Bab 10

1.5K 112 0
                                    

Jehna membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Cahaya matahari langsung menusuk indra penglihatannya. Ia mengedip-ngedipkan kelopak matanya berkali-kali agar penglihatannya kembali normal.

Matanya menelusuri setiap sudut di ruangan yang ia tempati sekarang. Ia mengernyitkan dahinya dengan bingung.

Dimana aku?

Lalu tangannya mulai meraba-raba tempat di dekatnya. Empuk. Lembut. Hangat. Tunggu.. hangat?!

Jehna langsung melompat dari kasurnya. Matanya membelalak lebar. Jantungnya berdegup dengan kencang. Tubuhnya terasa panas apalagi wajahnya.

Pandangannya tidak lepas dari lelaki yang sedang tertidur di kasur itu. Lelaki itu bergeliat tidak nyaman. Dengan perlahan, ia membuka kelopak matanya. 3 detik kemudian, pandangannya bertemu dengan pandangan Jehna. Lalu ia tersenyum sangat manis.

"Pagi." Sapanya lembut sambil mengucek-ngucek matanya dengan malas.

"Ko­- kok a-ak- kamu bisa di sini?!" Tanya Jehna histeris.

"Tadi malam lo ketiduran. Terus Maggy pamit pulang, kita berdua gak tega lihat lo tidur di sofa, jadi dia baringin lo di samping gue deh." Jawab Zoe datar.

"Erm.. ki-kita gak nghemm,..."

"Apa?"

"Kita gak itu.. anu.. erm... gak macem-macem kan?" tanya Jehna salah tingkah.

Zoe terkekeh, "Lo lupa?"

Jehna membelalakkan matanya, "LUPA APA?!"

"Yah, lo lupa. Sayang banget. Kita have fun tadi malem." Ujar Zoe dengan senyuman mupeng.

"Lo bercanda, kan?" tanya Jehna takut.

Zoe tertawa. Bahunya bergetar, menutup matanya, memegangi perutnya. Lesung pipit...? Sejak kapan Zoe memiliki lesung pipit? Jehna terpesona. Tanpa sadar, Jehna tersenyum tipis. Zoe menghentikan tawanya. Lalu ia berdeham.

"Sini." Zoe menepuk kasurnya. Dengan ragu Jehna duduk di samping Zoe. Zoe merangkul bahu Jehna dan mendekatkan tubuh Jehna dengan dirinya. Kepala Jehna bersandar di bahu Zoe.

"Selama lo di deket gue, gue janji gak bakal nyakitin lo." bisik Zoe.

"Te-terima kasih."

"Apa?"

"Terima kasih uda nyelamatin gue kemarin. Terima kasih." Ujar Jehna dengan air mata yang mulai mengalir dari matanya. Zoe menghadapkan tubuhnya di depan Jehna. Lalu ia mengangkat dagu Jehna dengan tangannya. Ia menghapus air mata Jehna dengan lembut.

"G-gue gak tau gimana nasib gue jadinya kalo waktu itu lo gak nyelamatin gue..." ujar Jehna ditengah-tengah tangisnya.

"yang penting, lo uda gak apa-apa sekarang. Iya kan?" Tanya Zoe lembut. Jehna mengangguk. Ia mengelap air matanya lalu tersenyum lebar.

"Gue sayang lo Zoe." lalu Jehna memeluk Zoe dengan erat. Zoe sempat terhuyung. Tapi ia langsung membalas pelukan Jehna dengan lembut.

"Wow." Ujar seseorang dengan nada terkejut. "Maksud gue, lo berdua ngapain?!! Ini rumah sakit!!!" teriak John histeris.

Zoe dan Jehna langsung melepaskan pelukan mereka dan salah tingkah. Mereka berdua saling menyeringai. John meletakkan keranjang buah di atas meja dekat kasur. lalu ia mengambil buah pir dan melemparkannya ke Zoe. Dengan sigap Zoe mengambilnya dan mulai memakan buah pir itu.

"Gue punya mana?" tanya Jehna.

John mengambil buah apel dan melemparkannya ke Jehna. DUK! Buah apel itu mendarat mengenai jidat Jehna dengan kuat.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang