1

14.4K 1K 28
                                    

Hai hai, aku kembali dengan cerita baruuuuuuu

Karena aku suka genre romance, jadi cerita ini juga nggak jauh-jauh dari cerita manis pahit cinta gitu ya ceileeeee

Kalo nanti responnya bagus, insya allah bakalan rajin update yaaa

Untuk cerita yang lain? Adududuh, entah mengapa aku masih males banget buka folder. Maaf ya kalo ada yang masih menanti kelanjutan mereka, tapi lama belum ku update. 

Iyaa, aku ini orangnya moodan banget.


"Singkirkan kotak itu! Kalau perlu bakar sekarang juga!" perintah Lila kepada salah satu karyawan perempuan di sana.

"Iya, Mbak!" Lani segera mengangkat kardus besar itu, membawanya ke halaman belakang gedung dan segera membakarnya.

"Udah, Ra. Jangan nangis lagi, ya. Kamu harus tenang, nggak boleh kebawa emosi kayak gini," hibur Lila sambil memeluk sahabatnya yang masih menangis sesenggukan.

Tangis Tara semakin kencang. Lila mengelus-elus punggung gadis itu tanpa berbicara. Tara pasti sangat terkejut, atau bahkan trauma. Ini sudah entah keberapa kalinya, dia mendapatkan paket gelap dengan isi mengerikan.

Hari ini sebuah boneka Anabel dengan kaki dan tangan patah, yang berlumuran darah. Tidak cukup di situ, di sana juga ada secarik kertas berisi tulisan "kau akan segera mati". Seekor kucing cantik yang telah dimutilasi juga pernah diterima Tara. Padahal gadis itu adalah pecinta binatang.

"Lil, siapa yang tega melakukan ini sama aku. Memangnya apa salahku, hingga ada orang yang sebegitu tega meneror aku begitu?"

"Sudahlah. Sekarang yang penting kamu tenang dulu. Kita akan menyelidikinya, sampai kita menemukan pelakunya. Kalau perlu, kita lapor ke pihak yang berwajib saja," saran Lila sambil menyodorkan segelas air, begitu tangis Tara telah mereda.

Tara meneguk air itu perlahan. Beberapa kali tampak dia menarik napas panjang, seakan dadanya penuh sesak dengan beban berat. "Dulu hidupku begitu tenang dan damai. Aku juga tidak pernah memiliki musuh."

"Tapi begitu kamu menikah dengan Leon, teror itu mulai menghantui kamu," ungkap Lila sambil menyandarkan tubuhnya.

Ucapan Lila mungkin ada benarnya. Setelah pernikahan yang digelar begitu mewah dengan Leon, malapetaka itu satu persatu menghampiri kehidupan Tara. Tidak ada lagi kehidupan tenang.

Tara mungkin bisa menghindar dari para paparazi, tapi tidak dengan teror menakutkan itu. Banyak paket berdatangan, baik itu ke rumah ataupun ke toko miliknya. Karena dia memang sering memesan barang dagangan dengan jasa pengiriman, maka dia tidak pernah memiliki prasangka apapun.

Dia bukan tipe wanita yang mudah ketakutan dengan hal-hal seperti itu. Namun rasa terkejut, apalagi jika suasana hatinya sedang buruk, maka dia akan berubah menjadi makhluk paling cengeng.

"Leon bukan tipe laki-laki yang mudah jatuh cinta. Siapa yang akan tahan menjadi kekasih orang seperti itu. Ganteng sih ganteng, tapi kalau dinginnya ngalah-ngalahin kutub utara, memangnya siapa yang mau?"

Terdengar desahan kecil dari mulut Tara, "Aku tidak yakin, tapi seseorang pasti bertanggung jawab untuk semua hal mengerikan itu."

"Kamu tidak memberitahu Leon?"

Tara tertawa kecil, "Dia? Enam bulan menjadi istrinya, kami hanya pernah bertemu dua kali. Lagipula jika aku mengadu padanya, dia bisa menyimpulkan yang tidak-tidak."

Lila menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia terkadang lupa pernikahan seperti apa yang harus dijalani sahabatnya itu. Jika dia menjadi Tara, mungkin dia akan memilih terjun saja dari lantai paling atas sebuah gedung.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now