Chapter 53

2K 122 16
                                    

Hello guys,, am really really really sorry,, it took so long to update this story...
I hope you can understand that am super tired and don't have much time to do an update :(
I really hope this chapter is good and you like it, please enjoy it and don't forget t comment, vote, like and spread this story :)
PLEASE ENJOY IT :D
-------------------------------------------

Niall’s POV :
Aku tidak tahu berapa lama kami tertidur, ketika aku membuka mata, tubuhku dan Charlotte sudah tertutup selimut dan ada cahaya mentari yang masuk, api di perapian juga sudah padam. Kuregangkan kakiku dan melihat bahwa Capt. Johnson tidak ada, kubangunkan Charlotte perlahan dan kutinggalkan ia di sofa untuk melihat keadaan. Aku segera keluar dari kantor Capt. Johnson dan bertanya kepada petugas yang berjaga. Ia mengatakan kalau Capt. Johnson pagi-pagi sekali tadi sudah pergi bersama beberapa rekannya untuk menangkap penjahat. Lega rasanya aku mendengar berita itu, lalu aku melihat sosok Oom Bruce datang dari pintu luar dan ia membawa bungkusan ditangannya. Ia menghampiriku dan memelukku dengan tangannya yang kosong.

“Thank God kau dan Charlotte selamat. Oom sibuk mencari kalian berdua dan sudah putus harapan ketika tidak ada kabar mengenai kalian,” ujar Oom Bruce. Kami berdua berjalan menuju kantor Capt. Johnson, begitu kami masuk, Charlotte langsung memeluk ayahnya dan menangis bahagia.
“Oh dad, am glad to see you,” ujarnya di sela isak tangisnya.
“Ssshh my sweet heart, you’re safe now, and am very glad to see you too,” ujar Oom Bruce menenangkannya.

Aku dan Charlotte menikmati segelas cokelat hangat dan sandwich yang dibawakan oleh Oom Bruce, Charlotte meminum minuman kesukaannya dengan pelan dan menikmatinya, ia duduk di samping papanya dan Oom Bruce tak henti-hentinya memegang tangannya. Aku meceritakan semuanya kepada Oom Bruce secara singkat dan berharap bahwa kali ini Harrold tidak akan bisa lolos, dan kalau aku boleh berkata jahat, aku ingin dia mati agar tidak mengganggu aku dan Charlotte. Kami cukup lama berada di dalam kantor Capt. Johnson, yang baru kembali sekitar pukul sepuluh dan masuk dengan raut wajah yang cukup tegang.

“So how is it going?” aku langsung bertanya.
“Well, semuanya berjalan dengan baik dan untung saja saya segera kesana pagi-pagi, kalau tidak kami akan kehilangan jejaknya,” ujar Capt. Johnson.
“Jadi, maksudmu si bedebah Harrold dan komplotannya sedang bersiap untuk kabur?” tanya Oom Bruce.
“Yes, you’re right. Kalian harus melihat ekspresi Harrold ketika saya dan teman-teman berhasil memergoki mereka, dan yeah boleh dibilang Harrold melawan cukup keras dan sempat ada baku tembak yang terjadi,” lanjut Capt. Johnson.
“So.....is Harrold die?” tanya Charlotte dengan suara pelan.
“Hmffh, well bagaimana saya mengatakannya ya, Harrold yang terlebih dahulu menembak ke arah kami, dan salah satu petugas berhasil menembak balik dan mengenai dadanya, ia terjatuh dan anak bauahnya yang lain berhamburan lari ke dalam rumah begitu melihat Harrold roboh. Kami langsung berlari menuju Harrold berada, ia masih hidup, tembakan tadi tidak mengenai jantungnya tapi berhasil membuatnya kehilangan banyak darah, ia masih cukup sadar karena ia sempat mengucapkan kata-kata kasar kepadaku. Lalu semuanya berlangsung dengan cepat, kami berhasil menemukan semua anak buahnya, dan seperti yang kau bilang Niall, kawanmu George dan wanita yang ada disana memang tidak bersalah, tapi karena mereka berada di dalam kawanan Harrold maka dengan terpaksa tetap kami tangkap, dan seperti janjiku padamu, mereka hanya akan dikenakan hukuman ringan. Kemudian Harrold saat ini sedang berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, bagaimana pun juga dia berhak mendapatkannya, dan aku berjanji kepada kalian, terutama padamu my dear Charlotte, setelah ia membaik, ia akan langsung dipenjara disini, dibawah pengawasanku, seumur hidupnya, dan aku akan memastikan bahwa ia tidak akan bisa mengganggu kalian lagi,” jelas Capt. Johnson panjang lebar.
“Well, syukurlah kalau begitu, terimakasih banyak Capt. Johnson,” ujar Charlotte sambil memandangiku dan tersenyum lega.

Kami diizinkan berada di dalam ruangan Capt. Johnson hingga waktu makan siang, Oom Bruce dan Capt. Johnson mengobrol berdua di mejanya sedangkan aku dan Charlotte saling berpelukan menikmati kelegaan yang tak terkira, kami merasa letih dan kotor akibat kejadian kemarin. Lukaku masih sedikit nyeri namun sudah lebih baik, Charlotte begitu bawel menyuruhku ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan obat, namun aku tidak ingin berpisah sedetik pun darinya. Mendengar jawabanku ia hanya tertawa dan memelukku, mengatakan kalau ia sebenarnya juga tidak ingin berpisah dariku. Ketika jam sudah menunjukkan waktu makan siang, Oom Bruce menyudahi obrolannya dengan Capt. Johnson dan mengajak aku serta Charlotte untuk makan siang, sang kapten sangat ingin bergabung namun ia masih banyak tugas dan harus memastikan bahwa Harrold tidak akan bisa kabur dan anak buahnya juga harus segera diproses. Kami mengucapkan selamat tinggal dan tak henti berterimakasih kepada Capt. Johnson, ia mengantarkan kami hingga ke parkiran mobil dan mengucapkan selamat tinggal.

Oom Bruce mengajak kami makan siang di sebuah restoran yang bergaya rumahan dan sangat nyaman, kami duduk di bagian belakang dan menikmati kesejukan dari pohon-pohon yang ada disana. Harus kuakui aku sangat lapar dank arena itu aku dengan segera memesan makanan yang ada di menu itu, kurasa aku sanggup memakan semua yang disajikan kepadaku. Aku menyebutkan pesananku kepada pramusaji dengan cepat dan kemudian beralih kepada Charlotte yang ternyata sedang tertawa melihat tingkahku sedangkan Oom Bruce hanya tersenyum simpul. Setelah kami semua memesan makanan dan pramusaji sudah pergi, tawa Charlotte semakin menjadi dan itu membuatku salah tingkah di hadapan Oom Bruce.

“You’re so funny Niall,” ujar Charlotte di sela-sela tawanya.
“No I’m not, I’m just starving, don’t you?” jawabku.
“Hahahha, yea me too but hahahha, kamu lucu banget sih, too way hungry I guess,” godanya.
“Hehehe, yea aku bisa mati kalau tidak segera makan, rasanya seperti seabad aku tidak makan,” sahutku.
“Well, I’m glad that you both are happy,” ujar Oom Bruce dengan suara ringan.
“Yea dad, am so relieved now. I hope Harrold never show up again. Aku sangat takut dan aku benar-benar lemas ketika ia berkata bahwa Niall sudah tiada,” ujarnya dengan lirih.
“Ssshh babe, gak usah diingat-ingat lagi ya, am here now, right next to you, you’re safe now,” ujarku menenangkannya.
“Yep, he is right my child, you’re safe now,” ujar Oom Bruce sembari memandangi putri yang sangat ia sayangi.
Charlotte pun sedikit tersenyum mendengar ucapan dari papanya, dan ia tersenyum juga kepadaku sambil menggenggam tanganku.
Tak lama kemudian pesanan kami datang, dan tentu saja pesananku paling banyak. Kami langsung menyantap hidangan kami dan selama makan, kami tidak berbicara satu sama lain, masing-masing sibuk dengan makanannya.

“Fyuh, am full now,” ujarku sambil menepuk pelan perutku.
“Hihihi, kalau kamu nggak kenyang itu keterlaluan,” goda Charlotte yang juga sudah menghabiskan hidangannya.
“Hidangan yang enak,” ujar Oom Bruce sambil menyesap bir dingin yang ia pesan.
“So, what will happen next?” ujarku lagi.
“Hmm, Oom baru saja akan bertanya,” sahut Oom Bruce.
“I wanna marry her Oom, soon,” jawabku jujur dan tegas.
“Of course Niall, kau mendapatkan izinku, Oom juga berpikir bahwa kalian secepatnya saja menikah,” ujar Oom Bruce menyetujui pernyataanku.
“But, bolehkan kami menikah di Mullingar? I mean, I don’t wanna take risk about Harrold suddenly show up, atau temannya. Gimana Oom?” tanyaku.
“Well, Oom setuju sama kamu, how about you sweet heart?” tanyanya pada Charlotte.
“Uhm, first, aku mau bilang kalau aku senang sekali mendengar berita ini, tapi bisakah kita menunggu seminggu lagi? I mean, aku masih harus memulihkan diri dari semua ini, aku ingin menikmatinya, menikmati waktu bersamamu papa, dan Niall tentu saja, oh dan Ann. And then second, yes I would love to do it in Mullingar, it will be great!” ujarnya sembari tersenyum hangat.
“Of course my dear, we can wait until both of you are ready,” jawab Oom Bruce sambil tersenyum.
Aku tersenyum dan sangat bahagia, aku tidak sabar untuk memberitahu Mama dan keluargaku di Mullingar sana.

to be contiunued
--------------------------------------

HOW IS IT GUYS???
siapa lega Harrold ketangkep+kena tembak?
kira-kira gimana ya pernikahan Niall dan Charlotte?
ada yang mau request sesuatu untuk bagian akhir? hehehe :p
hope you like it and enjoy it... please vote, comment, like and tell ur friends!
I LOVE YOU SO MUCH GUYS, MWAH -cens-

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang