Bab 3

2.1K 118 3
                                    

Aku tidak suka tatapan itu. tatapan itu begitu tajam, dingin, tak berperasaan, dan misterius. Maksudku, aku kan bukan orang jahat, tapi mengapa dia harus menatapku seolah-olah aku ini wabah yang harus di hindari?

"kita mulai hari ini." ujarnya, suaranya yang maskulin membuatku bangun dari lamunanku.

"ap..apa?" tanyaku gugup, aku tidak bisa mencerna kata-katanya. Tapi dia hanya menatapku datar.

"ruang olah raganya ada di lantai atas, terserah kalian mau olah raga dimana, yang penting hati-hati ya." ujar mama setengah berteriak dari dalam dapur.

Aku berjalan menuju ruang olah raga, tidak berminat olah raga di luar rumah. aku merasa laki-laki itu berjalan mengikutiku dari belakang. jantungku berdetak tak karuan.

Sampai di depan ruang olah raga, aku membuka pintunya, dan masuk kedalam. Begitu juga dengan sang trainer itu. dia menutup pintunya. Ruang ini kedap suara, jadi dari luar sana, tidak akan terdengar suara apa pun dari dalam sini. Maupun sebaliknya.

Bersama dengan sang trainer di satu ruang membuat ku sungguh tak berminat bernafas lagi. ingin saja, aku pingsan disini dan tak usah gym bersama dia lagi.

"coba timbang berapa berat badanmu." Ujar sang trainer. Dengan gugup aku berjalan ke arah timbangan, dan berdiri diatas timbangan itu. jarumnya menunjukkan ke angka 70KG. yang benar saja?! 70 kg? terakhir kali aku timbang, aku 73KG lho... berarti selama ini aku tambah kurus dong?

"hmm.. 70 kg." kata sang trainer sambil mencatat - catat sesuatu di bukunya dan menutupnya kembali. "kamu ingin turun sampai berapa kg?" tanyanya.

Bodoh ya dia? masa tanya begituan, ya mana ku tau. Trainer idiot. "um.. berat yang proposional untuk cewek, emangnya.... Berapa?" tanyaku balik. Dia menaikkan sebelah alismatanya.

"45 kg." ujarnya. 45 kg?! gak keringanan tuh? Aku ini ingin kurusan, bukan jadi kekurangan gizi.

"aku mau turun sampai 55kg aja deh." Ujarku.

"serius ?" tanyanya. Aku menatapnya bingung. Ya, serius lah. Bego kali ya trainernya.

"ehm... emangnya, kam...eh anda, mau saya.. turun sampai berapa?" tanyaku gugup.

"50?" ujarnya.

"erm... deal. 50kg." ujarku berusaha tersenyum. Lebih tepatnya memaksakan senyum. Dia membalas ku. dia tersenyum. Apa? Dia tersenyum?! Dia tersenyum!!! Oh astaga, dia seperti malaikat saja ketika sedang tersenyum seperti itu... tapi senyuman itu hanya singkat... dia kembali memasang wajah dingin nya.

"pertama-tama, kamu harus bisa mengatur pola makanmu. Tidak boleh yang dingin, tidak boleh yang berminyak, tidak boleh yang berkalori tinggi, tidak boleh, tidak boleh....blablabla..." yang benar saja, rata-rata yang tidak boleh itu, adalah makanan kesukaanku. Eskrim, kentang goreng, nasi goreng, semua itu tidak boleh... jadi makan apa dong aku? daun?

"kamu dengar apa yang saya katakan?" tanyanya dengan suara agak nyaring yang membuat ku bangun dari lamunanku.

"eh, iya. tidak boleh yang sehat-sehat... eh maksud saya, tidak boleh yang tidak sehat seperti sayur, ermm, maksud saya, yang berminyak..." ujarku salah-salah. Ugh! Wake up Jehna!! Bisakah kau tidak usah bersikap bodoh di depan trainer mu sendiri?!

"kedua, mengatur pola tidur mu. Tidak boleh tidur siang, tidak boleh tidur kemalaman, harus dari jam 9 malam sampai jam 5 pagi." Apa? Jam 9? Bangun jam 5 pagi? Geezzzzz!!!! Hari-hariku akan berlangsung dengan bosannya...

"ketiga, kamu harus berolah raga teratur, bersama gu.. maksud saya, bersama saya. Setiap harinya, tidak boleh telat. Perhari kita akan berolah raga selama 2 jam lamanya." Apa!? Setiap hari? 2jam?! Yaampun, tamat lah riwayatku...

"ini daftar-daftar makanan yang harus kamu makan." ujarnya sambil memberikan secarik kertas yang bertuliskan nama-nama makanan yang membuat perutku mual. Menjijikkan.

"mengerti?" tanya nya. Aku mengangguk lemas.

"sepertinya, untuk hari ini hanya itu saja." Ujarnya. Akhirnya. Sepertinya aku melupakan sesuatu... kalau tidak salah, dia kan yang...

"hidung kamu masih sering mimisan?" tanya nya. Aku agak kaget. Dia kok bisa.. oh iya, dia kan ada disitu ketika aku mimisan.

"um.. jarang."

"bagus, kamu harus mengonsumsi tahu mentah 2 kali perhari. Nanti saya akan bicarakan tentang itu kepada mama mu." Ujarnya seraya berjalan keluar dari ruangan ini. setelah memastikan dia sudah pergi, aku menarik nafas lega.

"sepertinya, tidak ada yang lebih buruk dari ini." ujarku sambil menghela napas lemas.

aku bergegas turun ke bawah. Dari sini, aku dapat mendengar percakapan trainer ku bersama mamaku.

"tante, saya pulang dulu. Oh iya, tante jangan lupa ya mengatur pola makan Jehna?" ermmm, aku tidak salah dengar kan?

"sip, Jack. Hati-hati." Ujar mama lembut. Aku segera bersembunyi di balik dinding ketika mendengar langkah Jack semakin dekat. Setelah langkahnya menjauh, barulah aku berlari ke kamarku.

Aku merebahkan diriku di atas dengan lelah. Sangat-sangat lelah. Pikiranku melayang kemana-mana dan terhenti ketika mengingat tatapan mata Zoe itu.

Zoe memang menyayangi ku. tapi kadang, rasa sayang nya itu membuatnya jadi over protektif terhadapku. Dan sungguh, hal itu sangat mengerikan. Bahkan papaku tidak begitu over protektif terhadapku.

flashback ; aku sedang bercanda ria dengan tony, temanku. Dia hari ini mengajakku ke mall untuk berjalan-jalan. Aku sungguh senang, akhirnya ada yang mau menjadi temanku.

Tapi kesenangan itu tidak berlangsung lama. Zoe datang dengan tatapan sangar. Dia menatapku dingin, dan berubah menjadi tatapan membunuh ketika melihat tony. Dan saat itu, aku tau. Bahaya akan datang.

Aku menghalang Zoe yang berjalan dengan cepat ke arah tony. Dan Zoe langsung mendorongku hingga aku terpental ke belakang. Zoe menarik baju tony, dan langsung melayangkan satu pukulan ke arah wajah tony hingga terjatuh.

Aku tak tega melihat tony, Zoe memberikan pukulan bertubi-tubi di wajah tony sehingga tony pingsan. Wajah tony bersimbah darah. Sangat mengerikan. Zoe hampir membunuhnya!

Zoe seperti mengatakan sesuatu ke tony, tapi aku tidak bisa mendengarnya, karena aku cukup jauh dengan mereka.

"tolong panggilkan ambulan." Ujarku ke salah satu penonton. Dia mengangguk.

Dengan langkah pelan, aku berjalan ke arah Zoe yang sedang berdiri di atas tony. Nafasnya terengah-engah.

"zo..e." panggilku dengan lirih. Dia menoleh ke arahku. Menatapku dengan tajam. badanku bergetar hebat. Zoe sangat mengerikan. Dan sangat tampan. ugh, bisa-bisanya aku berpikir seperti ini.

Zoe berjalan ke arahku dan langsung menarikku ke pelukannya. Aku kaku. Tidak bisa bergerak untuk memberontaknya.

"jangan pernah dekat dengan laki-laki lain." Ujarnya dengan nada tegas dan memaksa. Aku langsung mendongak dan menatapnya dengan tatapan bingung. Erm, hidung kami bersentuhan. Jarak wajah kami hanya 3cm.

"mengerti?" tanya nya sambil menatapku intens. Aku seperti terhipnotis, dan dengan gugup aku mengangguk. Dia tersenyum lembut yang hampir membuat meleleh. Demi Tuhan, ciptaan Mu memang benar-benar sempurna. lol

"yuk, pulang." Ajaknya. Aku mengikutinya. Flashback end.

Dari saat itu, aku tidak berani untuk mencari teman laki-laki lain. Aku tidak ingin mereka terluka hanya gara-gara berteman dengan ku.

Zoe semakin protektif sejak itu. hal ini, tidak dapat ku beritahukan kepada orang lain. Aku takut, dia murka dan akan membunuhku. Demi apapun, aku masih belum ingin mati.

Entah mendapat dari bisikan mana, aku merasa bahwa Zoe ada rasa lebih dengan diriku. Maksudku, aku tidak geer atau apa, aku hanya merasa dia...terobsesi denganku? Tidak, Jehna, buang pikiran negatifmu jauh-jauh. Zoe cowok baik. Sangat baik. Dia baik. Dan tampan.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang