9

4.3K 635 25
                                    

Updaaaaaaate, 

Baru bisa up lagi nih, selamat membaca dan jangan lupa vote dan komentarnya yaaa biar tambah semangat. Mohon maap, karena belum bisa balas komen kemarin. Biasaa, emak sok sibuk sama dunia nyata. 

Curhat dikit yaa. Jadi, emak itu harus ngajar kelas 1. Daan boleh dibilang emakk ini stress dan galau berat. Pas putus dari pacar emak dulu kayaknya nggak sebaper ini, tapi ini....bikin emak pengin nangis tujuh hari tujuh malem sambil gelendotan di dada Mas Donghua Dijun #abaikan.

Jadi, emakk seperti kehilangan jati diri. Nggak bisa nulis, capek, pengin dipeluk, pengin ada yang dengerin curhatan hati emak dari hati yang paling dalam. pengin diajakin piknik #modus

Udaaaah, doain emak kuat dan always ikhlas ngejalanin pekerjaan dan hidup ini. Anyway, selalu optimis dan percaya diri. Banyak2in senyum, karena itu adalah ibadah yang paling murah. 

Mana ada suami yang tega menyiksa istrinya, kecuali mereka memang tidak ada niat untuk melanjutkan pernikahan itu. Mereka sedang di ambang kehancuran. Atau memang dari awal, hubungan mereka tidak dilandasi kasih sayang tulus. Hanya dendam dan kesumat yang memenuhi dada.

Leon tahu, jika Tara benci sushi dan sashimi. Tara akan muntah dan diare selama berhari-hari, jika sudah memakannya. Namun untuk konsekuensi dari kesepakatan mereka, Tara dengan sangat terpaksa mengikuti sesi kelas membuat makanan itu.

Membuat ya, bukan memakannya. Tetap saja melihat ikan mentah meski segar, kemudian diiris sedemikian rupa kemudian di letakkan di atas nasi. Hanya seperti itu, tapi sudah membuat perut Tara bergolak memberontak.

Keringat dingin sudah bercucuran membasahi dahi dan mengalir di sekujur tubuhnya. Tara ingin muntah, tapi tidak mungkin dilakukan di depan gurunya. Beliau chef yang sangat terkenal di Jepang. Semua orang mengetahui kepandaiannya dalam mengolah hidangan tradisional Jepang.

Seharusnya Tara beruntung karena bisa menjadi muridnya. Seharusnya begitu. Di saat orang lain di luar sana mengantri untuk menjadi murid Chef Nobuya, Tara langsung diajari secara pribadi.

"Kau tidak suka sushi, Tara-san?" tanya Chef Nobuya ketika melihat ketidaknyamanan di wajah cantik murid barunya.

Tara berusaha menampilkan senyum terbaiknya. Sayang, dia hanya mampu meringis nelangsa. Sebentar lagi dia akan muntah. Meski ikannya tidak bau, tetap saja dia mual melihat daging kemerahan itu diiris dengan bentuk yang sangat indah.

"Belajar membuat sushi dan sashimi tidak bisa hanya satu dua jam saja. Perlu bertahun-tahun bagi seseorang untuk dapat membuat makanan ini, dengan takaran yang tepat dan bagus. Memotong ikannyapun tidak boleh sembarangan,"

Tara mengangguk. Dalam hati dia berdoa, semoga kelas segera diganti dengan membuat mie udon. Keluarga Takeda memiliki juru masak handal dengan kemampuan yang pasti sebanding dengan Chef Nobuya. Mr. Kamasaki benar-benar dapat memasak berbagai makanan dengan cita rasa luar biasa.

"Namun aku tidak mungkin menolak permintaan Tuan Takeda. Beliau sudah banyak membantuku. Jadi, sudah semestinya aku mengajarimu dengan baik. Bukan begitu Tara-san?"

Baiklah. Sepertinya Tara memang tidak perlu bertanya lagi, mengenai alasan kehadiran Chef dengan reputasi gemilang ini. Chef Nobuya masih berbaik hati, dengan mengajari Tara membuat yakitori. Setidaknya Tara dapat memakan daging yang sudah dimasak.

Setidaknya Tara memang dapat belajar banyak hal, tidak harus bayar mahal untuk semua kursus kilat itu. Kyla pasti akan menjerit iri, jika dia menceritakan seluruh keberuntungannya.

Keberuntungan? Bisa-bisanya Tara dapat menyimpulkan jika kesialan itu adalah sebuah keberuntungan. Jika dipikir lagi, Tara memang diperlakukan bak tuan putri. Lihat saja paviliun yang ditinggalinya. Tempat itu berupa sebuah rumah besar, dengan taman-taman indah di sekitarnya.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now