•TWENTY NINE•

173K 10.9K 392
                                    

🎼Am i just a fool? Blind and stupid for loving you🎼
_________

Ruangan bernuansa putih itu dilanda kesunyian. Seorang gadis tengah menahan isakan nan pilunya.

Matanya terus menatap sendu perempuan yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata tertutup. 

"Kapan bangun Kak? Semua kangen lo." mulut itu akhirnya mengeluarkan kata- kata yang sedari tadi hendak dilontarkan, namun tertahan.

Mamanya yang sedari tadi hanya diam, memberi waktu Kamila untuk berbicara pada Indy akhirnya menyentuh bahu Kamila, pelan dan hangat.

Kamila membalikkan badannya ke arah Mamanya serta Bella.

Tanpa butuh waktu lama, Kamila merengkuh tubuh wanita yang sudah melahirkannya itu. Begitu pula dengan Bella.

Keduanya terisak dalam dekapan hangat sang ibunda.

"Maaf ... maafin Mama sayang." setidaknya, kalimat itulah yang dapat terlontar dari mulut Mamanya.

Bella sudah tahu semua tentang keluarganya. Tentang Ibu tiri, Ayah kandungnya, serta Ibu kandungnya sendiri yang sudah diceritakan oleh Ayahnya.

Pada awalnya ia kecewa, namun ia pun menyadari. Masalah ini bukan hanya ia yang tengah merasakan, namun ada saudara kembarnya yang turut menghadapi masalah ini.

"Untuk Kamila .. maafin Mama karena selalu kasar sama kamu, gak pernah menganggap kamu ada. Tapi kamu harus tau, Mama ini tetap Mama yang melahirkan kamu. Selama Mama jauh dari kamu, Mama selalu pantau kamu dari Mbok Nur. Mama sayang kamu nak, tapi Mama gak bisa mengungkapkannya secara langsung sama kamu."

Kamila menitikkan airmatanya lagi mendengar nada hangat dari ucapan Mamanya.

"Untuk Bella ... putri Mama yang udah lama pisah sama Mama. Mama rindu kamu. Tapi Mama gak pernah tahu kamu dimana sayang.
Tapi percaya, Mama selalu mendoakan kamu tanpa kamu sadari, Bella."

Tangis Bella semakin keras mendengar penuturan dari Mama kandungnya. Ia mengeratkan pelukannya.

"Sampai kapanpun, kalian akan tetap menjadi putri kembar kesayangan Mama."

                  -•••-

Laki- laki berkaos hitam itu tampak kacau. Ia terduduk di lantai kamarnya seraya meratapi kebodohan yang selalu diperbuatnya ber-ulang- ulang.

Gadis dengan paras cantik yang terlalu apik menutupi kesedihannya selalu menghantui pikirannya.

Ia rindu mata teduh milik gadisnya.

flashback on

"Bella sakit leukimia Dav."

Davin terpaku seakan tak percaya mendengar penuturan itu.

"Bunda bohong?" tanyanya pada Bundanya.

"Bunda serius Dav. Dan.."

Davin mengangkat alisnya.

"Dan apa Bun?" tanyanya mendesak.

"Dia suka sama kamu, Davin. Mamanya yang bilang ke Bunda. Dia menginginkan kamu, tapi ia pendam bersama penyakitnya itu." tutur Bunda.

Davin memejamkan matanya mencoba menerima fakta pahit itu.

Seorang Gadis yang terlintas di benaknya kini, Davin sampai frustasi dibuatnya, takut menyakiti hatinya lagi.

flashback off

Davin menghembuskan nafasnya lelah. Rasa rindu sekaligus rasa bersalah benar- benar menjalar di dalam dirinya sekarang.

Ia mengacak rambutnya kasar.

"Jatuh cinta sama lo bisa bikin gue segila ini Mil. Gue bener- bener kangen lo." ucapnya pelan dengan mata tertutup.

                   -•••-

       Aku ingin menjadi hujan,
       Yang terus jatuh tanpa      
       mengenal rasa sakit,
       Tapi aku bukan rintiknya,
       Aku jatuh, terus jatuh,
       Tanpa sadar beribu luka telah                 tercipta,
      
       Aku tetaplah aku,
       Yang tahu rasanya sakit namun   
       tetap jatuh cinta,
       Yang tahu rasanya                
       dihempaskan namun
       tetap datang,

       Hai kamu sang pemikat hati,
       Hatiku jatuh tepat di hatimu,
       Orang bilang rasanya indah,
       Tapi kenapa bagiku ini     
       menyakitkan?
      
       - tertanda, aku yang    
         merindukan hujan.

 


                             -----
Ini part penyelesai konflik yaaa jd pendek,

Kalo vote dan COMMENTSnya banyaaaaaak bsk aku update!

See youuu💗💗💗

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang