•TEN•

224K 15.3K 475
                                    


🎼 Ain't nobody hurt you like i hurt you. ain't nobody love you like i do 🎼
_______________

Hujan hari sabtu ini terus turun membasahi jalanan. Petrichor—aroma khas hujan menyeruak pada indra penciuman Kamila.

Gadis itu suka hujan.
suara hujan, aroma hujan, dan segalanya tentang hujan membuatnya lebih tenang. Kadang, ia ingin menangis sekeras-kerasnya mengeluarkan seluruh kesedihan yang mungkin sudah membeku di dalam hati. Kamila ingin menangis menerobos hujan, agar air matanya luruh bersama air hujan tanpa ada yang tahu bahwa dirinya sudah hancur.

Gadis itu duduk di salah satu cafe favoritnya. Sambil menyesap teh hangatnya, ia memandangi jendela cafe yang sudah disirami bulir-bulir air hujan.

Dipandanginya cheese cake kesukaannya yang belum tersentuh sama sekali.

Pikirannya melayang pada perkataan Indy lewat telepon, tadi malam.

Flashback on.

Ponsel Kamila bergetar menandakan sebuah panggilan masuk. Diraihnya benda pipih tersebut. Nama Indy tertera di layar ponselnya.

"Halo kak?"

"Mil, gue cuma mau kasih tau kalo gue, mama, dan papa bakal tinggal di Amsterdam sampe gue lulus kuliah."

Kamila terkejut mendengar ucapan Indy di seberang sana.

"Maksudnya gimana sih kak? gue ga ngerti."

"Apa yang kurang jelas sih?! Gue, mama, sama papa bakal tinggal di Amsterdam sampe gue lulus kuliah! udah gitu aja."

"T-terus gue dirumah gimana kak?"

"Ya kayak biasa aja. Emangnya kalo ada mama sama papa dirumah lo bakal di anggep? Enggak kan? Yaudah sama aja!"

Nafas Kamila tercekat. Betul memang, dirinya tak akan pernah di anggap di dalam keluarganya.

"Tapi kak— gue kan anak mama juga...kenapa gue gak ikut tinggal di Amsterdam?"

"Kalo lo ikut tinggal di Amsterdam, yang ada lo itu cuma bisa nyusahin."

"Lo ngomong apa sih kak?!"

"Udah deh lo gak usah banyak tanya. Intinya beberapa minggu lagi mama sama papa bakal balik ke indo buat bawa beberapa barang barang, dan mereka bakal balik lagi ke Amsterdam."

Kamila menggigit bibir bawahnya.

"Kak.."

Tut tut.

Belum saja Kamila usai mengucapkan kalimat selanjutnya tapi panggilan sudah terputus.

Gadis itu menghela napasnya sedih.

flashback off

"Bengong aja," suara seseorang membuyarkan lamunan Kamila.

Ditatapnya seseorang yang kini tengah berdiri ke depan mejanya sambil memandangi wajah Kamila.

"Eh, Farhan!" sapa Kamila.

"Gue boleh duduk di sini gak?" tanya Farhan.

Kamila mengangguk sambil tersenyum.

"Lagi nunggu orang?" tanya Farhan.

"Eh? Iya. Lagi nunggu temen lo, Davin." balas Kamila.

Farhan langsung terbatuk.

"Nunggu siapa?" tanya cowok itu lagi.

"Davin."

"Lo—"

VinkaWhere stories live. Discover now