Bab 15

1.4K 90 1
                                    

Jehna's P.O.V

Hari pertama kuliah ku. Aku tersenyum lebar penuh makna. Orang-orang menatapku dengan tatapan 'dasar orang aneh!'. Hei! Apa salahnya aku tersenyum di hari pertama ku kuliah? Bilang saja kalian iri karena aku sedang senang!

Aku berjalan melewati setiap orang yang sepertinya mempunyai awan mendung di atas kepala mereka dan sesekali keluar asap yang ditimbulkan oleh petir, tanpa menghiraukan tatapan mereka.

Well, karena ini kali pertamanya aku kuliah dan aku baru pertama kali di sini, aku tersesat. Bagaimana tidak? Gedung ini sangat luas! Bahkan lebih luas dari Gedung Putih di Washington D.C!

Aku bingung mengapa ada gedung kuliah sebesar ini. Untuk apa dibuat gedung sebesar ini kalau isi nya orang-orang yang tidak ramah! Kecantikan gedung ini tidak membuatku menarik lagi.

Okay, sekarang sepertinya di atas kepala ku sudah keluar awan mendung. Aku jengkel sekarang. Pakai banget! Kalau bisa 'banget' nya punya 't' dipanjangin biar jadi 'bangettttttttttt'.

Leher ku sudah pegal karena sedari tadi aku menoleh ke arah kanan,kiri dan belakang tanpa henti hanya untuk mencari kelasku! Bayangkan!

Hahh, daripada kayak orang bego begini mending aku langsung bertanya.

"Permisi, bisa tolong tunjukkan dimana..." Aku memberikan secarik kertas yang berisi nama kelasku.

"Ah ya, anda jalan saja..." Suara yang familiar itu langsung membuatku mendongak, menatap siapa yang sedang berbicara di depanku ini.

Ternyata Jane. Jadi, dia kuliah di sini juga? Aku tersenyum senang saat melihat Jane.

"Jane!" Panggilku dengan riang yang membuat Jane langsung mendongak menatapku.

Dengan wajah yang senang, ia menyapaku kembali. "Jehna! Kau kuliah di sini ya?"

"Tidak, aku di sini cuma mau numpang mandi terus balik lagi." Ujarku berusaha bercanda tetapi Jane malah menatapku aneh.

Aku menyengir, "hehehe, tentu saja aku kuliah di sini." Ralatku.

Jane mengangguk pelan. Ia membawa ku mengelilingi gedung sialan ini hingga jempol kaki ku sudah seperti mau copot dari tempatnya. Yang benar saja, gedung ini terdapat 468 ruangan dan setiap ruangan memiliki fasilitas yang lengkap. Bisa membayangkannya?

Akhirnya setelah selesai diajak tur mengelilingi gedung sialan ini, Jane mengantarku ke depan kelasku.

"Well, aku pergi dulu. Nanti pulang, kita ketemu lagi. Di sini." Jane tersenyum manis dan pergi meninggalkanku.

Aku membuka pintu dan pemandangan kelas yang menakjubkan membuatku tidak berkedip mata sama sekali. Ruangan kelas yang oval? Emangnya kelas ini kelas untuk nyanyi? Tempat duduknya kayak di theater gitu dari atas sampai ke bawah. Beberapa tempat duduknya sudah diisi.

Mata ku terpaku saat melihat kedua orang yang duduk bersebelahan, saling tersenyum satu sama lain. Hatiku terasa seperti ditusuk oleh pisau tumpul. Sakit. Perih.

Aku tersenyum lemah melihat mereka berdua. Aku memilih tempat duduk yang paling bawah dan paling ujung. Berusaha agar tidak terlihat oleh mereka. Tepatnya, tidak terlihat oleh Jack.

Aku tidak tau Jack masih kuliah. Yang aku tau tentang Jack ialah...... Mataku membulat. Aku tidak tau apa-apa tentang Jack. Aku tidak pernah tau bagaimana kehidupannya. Jadi selama ini, aku menyukai Jack karena apanya?

Seketika aku merasa Jack sangat jauh dari jangkauanku. Dia jauh. Tidak bisa ku gapai. Dia seperti bayangan. Setiap kali kucoba tuk ku gapai,... Entahlah. Sekarang, bagiku dia hanyalah orang asing. Aku tak mengenalnya. Dan dia bahkan tidak berusaha untuk membiarkan aku tau tentang dia.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang