13

4.2K 603 58
                                    

Happy new year 2020

Udah setaun ya nggak tengokin ini lapak wkwkwkwk

Udah jamuran, udah moodnya jungkir balik

Kalo nemu typo dan makin nggak nyambung, mohon dimaafkan yeee

Oke, semoga taun ini menjadi lebih baik segalanya dari taun kemarin

Semoga taun ini, ada novel emak yang terbit yaaa


"Mau?" tanya Tara yang sedang asyik mengigit tahu isi di tangan. Leon hanya mampu mendesah pasrah. Jet pribadinya memiliki menu makanan mewah, yang tentunya dengan rasa luar biasa.

Tapi lihat kelakuan gadis itu. Dengan seenaknya, Tara justru mengigiti makanan yang tidak ada dalam menu. Lebih menyebalkan lagi, Tara menikmatinya dengan wajah berseri bahagia. Seakan makanan itu berasal dari surga.

"Darimana kamu mendapatkan makanan seperti itu?" tanya Leon akhirnya. Matanya mengamati kotak berukuran sedang berisi makanan itu.

"Ini? Makanan ini memiliki nama. Tahu isi. Kulitnya terbuat dari tahu, sementara dalamnya berisi sayuran seperti kol dan wortel. Juga sedikit daging sapi dan telur yang dikocok dengan daun bawang."

"Aku tidak sedang memintamu mendeskripsikan isinya. Itu jenis makanan tidak sehat, dan seharusnya kamu hanya makan dari dapur Takeda saja!"

"Ayolah! Ini salah satu makanan khas dari Indonesia. Rasanya sangat gurih dan enak. Apalagi jika dimakan dengan cabe rawit. Sayang, di negaramu sepertinya tidak ada cabe seperti itu. Sayang sekali!" keluh Tara kembali mencomot gorengan itu dari kotak di pangkuannya.

"Dapur kediaman Takeda tidak mungkin membuat makanan seperti itu!"

Tara menatap sejenak lelaki yang duduk di depannya itu. Mereka hanya terhalang sebuah meja berkilau, dengan secangkir kopi di atasnya. Kopi dan gorengan, kenikmatan hakiki di saat hujan turun. Berapa hari Tara meninggalkan rumah? Kenapa rasanya sudah berabad-abad?

"Memang benar, dapur kediaman Takeda tidak mungkin membuat tahu isi. Kamu ingin tahu, di mana aku mendapatkannya?" tanya Tara dengan mimik serius, hingga Leonpun mengalihkan tatapan dari layar tabletnya.

"Aku mendapatkannya di sebuah kafe kecil, di salah satu sudut terpencil distrik Ginza! Kafe itu milik beberapa mahasiswa Indonesia, yang bekerja di sela waktu senggang kuliah. Mereka menjual berbagai macam makanan kecil khas Indonesia! Bagiku, ini penemuan luar biasa."

"Hanya makanan seperti itu, apa istimewanya?" cemooh Leon, bukan karena ingin menghina. Ini lebih pada, dia sebenarnya ingin mencicipi makanan yang terlihat lezat itu. Sayang, kelihatannya Tara tidak terlalu peka. Bahkan sebentar lagi, mungkin dia akan salah paham.

"Hanya, katamu? Hanya? Coba bayangkan, jika kamu tersesat di salah satu kota kecil di Papua. Lalu di sana tiba-tiba kamu menemukan restoran Jepang? Bagaimana perasaanmu?"

"Pasti senanglah!"

"Nah, itu! Aku sungguh merasa seperti Tuhan mengirimkanku seorang malaikat baik hati. Aku yakinkan dirimu, masakan negaramu memang sangat enak. Tapi tetap saja ada saat-saat tertentu lidahku tidak bisa menerimanya. Aku sangat ingin menyantap hidangan khas negaraku, dan tiba-tiba aku menemukannya. Ini bukan hanya luar biasa, tapi seperti mimpi yang menjadi nyata!"

Leon hampir melempar tab di tangan ke kepala absurd Tara. Gadis itu benar-benar tidak mau susah-susah menjaga tata krama. Dia semau sendiri. Mana pernah ada wanita yang makan begitu tidak elegan di depannya. Bahkan tidak menawarkan barang sedikitpun.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now