Bab 20

1.8K 84 1
                                    

John's P.O.V

Sambil melangkahkan kaki menuju kamarku, aku melonggarkan dasi dan membuka beberapa kancing kemejaku untuk melepaskan sesak di dada. Sebenarnya aku tidak tega menyuruh Jack move on dari Jehna, tapi untuk kebaikan mereka berdua, aku harus melakukannya, karena setiap kali mereka bersama, selalu saja ada masalah. Seperti kata pepatah, 'lebih baik menyiapkan payung sebelum hujan.'

"John!" Aku menghentikan langkahku saat sudah berada di anak tangga ke dua, dengan cepat aku menoleh ke belakang dan mendapati Jehna tengah menggendong Zach, anak Zoe.

"Paman John!" Panggil Zach dengan riang. Aku tersenyum kecil saat ia memanggilku begitu.

Sambil berjalan ke arah mereka, aku bergerutu, "sudah berapa kali aku bilang Zach, panggil aku John saja. Panggilan paman membuatku terlihat seperti sudah tua." Aku mengacak rambut Zach dengan gemas.

Ia tertawa kecil, "paman John lebih cocok!" Balasnya masih tidak kalah riang.

"Apa?!" Aku berpura-pura mengamuk, lalu menggelitikinya. Suara tawanya mengisi ruangan ini. Membuat yang mendengarnya akan ikut tertawa juga.

"Hei! Lo mau buat anak gue mati ya?" Zoe menepuk bahuku. Dengan cepat aku mencengkram tangannya, berputar 180 derajat dan melayangkan tinju ke arah perutnya dan aku hentikan saat sudah di depan 1cm dari perutnya.

Zoe memegang perutnya dengan penuh dramatis, kemudian ia bersujud, "Zach... Tolong..." Panggilnya pelan. Jehna menurukan Zach dari gendongannya. Zach langsung berlari ke arah Zoe tapi bukannya menolong papanya, ia malah ikut berpura-pura melayangkan tinju ke wajah papanya.

Zoe langsung membaringkan tubuhnya di atas kemudian ia berpura-pura mati. Zach tertawa terbahak-bahak begitu juga dengan Jehna dan aku.

"Kalian konyol sekali." Ujar Jehna di sela-sela tawanya.

Ting. Tong. Suara bel rumah terdengar.

Zach yang suka mendengar suara itu, langsung berlari ke arah pintu dan membukanya.

"Uncle Jack!" Sahutnya. Ia langsung memeluk kaki Jack karena Zach masih berada di bawah 5cm dari pinggangnya. Jack melepaskan pelukan Zach dari kakinya dan menggendongnya.

"Apa kabar?" Tanya Jack dengan wajah ceria.

"Uncle bilang?" Balasnya dengan pandai. Jack mencium pipi Zach kemudian menurunkan Zach dari gendongannya.

"Pipimu sangat merah, Zach kepanasan ya?" Tanya Jack.

"Bukan kepanasan, tapi dia memang punya rona pipi yang imut, keturunan dari gue nih." Ujar Zoe bangga. Jack hanya tertawa kecil.

Aku daritadi hanya bisa berdiam. Melihat Jehna yang terpaku saat Jack datang, aku menghela napas lelah. I guess, cerita cinta mereka masih belum berakhir.

"Zach, mau main di kamarku? Aku baru membeli gundam baru, ayo kita pasang sama-sama bersama papamu juga." Ajakku.

Zoe yang seperti tau keadaan langsung mengangguk, "oke!" Kompak bersama Zach.

***

Jehna's P.O.V

Setiap ia melangkah, aku hanya bisa menahan napas. Aku tidak merasa ingin bicara dengannya sekarang. Aku.. Masih belum siap. Belum siap menerima kenyataan bahwa ia sudah tak mencintaiku lagi.

Bagaimana aku bisa tau? Intuisi seorang Jehna. Yang benar saja, 3 tahun tidak bangun dari koma, ia masih mencintaiku. Dramatis bukan? Lagipula...

Aku melihat cincin perak yang seakan-akan terlihat angkuh di jari manis Jack dengan sesak. Aku yakin, itu bukan sekedar cincin biasa. Mana ada laki-laki yang mengenakan cincin seindah itu? Kecuali kalau cincin itu memang ada pasangannya, yang aku yakin seratus persen cincin satunya lagi berada di jari manis wanita lain.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang