30

3.9K 417 25
                                    

Hai haiiii, ada yang kangen nggaaak?

Ya ampun, berasa udah berjamur aja lapak ini.

Udah lama banget nggak ngelanjutin cerita ini yaa, pasti udah banyak yang lupaaa

Soo, tinggal beberapa part aja, udah gitu insya allah ada cerita baru deh. Tapi ceritanya juga temanya masih mainstream. Kalo ntar pada mau baca ya monggo, nggak ya aku rapopo....


Udah, selamat membaca. Doain otornya sehat terus biar bisa nulis yang menghibur kalian. Maaf kalo ada komen yang belum kebales ya. Bukannya sombong apa songong, tapi luama nggak buka lapak. Aku tetap sayang kalian semua kok.


"Kamu kangen sama dia, kan?"

Tara memilih tidak mengindahkan pertanyaan itu. Tangannya meraih ember berisi pakan ikan, sebelum melemparkan isinya ke dalam kolam. Seketika makhluk-makhluk kelaparan itu menyerbu hingga menimbulkan sedikit keributan.

Sudah satu tahun, dan dia masih belum memaafkan kebohongan Leon. Menyebut nama lelaki itu, seketika membuat dadanya bergetar sakit. Rasa benci dan rindu bersatu padu, menyiksa hingga merasuk ke dalam ulu hati.

"Jika kamu masih temanku, jangan menyebut atau menyinggung apapun tentang orang itu!" ketus Tara begitu Lila telah duduk bersila di sampingnya.

"Baiklah!" Lila tidak ingin memperpanjang masalah. Dia sangat mengetahui sahabatnya itu. Waktu akan menyembuhkan segalanya. Apalagi Lila tahu, jika Tara masih sangat mencintai suaminya. Siapa yang akan rela melepaskan lelaki super tampan dan kaya raya seperti Leon.

Ah! Hanya saja dua kriteria itu tidak dimiliki Tara. Itu murni pemikiran Lila. Tara tidak silau akan pesona lelaki, dan uang? Sepertinya Tara memang hidup di planet lain. Di antara deretan rumah mewah, Vila, dan Kondo super canggih milik Leon, Tara justru memilih sebuah rumah sederhana di pedesaan untuk menjauh.

Menjadi petani dadakan. Lihatlah deretan berbagai tanaman palawija yang tumbuh 'ijo royo-royo' di halaman rumah baru Tara. Pemandangan itu memang cukup menghibur. Tidak bisa dipungkiri, Lila sangat senang menghabiskan akhir pekannya di sana. Memancing ikan gurame, kemudian menggorengnya sendiri, hal itu memang sangat menyenangkan.

"Menurutmu, apa tindakanku keterlaluan?" Walau bagaimanapun, Tara tak bisa melupakan kesedihan yang tergambar jelas di wajah Leon, kala lelaki itu melepaskannya pergi. Leon sama terluka dengan dirinya. Hanya saja, Tara ingin egois sebentar.

Kehilangan buah hati yang dia sendiri belum mengetahui kehadirannya, sungguh sangat menyakitkan. Terlebih dia harus kehilangan dengan cara yang sedikit tidak manusiawi. Meski Tara telah pulih sepenuhnya, tapi dia belum memaafkan Leon. Yah, lelaki itu telah menyembunyikan kehadiran Clara darinya. Dia kesal, karena Leon masih menyimpan rahasia di belakangnya. Mungkin Leon tidak mau dirinya khawatir. Tetap saja, menyimpan rahasia antara suami istri itu bukanlah hal yang baik.

Tara merasa telah dikhianati. Cintanya terasa tercabik-cabik. Dia butuh waktu untuk sendiri. Menata hati sekaligus berusaha memaafkan. Clara telah mendapatkan hukuman yang setimpal. Dia tidak akan pernah keluar dari balik jeruji besi. Selamanya. Kondisi mentalnya tidak stabil.

"Dia sama terlukanya denganmu. Valent mengatakan kepadaku, jika dia semakin sering ikut balapan. Dia juga bekerja tiga kali lebih keras dari sebelum kalian berpisah." Lila menggenggam jemari kurus Tara, "suamimu membutuhkan dukunganmu sekarang. Sudah saatnya kalian saling berbicara dari hati ke hati."

Satu tahun bukan waktu yang sedikit. Selama itu, Tara memutus hubungan apapun dengan Leon. Dia tahu, sesekali Leon akan mengunjunginya meski hanya melihat dari kejauhan. Lelaki itu masih selalu memantau keadaannya, memastikan jika dirinya baik-baik saja.

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now