•TWENTY THREE•

164K 11.5K 878
                                    

🎼 Cinta tak bertumpu pada lidah. Lidah bisa berkata, namun hati tak sejalan, kata-kata tak menjamin cinta 🎼
_________

Lisya, Difa, Revo, Alden, dan Edo masih benar-benar tidak percaya dengan cerita Kamila.

Kamila menceritakan semuanya. Mulai dari ayah kandungnya yang sesungguhnya sampai Bella yang ternyata kembarannya.

"Tapi lo sama Bella emang agak mirip sih." ucap Revo.

"Hah? Masa sih?" tanya Kamila.

"Iya, mata lo berdua mirip." ucap Revo.

"Wah, gak nyadar gue." balas Kamila.

"Terus sekarang lo tinggal di rumah Bella dong?" tanya Lisya seraya menusuk baksonya.

"Hm, semalem sih gue nginep di sana." tutur Kamila.

"Yah, kalo lo pindah rumah ntar kita ga bisa main ke rumah lo lagi dong." gerutu Lisya.

Kamila terkekeh.

"Ya gapapa main aja. Emang kenapa?"

"Ada Bella." ucap Lisya.

"Bella baik kok."

Semuanya hanya diam.

"Mil, Bella pacaran sama Davin ya?" tanya Edo.

Kamila mengernyitkan alisnya.

"Itu.." Edo menunjuk ke arah dua orang yang sedang saling tertawa dan tampak bahagia.

Davin mengacak rambut Bella sedangkan Bella balas mengacak rambut Davin.

Kamila diam. Semua kata-katanya bak tersangkut di tenggorokannya saja.

Sakit memang. Tapi ia bisa apa?

-•••-

"Mil, pulang bareng gue ya?"

Kamila merapikan buku-bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas.

"Wah. Rejeki nomplok ini mah. Mau lah, Tha!" balas Kamila dengan senang hati.

"Elo mah emang maunya yang gratisan aja tong!" ledek Edo sambil menyenggol pundak Kamila.

Kamila menyengir kuda.

"Ya iyalah. Gue jomblo sendiri. Mau pulang ama siapa?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Yang sabar ya Kamila-ku. Pangeran berkuda putihnya masih otw. Tungguin aja." celetuk Lisya.

"Nah iya, tungguin aja." timpal Difa.

Kamila hanya mencebik.

"Dah yok balik, Tha."

Alden mengangguk lalu mengambil helmnya yang diletakkan di atas mejanya.

"Yuk. Duluan yak!" pamit cowok itu pada semuanya.

"Duluan yaa. Daah!" Kamila turut berpamitan.

"Yoo! Hati-hati!"

Alden dan Kamila pun berjalan keluar kelas menuju parkiran.

-•••-

"Balik bareng lo berdua?"

Davin mendongak menatap Gian lalu mengangguk.

"Yaudah deh kita duluan ya."

"Mau langsung pulang?" tanya Davin pada ketiga sahabatnya.

"Enggak sih. Mau mampir ke cafe seberang dulu," balas Farhan.

VinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang