•TWENTY SIX•

174K 11.8K 1.6K
                                    

🎼  Every time you hurt me, the less that I cry, and every time you leave me, the quicker these tears dry 🎼
____________

"Masih pusing, Bell?" tanya Kamila pada saudara kembarnya yang kini tengah terbaring lemah di atas kasurnya.

Bella mengangguk pelan, sedangkan Kamila meletakkan secangkir teh hangat dan bubur di atas meja di sebelah kasur Bella.

"Yaudah deh, gue berangkat sekolah ya? Jangan lupa makan buburnya!"

Bella mengangguk lagi seraya menegakkan tubuhnya.

"Bentar lagi paling Mama ke atas. Tadi Davin dateng mau jemput lo." ucap Kamila.

"Davin?" tanya Bella.

"Iya."

Tiba- tiba pintu kamar Bella terbuka. Sosok Davin terlihat. Cowok itu masuk lalu menghampiri Bella.

"Lo habis ngapain sih? Kok bisa sakit? Kan gue bilang, gak usah macem- macem, udah tumbang gini baru tau rasa kan?" Davin memberikan bertubi- tubi pertanyaan dengan nada cemas, Kamila tentu saja menangkap nada itu.

"Apaansi lo alay banget. Bentar lagi juga sembuh." balas Bella cuek.

Davin berdecak kesal. Matanya melirik Gadis di sebelahnya yang sedari tadi hanya memperhatikan.

"Lo juga. Kembarannya kan? Masa gak lo jagain sih, sampe bisa sakit gini." ujar Davin tiba- tiba.

Kamila melebarkan matanya.

"Maksudnya? Gue gak jagain Bella gitu?" tanyanya.

"Iyalah."

"Heh! Yang namanya sakit ya mana bisa di prediksi! Itu namanya kekebalan tubuhnya Bella lagi gak bagus, makanya dia sakit." balas Kamila dengan sedikit emosi.

"Apasih Dav, kok jadi nyalahin Kamila? Gajelas lo." timpal Bella.

Kamila mengeraskan giginya kuat- kuat. Ia sangat kesal dengan Davin.

"Yaudah Bell, lo makan ya buburnya sama diminum tehnya. Gue berangkat sekolah dulu, ya!" pamit Kamila yang dibalas anggukan dari Bella.

Kamila lantas melangkah meninggalkan kamar Bella. Tak mempedulikan Davin.

Ia memakai sepatunya secepat mungkin setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya.

                        -•••-

Hari ini, Kamila terpaksa menaiki angkutan umum untuk berangkat sekolah. Pak Yono tidak bisa mengantarnya karena harus mendampingi istrinya yang akan melahirkan.

Saat sedang berjalan menuju halte, Gadis itu dikejutkan oleh suara klakson motor.

Ia memasang wajah jengkelnya lalu menoleh ke arah sang pemilik motor tersebut. 

TIN! TIN!

Kamila berdecak kesal lagi.

"Berisik!" serunya.

TINNNNNN! TINNNN! TINNNNN!

Sialan.

"Apaan sih lo?!" tanya Kamila kesal.

"Naik." pinta Davin.

Iya, sang pemilik motor tersebut adalah Davin.

"Ogah." balas Kamila masih terus berjalan.

"Naik, Kamila." pinta Davin lagi.

Bodo amat.

"Kamila Veraninda, naik."

VinkaWhere stories live. Discover now