Bab 8

1.7K 112 4
                                    

Hey hey hey.

i'm back with another new part!

enjoy!

xoxo

@@@

Jack tersenyum miris. Ia seharusnya senang akan kejadian kemarin itu, tapi kenyataan menyatakan sebaliknya. Misi tetap harus dijalankan. Mimik muka Jack berubah menjadi dingin seketika.

Jack mengendarai mobilnya dengan laju menuju ke rumah Jehna. Sesampainya di rumah Jehna, ia langsung bertemu dengan John.

John menatapnya tajam. Jack tidak menghiraukan tatapan tajam John. Ia langsung masuk ke dalam rumah untuk menemui Jehna.

"Jehna." Panggil Jack lembut. Jehna mendongak, mengerutkan alis matanya dengan bingung. Jack baru saja memanggil namanya dengan lembut. Apa ia tidak salah dengar?

"Lo manggil gue barusan?" Tanya Jehna. Jack tersenyum lembut sambil mengangguk.

Jantung Jehna berdetak lebih cepat. apa-apaan ini? Jehna membalas senyuman Jack dengan senyuman aneh miliknya.

"Coba lo timbang berat badan lo." Ujar Jack. Jehna mengambil timbangan miliknya di dekat sofa. Lalu berdiri di atas timbangan itu. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya muncul angka 55 KG yang membuat Jehna senang bukan kepalang.

"Gue uda turun 5 Kilo, Jack!!" ujar Jehna senang. Jack tersenyum bangga sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Pipi lo tambah tirus." Ujar Jack sambil memegang pipi Jehna.

Jehna terkejut. Lalu ia tersenyum. Tangan Jehna memegang punggung tangan Jack dengan lembut.

"Makasih Jack." Jack mengangguk.

Luvin mengerang jengkel. Ia melihat adegan yang membuat hatinya terbakar. Ia memukul setir mobilnya dengan kuat.

"Jehna, tunggu gue. Gue bakal bikin lo milik gue. Selamanya." Ucapnya semacam janji.

Lalu Luvin menginjak kopling mengganti gigi serta menginjak gas dengan kekuatan penuh.

Dua bulan kemudian.

Jehna menatap dirinya di depan cermin dengan perasaan puas. Sekarang body­­-nya sudah langsing. Pipinya tidak se-tembem dulu lagi. Dia sudah percaya diri jika disuruh memakai pakaian seperti gaun yang pas body.

Tapi ada satu hal yang membuat dirinya merasa bingung. Jack. Nama itu. Sikap Jack yang semakin melembut. Jack memperlakukan Jehna bagaikan putri. Bahkan mereka sempat berkencan beberapa kali.

Tiba-tiba handphone Jehna bergetar. Nama Jack terpampang di layar hp Jehna.

"Halo?" suara di seberang sana memanggil.

"Halo."

"Jehna, boleh nemenin gue ke pesta ulang tahun temen gue gak?"

"erm... "

"kalau gak mau ga-"

"ya, gue mau."

"thanks ya, gue jemput lo sekitar 10 menit lagi. Tut."

Jehna tersenyum riang. Lalu mengganti pakaiannya. Ia memakai gaun berwarna hitam tanpa lengan dan panjang gaunnya pas di lutut. Tidak terlalu terbuka. Cukup sopan.

Jehna mengambil hp-nya dan bergegas turun ke bawah. Saat di bawah, ia bertemu dengan John yang tengah menonton televisi.

John menoleh ke arah Jehna. Ia mengangkat alis matanya.

"mau kemana lo?" tanya nya.

"mau nemenin Jack ke pesta ultah temennya." Jawab Jehna datar.

"loh, Jehna, mau kemana?" tanya mamanya yang baru keluar dari kamar.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang