10.Byun Baekhyun

18.8K 1.8K 89
                                    

Tok-tok-tok.

Suara ketukan pintu membuat Sehun yang sedari tadi sibuk dengan berkas di hadapannya terhenti seketika.

"Masuk!" serunya. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Anda kedatangan tamu, Presdir." ucap asisten pribadi Sehun dengan sopan.

"Suruh saja masuk."

"Baik, Presdir."

Kepergian wanita muda yang ber-notabene sebagai asisten pribadi seorang Oh Sehun digantikan oleh kedatangan seorang lelaki dengan setelan serba hitam.

Atensi Sehun yang tadinya sibuk pada berkas-berkasnya, kini beralih pada seorang lelaki di hadapannya saat ini.

Lelaki tersebut berpostur lebih rendah sedikit darinya, kulitnya putih dan wajahnya mulus, nyaris sempurna.

Hal itu terbukti ketika lelaki tersebut melorot masker yang ia kenakan beserta kacamata hitamnya.

"Silahkan duduk." ucap Sehun mempersilahkan lelaki tersebut duduk di sebuah sofa yang ada di dalam ruangannya.

Lelaki itu dengan senang hati mendudukkan dirinya di atas sofa yang sudah dipersilahkan untuknya oleh sang empunya.

"Ada apa orang sibuk sepertimu datang ke kantorku seperti ini?" ucap Sehun sambil menyodorkan secangkir kopi yang baru saja asistennya bawa.

Lelaki itu tersenyum, kemudian meraih cangkir kopi tersebut dan menyeruput isinya.

"Kau keberatan karena kedatanganku?" tanya lelaki itu tenang.

"Tidak sama sekali. Kita bahkan tidak saling kenal. Jadi kenapa aku harus keberatan?"

"Ucapanmu benar. Tapi jujur saja, setiap langkahku sangat berat untuk datang ke sini."

"Berarti hal yang ingin kau sampaikan merupakan hal penting?"

"Betul sekali, Tuan Oh."

"Kalau begitu katakanlah."

Lelaki itu tersenyum.

"Sepertinya kau bukan tipe orang yang suka basa-basi."

"Benar. Aku benci membuang waktuku."

"Aku tahu. Itu terbukti ketika kau memilih menikahi Rachel."

Mendengar nama Rachel membuat Sehun tersenyum penuh arti.

"Sudah kuduga. Kau pasti akan membahas Rachel."

"Jika kau tahu, kau pasti juga tahu apa yang harus kau lakukan."

"Sayangnya aku tidak tahu."

"Kalau begitu biar kuberitahu. Lepaskan wanitaku, Oh Sehun." ucap lelaki itu dengan wajah datarnya bersama kesan dinginnya.

"Wanitamu? Apakah kau tidak salah bicara?"

"Tidak sama sekali. Dari awal dia memang milikku. Bukan milikmu atau milik siapapun!" tegas lelaki tersebut.

"Apa pentingnya sekarang dia milik siapa? Yang terpenting sekarang dia sedang bersama siapa, bukan?" ucapan Sehun membuat rahang lelaki yang duduk di hadapannya mengeras. Sebentar lagi emosinya akan tidak terkendali.

"Biar kukatakan padamu, hubungan kami belum berakhir. Kami masih sepasang kekasih. Aku kekasihnya. Dan dia kekasihku. Dia adalah hakku. Oleh karena itu, aku datang ke sini untuk mengambil milikku yang kau rampas."

"Kira-kira apakah dia masih ingin menjadi hakmu ketika kau telah meninggalkannya?"

Satu pertanyaan. Satu kalimat. Yang bisa membuat pria tersebut diam.

Bad Girl X Good Boy (RSB 1) Complete✅Where stories live. Discover now