•FIVE•

235K 14.8K 987
                                    

🎼 I hate you. I love you. I hate that. I love you. You love her. You need her. And i'll never be her 🎼
_________

Minggu pagi ini, Davin tengah bermalas-malasan dikamarnya. Apalagi yang dilakukannya selain bermain handphone.

Namun ada yang berbeda hari ini. Suasana hati cowok itu sedang baik. Entah apa yang membuatnya sebegitu lega karena baru saja putus dengan kekasihnya, Visha.

Seakan lepas dari jeratan hutang. Ia tak henti-hentinya tersenyum bahagia. Memang dari awal, laki-laki itu tak memiliki perasaan khusus dengan Visha. Tujuannya memacari cewek itu agar ia bisa menghindari Kamila yang tak henti-hentinya mengejar dirinya.

Namun Kamila tetaplah Kamila. Perempuan keras kepala yang sudah jatuh cinta setengah mati pada Davin sampai-sampai tak ada malunya lagi mengejar cinta cowok itu di depan banyak orang.

Sungguh sudah menjadi rahasia umum jika Kamila, anak IPA yang terkenal cantik itu mengejar Davin mati-matian. Sudah banyak laki-laki yang menjadi korban patah hatinya karena terus ditolak oleh cewek itu demi mendapatkan Davin.

Niat Davin menghindari Kamila dengan memacari Visha gagal total. Kamila dengan masa bodonya tetap mengejar Davin. Jadi percuma saja.

Visha, anak famous yang doyan memakai rok span dan seragam ketat itu senang luar biasa saat Davin memintanya untuk menjadi kekasihnya. Dengan senang hati diterima oleh cewek yang suka melanggar aturan itu.

Bukan. Ia bukan menginginkan cinta Davin, tapi hartanya.

Davin mengetahui hal tersebut saat salah satu sahabatnya tak sengaja mendengar obrolan Visha dan gengnya tentang harta Davin.

Tentu saja cowok itu sangat mempercayai ucapan sahabatnya. Jadilah ia memutusi Visha dengan senang hati.

Tok Tok Tok.

"Bang?" panggil sang Bunda dari luar pintu.

Davin menyahut.

Bundanya membuka pintu kamar Davin perlahan.

"Astaga! Kamu belum mandi ya Bang?!" lengkingan sangar itu membuat Davin meletakkan ponselnya di atas kasur dan menatap Bundanya dengan gugup.

"Hehe..iya belum." kekeh cowok itu.

"Hehe Hehe..Mandi sana!!!" seru sang bunda garang.

Davin mengerucutkan bibirnya.

"Jangan galak gitu dong Bun, lemah lembut kek, biar Abang luluh." gerutu Davin.

Bundanya menggelengkan kepalanya heran.

"Gak ada lemah lembut. Mandi, abis itu anterin Bunda ke rumah sahabat lama Bunda, oke?"

Davin menoleh ke arah bundanya.

"Sahabat lama? Asek banget!" ledek Davin.

Bundanya mendengus pelan.

"Udah cepet, Bunda sama Narin tunggu di luar." ucap sang Bunda seraya menutup pintu.

Vinkaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें