Bab 9 - Putri yang Tersesat

1.8K 229 5
                                    

Bab 9 - Putri yang Tersesat

Sekitar tiga puluh menit sebelum bel pulang, di tengah ricuhnya suasana pabrik karena plastik-plastik yang baru selesai dipak, keributan kecil tak jauh dari mejanya membuat Lyra menoleh. Seorang karyawan baru dengan tingkah agak sedikit mengingatkannya pada gadis-gadis manja di film, atau tokoh princess di dongeng, berteriak pada salah seorang karyawan Umum dari bagian packing mesin potong. Lyra mengenalnya, mengingat pria itu cukup dekat dengan Ryan. Dhika.

Lyra mengangkat alis melihat betapa cukup keras kepalanya gadis itu menolak bantuan dari Dhika. Ketika Ryan muncul, bahkan menahan gadis itu agar ia tidak mengganggu Dhika, Lyra mengerutkan kening penasaran. Ryan sudah kenal dengan anak itu? Tunggu, ia tidak tertarik dengan gadis princess seperti itu, kan?

Begitu keributan itu berakhir, gadis itu pergi dengan menggerutu, atau mungkin mengumpat, sementara Ryan tersenyum geli sembari membawa sak berisi plastik yang dibereskan Dhika barusan. Saat pria itu melewatinya, Lyra menahannya.

"Siapa tadi?" ia bertanya pada Ryan.

Ryan merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Lyra dan berkata pelan di telinganya,

"Princess."

Mata Lyra melebar. Ia dan Ryan punya sebutan sendiri untuk putra-putri eksekutif yang bekerja di bawah seperti ini. Prince dan princess. Ia mendengus teringat pikirannya tentang gadis itu mengingatkannya akan princess dalam dongeng.

"Motif?" tanya Lyra lagi.

Ryan menggeleng, sebelum melangkah pergi. Sementara tatapan Lyra kini tertuju pada tuan putri yang tampaknya berada di tempat yang salah itu. Ia masih menggerutu, kemungkinan besar mengumpat, memaki Dhika, sembari bekerja.

Namun mengejutkannya, gadis itu tampak serius dengan pekerjaannya. Dia tidak hanya bermain-main atau mengeluh seperti kebanyakan princess yang pernah Lyra lihat.

Princess dari perusahaan mana dia? Lyra penasaran.

Perusahaan papa Lyra belum pernah bekerja sama dengan pabrik ini, karena itulah tak ada seorang pun yang mengenalnya di sini. Mungkin karena itu Lyra belum pernah melihat gadis itu di pesta perusahaan mana pun. Sepertinya, gadis itu juga tak mengenalnya.

Jelas, dia tidak terjun di perusahaan. Namun, jika dia tidak terjun di perusahaan keluarganya, lalu apa alasannya berada di sini? Jelas bukan untuk memata-matai. Bukan untuk urusan perusahaan. Lalu apa? Tersesat?

Saat Ryan lagi-lagi melewatinya, Lyra kembali menahannya. "Dari?" tuntutnya.

Ryan menggeleng. "Perlu gue cari tahu?" ia menawarkan.

Lyra menggeleng, tapi ragu. Apa motif gadis itu berada di sini? Apakah ada hubungannya dengan perusahaan? Bukan spy, sebutan darinya untuk orang-orang yang masuk ke perusahaan atau pabrik untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti yang ia lakukan kini, tapi princess. Itu pun tampaknya ia tidak berusaha menggunakan kekuasaannya juga. Tidak seperti princess yang Lyra tahu selama ini.

Lyra mengamati gadis itu, masih, dan keningnya berkerut heran tatkala gadis itu membantu karyawan lainnya mengepak. Bahkan gadis itu tampak ramah menanggapi pertanyaan dari karyawan lain. Ia juga tampak santai mengobrol dengan karyawan lainnya. Terkadang, ia tersenyum terlalu banyak seperti idiot.

Lyra mendengus pelan. Bertambah lagi satu orang bodoh di sini. Tidak cukup Prita, si princess itu juga. Benar-benar ....

***

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang