•TWENTY ONE•

163K 11.4K 1K
                                    

🎼kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf bila saja kusuka, saat kau ada yang punya.🎼
_____________

Setelah habis menangis semalaman di kamarnya, Kamila terlelap.

Paginya ia bergegas bangun dan bersiap menuju sekolah.

Seperti biasa, semua masalahnya ia lupakan dan digantikan dengan senyum andalannya.

Kamila and her fake smile.

--

Kakinya dengan pelan melangkah menaiki tangga. Matanya menatap kebawah tanpa berminat memandang ke depan.

Kamila menghembuskan napasnya lalu mendengar suara langkah kaki yang berlawanan arah dengannya.

Ia mendongak dan mendapati mata hitam itu. Mata hitam yang kini juga sedang menatap dalam mata miliknya. Sepasang mata hitam milik sesorang yang sudah merebut hatinya sedemikian rupa.

Masih terasa denyutan perih di hati Kamila kala matanya terkunci di mata Davin.

Gadis itu mempercepat langkahnya mencoba tak menghiraukan sosok jangkung itu.

Melewati Davin tanpa menyapanya seperti yang lalu-lalu.

Davin menatap wajah gadis cantik penyimpan beribu luka itu. Wangi vanilla tercium ketika Kamila berjalan melewatinya.

Wangi manis yang selalu disukai Davin.

Berat rasanya jauh dari Kamila.
Tapi Davin punya alasannya.

--

"Mil, are you okay?"

Kamila menoleh ke arah Alden seraya tersenyum dan mengangkat alisnya tanda sedang bertanya.

"I'm okay. Kenapa sih?"

Alden menghembuskan napasnya.

"Gue ada pas Davin ngomong itu ke lo." ucapnya.

Kamila diam.

"Udah jelas sekarang? Udah tau kemana hati lo harus berlabuh sekarang?" tanya Alden.

"Gue capek, Tha."

Kamila membenamkan wajahnya di pelukan Alden. Mencoba menahan tangisnya, namun hatinya bukan baja. Airmata itu turun juga.

"Ada kalanya lo harus istirahat saat lo capek, ada kalanya juga lo harus berhenti saat lo lelah."

Kamila mengeratkan pelukannya.

"Stay strong Kamila. I'm here for you."

Keduanya saling berbagi perasaan dan menguatkan satu sama lain.

Tanpa sadar sedari tadi sepasang mata hitam itu menatap keduanya dengan hati yang gundah.

--

"Mulai sekarang, lo gue yang anter ke sekolah sama pulang." ucap Davin pada Bella.

Kini mereka berdua sedang duduk di salah satu meja kantin.

Bella mengernyitkan alisnya sambil meminum jus mangga miliknya.

"Amanah nyokap lo. Gak ada bantahan." tambah Davin.

"Masa sih mama ngomong gitu?" tanya Bella seolah tak percaya.

"Iya, Bella. Udah, gausah ngeyel bisa?"

"Hm."

"Udah minum obat?"

"Udah."

"Pinter."

VinkaWhere stories live. Discover now