chapter 30

4.1K 58 0
                                    

heyho~ I'm back and did 2 updates..
but its a short chapter by the way..
hope you like it guys,,
thanks for your support, I really appreciate that.
please don't stop supporting me and this story..
love you guys, xxx
--------------------------

Niall’s POV :

Sepulangnya aku dari kampus, aku tidak langsung pulang melainkan aku memacu mobilku menuju RSJ tempat Harrold berada. RSJ tersebut tidak terlalu jauh dari kampusku, hanya berjarak sekitar 30 menit dan sekarang aku sudah sampai disana. Nafasku memburu dan diriku sangat tegang, aku langsung menghampiri meja suster dan bertanya mengenai Harrold. Betapa leganya hatiku mendengar bahwa Harrold masih dirawat disini. Entah apa yang merasukiku, tapi aku sangat ingin bertemu dengan Harrold dan akhirnya meminta tolong suster untuk mempertemukanku dengan Harrold. Aku diantar ke ruangan khusus untuk menjenguk pasien dan menunggu kedatangan Harrold disana.

“Well..well..well.. Look who’s here. Miss me, little puppy?” sapa Harrold sambil tersenyum sinis. Ingin rasanya aku meninjunya, tapi kutahan amarahku dan balas menyapanya, “Well, I am not. I just wanna talk.”
Kulihat matanya memancarkan rasa penasaran dan ia duduk di hadapanku.
“So, what’s all about? Where’s my sexy bunheads?” tanyanya padaku.
“First, she’s not yours. And second, you don’t need to know where she is.” Balasku dingin.
“Buuhh, greedy Niall. It’s okay though, I will see her as soon as I get out from here.” ujarnya.
Aku terpaksa mengepalkan tanganku menahan diriku agar tidak meninju wajahnya yang menyebalkan, jika tidak karena rasa penasaranku, aku tidak akan mau mengunjungi Harrold.
“Ok Harrold, so you don’t know where she is, right?” tanyaku.
“Yeah, I don’t know.” Jawabnya singkat.
“Are you sure?” tanyaku lagi, memastikan.
“Yes. How many times I should tell you. You wasting my time with silly question.” Jawabnya kasar.
“Well, ok. Aku hanya butuh jawaban itu. And now I’ll leave, bye Harrold.” ujarku sambil berjalan keluar.
“Hey, something’s happen. Right. To her. And you can’t help her. I can tell, that’s why you came here. Hahahha… Poor Niall, you can’t protect her. Leave her, I will take care of her. Hahahaha” teriak Harrold.

Aku membalikkan badanku dan mukaku merah padam akibat perkataannya. Kalau saja aku tidak dihadang oleh petugas yang ada di ruangan itu aku pasti sudah berkelahi dengan Harrold. Aku segera dibawa keluar dan yeah aku memang sudah mau pulang. Aku berjalan ke parkiran dan memacu mobilku menuju rumahku. Sesampainya dirumah, aku mandi untuk menenangkan pikiranku. Air hangat yang keluar dari pancuran menyentuh kulitku dan membuatku rileks, membantuku mendinginkan kepalaku. Sengaja aku berlama-lama mandi untuk melupakan sejenak semua kejadian ini, tapi hatiku tetap tidak tenang memikirkan Charlotte. Seselesainya mandi, aku segera mengirim pesan kepada Ann, memberitahunya mengenai kunjunganku ke RSJ. Tak lama setelah aku mengirim pesan, Ann meneleponku.

“Are you crazy Niall? Ngapain kamu ke RSJ?”
“Well, am not crazy, Ann. Aku cumin mau ngecek aja.”
“Oh gosh, Niall. Harrold is not going anywhere. Lagian dia gak tahu kan Lotty di Yunani?”
“Iya dia gak tahu, Ann. Tapi aku masih merasa tidak tenang Ann. Something’s happen.”
“Kamu berlebihan Niall. No need to worry. Lotty bakalan pulang kan minggu ini. Relax.”
“Oh Ann. I wish I can relax. Charlotte belum balas menghubungiku, Ann.”
“Niall, mungkin Lotty sibuk mempersiapkan kepulangannya, atau dokumen-dokumennya. Be positive.”
“Hhffh yeah, well if you say so. Aku bakalan bisa tenang kalau aku mendengar kabar dari Ann.”
“Well, maybe tomorrow she’ll call you back.”
“I hope so. Ok Ann, sorry if am bothering you. Let’s sleep. Good night.”
“Good night Niall.”

Kuhempaskan tubuhku di kasur seusai menutup telepon dari Ann, aku masih memikirkan Charlotte. Aku merasa ada yang tidak beres, aku merasa ia benar-benar membutuhkan pertolonganku. Mungkin kedengarannya gila, tapi perasaanku yang kuat terhadap Charlotte membuatku bisa merasakan jika ada hal yang tidak beres terjadi kepadanya, seperti ikatan batin. Kucoba memejamkan mataku tapi tak bisa, pikiranku melayang-layang memikirkan kemungkinan yang ada. Semakin dipikir semakin gila aku rasanya, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa. Haruskah aku pergi menyusulnya ke Yunani? Atau hanya menunggunya kembali. Bagaimana dengan Oom Bruce? Apakah ia mendengar kabar dari Charlotte? Semua kemungkinan berkecamuk di pikiranku. Kupaksakan diriku untuk tidur dan meyakinkan diriku bahwa Charlotte tidak apa-apa.

to be continued

-------------------

woohooo, what do you think?
pease comment,, I need to know your opinion.
sorry if its weird and blah blah blah..
hope you enjoy it.. comment, vote, like and spread this story...
thanks guys, mwah -cens-

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang