⁰¹⁹ bab sembilan belas

4.5K 774 26
                                    

━━━━━━━

019

━━━━━━━

 Kayaknya, di antara semua orang yang Canda kenal, cuma Neri-lah yang masih memakai ringback tone untuk nada sambung teleponnya. Canda nggak tahu apa kegunaannya, karena zaman sekarang jarang banget orang yang mau menggunakan jasa telepon berpulsa, apalagi Neri sendiri nggak bisa mendengar suara merdu Rayi yang diputar operatornya tiap kali Canda menelepon.

Yah, kalau Canda sih, nggak menolak! Cewek itu juga dapat promo gratis telepon ke semua operator setiap bulannya, jadi dia berada di pihak yang sangat amat diuntungkan.

Canda baru mulai ikut menyenandungkan lirik yang terputar, dan dia nyaris saja melupakan kepanikannya beberapa menit yang lalu, ketika tiba-tiba Neri memutuskan untuk mengangkat telepon.

"Yah, Rayiii!"

Neri mendengkus di ujung sana. "Nggak usah Rayi-Rayi-an."

"Ih, ibu kos-nya galak."

Tanpa melihat pun, Canda sudah tahu kalau temannya itu tengah memutar mata. Hal itu membuat Canda cekikikan. "Gue tutup, ya?"

"Ner, Ner! Ih! Jangan!" seru Canda buru-buru. Milo terlonjak kaget dari tidurnya. Kucing berbulu lebat itu memelototi Canda sejenak, sebelum akhirnya membalikkan tubuhnya untuk kembali terlelap selagi memunggungi tuannya. "Eh, kalau Milo gue jual, lo mau beli, nggak?"

"Lo kasih gratis juga gue nggak mau."

"Yaudah, lo aja yang gue jual, ya?"

"Gue tutup, ya. Assalamu'alaikum—"

"Ih, Ner! Gue mau ceritaaa!" bisik Canda keras-keras.

Jeda sejenak. Lalu, Neri bersiul panjang — seenggaknya berusaha untuk melakukannya, meskipun yang keluar dari mulutnya hanya berupa hembusan napas yang membuat Canda harus menjauhkan ponselnya karena ia merasa seolah-olah Neri sedang meniupkan angin ke telinganya.

Neri benar-benar harus berhenti untuk mencoba bersiul.

"Soal Ariq?"

Kedua alis Canda sontak bertaut. "Kok tahu?"

"Nebak. Soalnya, kalau bukan tentang Ariq, berarti cerita lo nggak seru."

Canda mendengkus. "Hidup gue nggak se-ngebosenin itu, kaliii."

"Yaudah, iya," ujar Neri. "Jadi, gimana?"

"Oh, iya! Back to the topic, jadi, barusan Ariq nge-chat gueee!" seru Canda antusias.

"Wow."

"Nggak usah komen," sembur Canda sebelum Neri kembali melontarkan komentar sarkas. "Yah, technically, gue duluan sih, yang nge-chat, tapi ... gila, sih ... gue sampai tremor tadi! Dia nawarin gue buat ke airshow bareng dia? Gue nggak tahu itu apa tapi kayaknya seru, nggak, sih? Tapi, gue nggak pernah ke acara gituan! Ini namanya nge-date bukan, siiih?"

"Oh my god."

"Ya, 'kan?!"

"Gue nggak ngerti lo ngomong apa."

"Ih, Ner!"

"Pelan-pelan, makanya," sahut Neri. "Dia ngajakin lo jalan?"

"AAAH!" jerit Canda. "Don't say the j-word! Gue jadi berharap banyak, kalau kayak gituuu."

Impulsif (on revision)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora