•FIFTEEN•

189K 12.5K 337
                                    

🎼Namun bila kau ingin sendiri, cepat cepatlah sampaikan kepada ku. agar ku tak berharap, dan buat kau bersedih🎼
______________

"Jadi, ada pertanyaan?" Suara Bu Arni dibalas dengan ucapan serentak dari seisi kelas,

"Enggak, buuu."

Bu Arni melepas kacamatanya minusnya lalu membawa buku yang di atas meja ke dalam genggamannya.

"Baik, saya sudahi pelajaran hari ini,  selamat siang."

Kamila langsung menjatuhkan kepalanya ke atas meja dan menghembuskan napasnya lega.

"Jajan, kuy!" ajak Edo.

Kamila lantas mengangkat kepalanya.

"Yok!" seru Cewek itu semangat.

Kamila melirik Revo yang sedang menatap Difa diam-diam. Sudut bibirnya terangkat sedikit.

"Lis!" panggil Kamila "Gue belom kasih tau lo sesuatu ya?"

Lisya mengernyitkan alisnya sambil menggeleng.

"Yok, kantin!" ajak Kamila seraya menarik tangan Lisya keluar kelas.

"Heh, kurang ajar lo berdua gak ngajak gue ya!" suara teriakan Difa terdengar sampai keluar kelas.

                     —•••—

"DEMI APA?!"

"Iyaa seriusan gue," ucap Kamila.

"Anjir, Revo! Pokoknya kita harus comblangin mereka berdua! Fix!" ucap Lisya semangat.

"Iyooo! Gak sabar gue liat Difa akhirnya bisa berhubungan sama cowok, seenggaknya kita buat hatinya Difa gak mati rasa." tutur Kamila yang dibalas anggukan setuju dari Lisya.

"Eh, gue juga mau kasih tau sesuatu," ucap Kamila dengan kata kata menggantung.

"Apaan?" tanya Lisya.

"Kemarin," Kamila terdiam dengan rona di pipinya "Davin bilang kalo dia naksir gue."

"DEMI APA?!" untuk yang kedua kalinya, Lisya kembali berteriak dengan kata kata yang persis sama.

Kamila tersenyum malu sambil mengangguk pelan.

"Gila ini kabar kenapa buat gue shock semua ya?" gumam Lisya.

"Menurut lo, Davin serius gak Lis?" tanya Kamila.

Lisya tampak berpikir lalu mengedikkan bahunya,

"Apasih yang gak mungkin?"

Sebuah senyuman kembali terbit di wajah Kamila.

Tuhan, tolong berikan waktu lebih lama lagi untukku merasakan kebahagiaan ini.

                    —•••—

"Mil, novel lo yang kemaren gue pinjem ilang! Gimana nih?" Difa berdiri di depan meja Kamila saat bel pulang sekolah sudah berbunyi.

"Yah Dif, yaudah deh gapapa. Berhubung gue lagi baik, jadi gue ikhlaskan." ucap Kamila.

"Jangan deh, ntar abis ini gue beliin yang baru." ucap Difa

"Ck, gausah! Gue ikhlas elah," tutur Kamila santai.

"Mau ke toko buku, Dif?" tanya Revo tiba-tiba.

Difa menoleh lalu mengangguk.

"Bareng gue aja sekalian, gue ada yang mau di cari juga nih," ucap Revo.

Kamila mengangkat kepalanya menatap kedua orang itu sambil tersenyum lebar.

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang