•TWENTY FIVE•

171K 11.1K 132
                                    

"and he looked at me and it hurts, it hurts so much."

_____________

Sudah dua hari berlalu sejak mereka pergi ke mall bersama. Malam ini Kamila tetap menginap di rumah ayahnya.

Gadis itu bangkit dari tidurnya. Memang kamarnya dan kamar Bella kini sudah di pisah. Kamila sudah memiliki kamar sendiri.

Ia meregangkan ototnya. Matanya melirik ke arah jam di atas nakas.

Pukul 8:00 malam.
Kamila mengernyitkan alisnya. Dipikirnya hari sudah sangat larut. Ternyata belum.

Ia baru ingat bahwa tadi ia tidur sejak sore hari. Mengapa tidak ada yang membangunkannya?

Gadis itu lapar. Akhirnya Kamila memutuskan untuk keluar kamar.
Langkahnya menuju kamar Bella yang terletak tepat di samping kamarnya.

Diketuknya pintu itu perlahan. Sampai suara sahutan dari Bella terdengar dari dalam.

Kamila membuka pintu kamar Bella dan menyembulkan kepalanya.

"Lagi ngapain Bell?" tanya Kamila.

"Hmmm..Ngantuk gue..Kenapa?" balas Bella dengan suara samar-samar.

Bella sudah tidur pula rupanya.

"Gapapa. Ayah sama Mama mana?" tanya Kamila lagi.

"Tadi sih katanya mau ngehadirin acara pernikahan temennya," balas Bella dengan mata terpejam.

"Yaudah deh. Dah gih tidur, gue mau makan. Laper."

Bella mendengus. Kamila menutup pintu kamar Bella kembali dan melangkah menuruni tangga.

Ia membuka pintu kulkas yang terletak di dapur. Diambilnya sepiring kecil kue stroberi dan susu vanilla.

Saat gadis itu hendak naik ke atas, pintu rumahnya diketuk.

Kamila mengernyitkan alisnya.

Diletakkan makanan yang ia hendak bawa tadi di atas meja makan lalu ia melangkahkan kakinya ke ruang tamu.

Ia pun membuka pintu rumahnya dan terkejut saat mendapati Davin yang ternyata bertamu ke rumahnya. Oh, ralat, rumah Ayahnya.

"Kenapa? Nyari Bella?" tanya Kamila pada sosok cowok di hadapannya ini.

Davin tak mendengar pertanyaan itu. Matanya sibuk menatap Kamila tanpa berkedip. Membuat yang ditatap risih.

Kamila berdecak.

"Dav!" serunya menyadarkan Davin.

Davin tersentak.

"Eh? Iya. Bella mana?" cowok itu mengusap tengkuknya canggung.

"Bentar gue panggil dulu."

Kamila melenggang pergi untuk membangunkan Bella. Gadis itu kembali masuk ke kamar kembarannya dan mulai mengguncangkan tubuh Bella.

"Hmm..Apasih Mil.." Bella bergumam samar dengan mata tertutup.

"Bangun. Ada Davin, nyariin lo." ucap Kamila.

Bella berdecak singkat. Diraihnya selimut untuk menutupi kepalanya.

"Suruh pulang aja. Bilang gue tidur. Ngantuk parah nih gue." suruh Bella.

Kamila menghela napasnya pasrah. Nampaknya Bella memang sangat kelelahan. Akhirnya, Kamila keluar dari kamar Bella.

Ia menuruni tangga dan menghampiri Davin.

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang