lagi nanti malam.

"Kecuali jika kamu mau turun menemaniku."

"Baiklah! Tapi dengan satu syarat!"

"Katakan saja, apa syaratnya?"

Tara menggigit bibir sebelum menyahut lirih, "Kamu tidak boleh melaju dengan kencang! Pelan-pelan saja!"

Apa dia pikir aku sedang menggenjot pedal becak?

"Tidak masalah!" ujar Leon angin-anginan. Mendengar teriakan kencang Tara pasti sangat menyenangkan. Ada senyum samar di sudut bibirnya, yang sayangnya terlewatkan oleh Tara.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now