Bab 14

1.4K 91 3
                                    

Jehna's P.O.V

Aku berjalan di tepi jalan yang berjejer dengan toko-toko. Aku masih jengkel dengan kejadian tadi. Cih, Nathan, siapa dia? Tukang provokator!

Aku menghentakkan kaki sambil menoleh ke arah kiri dimana toko-toko berada. Lalu mataku terpaku pada sebuah toko yang tampilannya sederhana. Aku berdiri cukup lama di depan pintu toko itu, dan akhirnya aku putuskan untuk masuk ke dalam.

Tring. Bunyi bel pintu saat aku masuk.

Aku menelusuri setiap sudut toko sambil berdecak kagum. Toko ini tampak sangat mewah dan indah. Ternyata juga luas. Banyak sekali aksesoris yang cantik dan indah.

Kemudian aku berjalan dengan pelan sambil menatap ke dalam kaca yang berisikan aksesoris cantik. Lalu kulihat sebuah gelang. Gelang yang sederhana tapi terlihat sangat indah!

"Gelang itu hanya ada 1 pasang. Dan hanya bisa di beli jika kedua gelang itu di ambil." Jelas seorang wanita yang tampak sudah berusia dengan tatapannya yang hangat.

Yah, harus ambil dua-duanya baru bisa beli. Aku cuman mau satu, terus satunya lagi gimana? Masa pakai dua-duanya? Kan jadi aneh gitu...

Tring. Bel pintu berbunyi menandakan orang masuk. Tapi hal itu tidak mengusikku. Aku menatap wanita itu dengan tatapan memohon.

"Bolehkah aku mengambil 1 saja? Aku tetap akan membayar dengan harga asli. Aku mohon." Pintaku dengan suara memelas.

"Maaf nona muda, saya tidak bisa. Gelang itu sepasang, dan tidak mungkin saya akan memisahkan mereka berdua. Mereka berdua sangat berharga jika bersama, tapi jika saya hanya menjual salah satunya berarti saya merusak citra mereka." Jelas wanita itu dengan tatapan menyesal.

Kenapa gelang itu seperti sepasang kekasih saja sih?

Aku mengerucutkn bibirku dengan kesal sambil mendecak, kemudian aku membalikkan tubuhku tapi kepalaku masih menghadap ke gelang itu dengan perasaan sedih. Lalu aku menghembuskan nafas dengan sedih.

"Kau terlihat sangat jelek saat begitu." Ujar seorang laki-laki.

Aku terkejut mendengar suara itu dan langsung menghadapkan wajahku ke arah laki-laki yang sedang berdiri menjulang tinggi di depanku ini.

Aku terlihat jelek saat begini, berarti saat aku tidak begini aku cantik, iyakan? Hahaha, it's my time to revenge.

"Berarti saat aku tidak begini aku terlihat c-"

"Tidak, kau tetap terlihat jelek. Hanya saja jika begini kau terlihat semakin jelek." Ejeknya dengan suara datar.

Darahku mendidih. Apa sih masalah cowok ini?! Kenapa aku selalu berakhir diam saat berbicara dengannya? Kenapa dia selalu menang?! Dan kenapa aku harus bertemu dengannya, lagi?

Dunia ini memang sangat sempit jika aku dan dia tinggal bersama-sama.

Aku lebih memilih untuk menghiraukannya. Aku berjalan melewatinya tanpa menoleh ke dia. Baru jalan beberapa langkah, suaranya menghentikanku.

"Aku ingin memiliki gelang yang kau inginkan tadi, bagaimana jika kita berdua memakainya?"

Hmm, terdengar sangat menggiurkan. Aku sangat ingin gelang itu! Tapi mengapa aku harus memakainya dengan si kepo Nathan? Harga diriku bisa jatuh... Bagaimana ini bagaimana....

"Hm?"

Kali ini ia mengangkat alis matanya. Aku menatapnya matanya dengan menyipitkan mataku. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia sedang mengejekku. Oke, baiklah.

Dengan setengah hati, aku mengangguk tapi tatapan mataku masih tetap menatap matanya dengan intens. Dia ikut mengangguk. Dia tidak menatap mataku. Nathan memutar badannya dan membeli sepasang gelang unik itu.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Where stories live. Discover now