chapter 14

5.9K 87 3
                                    

wow glad to read your comments :)
what do you want with the ending part of this story?
happy ending or sad ending??????
hahaha
sorry if this chapter is too short, but hope you like it :)
don't forget to vote me please hihi
sooo...here we go....enjoy...
xx

-----------------------------------

Niall's POV :

"Harrold dan Charlotte tidak ada di pondok itu. Pondok itu kosong." ujarku kepada Ann dan Josh. Aku masih belum percaya dengan apa yang kudengar dari Oom Bruce, apalagi Josh. "You kidding me, right?" kata Josh sambil sedikit tertawa. "No, Josh. I'm serious. Kamu bilang mereka ada di sana, kenapa sekarang mereka menghilang?" ujarku sedikit gusar sambil kembali duduk di sofa. Aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, ketika kupikir aku sudah dekat dengan Charlotte, ternyata sekarang ia justru menghilang bersama Harrold. Aku sedikit frustasi, tidak ada yang berbicara selama beberapa menit, semua kaget dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Kulirik Ann yang juga menatapku cemas, kemudian kuihat Josh dan ia hanya mengangkat bahu.

"I can't handle this. Josh antar aku ke pondok itu sekarang, aku butuh mengeceknya sendiri. Meskipun aku tahu ia tidak ada disana, tapi aku pasti akan menemukan petunjuk disana, aku yakin." ajakku sambil bangkit dari sofa dan berjalan keluar pintu. "Well, if you want to do that, ok.. Ann, babe, you coming with us?" jawab Josh. "Sure I'm coming with you guys. Let's go." jawab Ann. Kami bertiga akhirnya pergi menggunakan mobil Josh menuju ke pondok tempat dimana Harrold menculik Charlotte.

***

Pondok itu memang terlihat sunyi sepi tapi tidak terlihat seperti pondok, justru lebih terlihat seperti rumah. Aku segera turun dari mobil dan menuju rumah tersebut. Josh dan Ann mengikuti di belakangku. Aku mendobrak pintu masuknya dan melihat sekeliling, berantakan dan tidak terlihat tanda-tanda kehidupan disana. Josh mengecek ke arah dapur dan belakang sedangkan Ann mengecek ke kamar. Aku meneliti ruang tamu dan pintu samping, nihil. Josh pun sama denganku, ia tidak menemukan apa-apa. "Sorry dude, I can't find anything. I'm really sorry." ujarnya sambil menepuk pundakku. Aku kemudian terduduk di sofa dan menghela nafas, memikirkan kemana Harrold membawa pergi Charlotte. Tak lama kemudian, Ann memanggil aku dan Josh ke kamar, kami segera menuruti dan menghampirinya.

"Look. Ini kan kalung Lotty." seru Ann. Aku melihatnya dan mulai mencari di kamar, siapa tahu menemukan petunjuk lain tapi ternyata petunjuk yang ada hanyalah kalung yang ditemukan oleh Ann. Tiba-tiba Josh berteriak mengagetkan kami semua, "Oh my God! Aku tahu dimana mereka berada. Kenapa nggak kepikiran ya." ujarnya semangat. "Where is it Josh? Tell us!!" ujarku sedikit berteriak. "Jadi, Harrold pernah cerita kalau di dalam hutan ini ada sungai yang mengarah ke kota, dan ia punya perahu bermesin disana. Aku yakin pasti ia pergi kembali ke kota bersama Charlotte." jelas Josh. "What the heck? Harrold kenapa sampai punya perahu disana? Dan rumah ini juga, milik Harrold kan?" tanya Ann kebingungan. "Ann, nggak ada waktu buat menjelaskannya, sebaiknya kita segera mencari Charlotte." tukasku. Josh mengatakan ia mengetahui pelabuhan yang terhubung dengan sungai yang ada di hutan tersebut dan tanpa membuang waktu kami segera kesana.

***

Pelabuhan itu terletak di pinggir kota dan tidak terlalu besar. Aku membuntuti Josh dan Ann menuju kesana. Josh segera menghampiri petugas jaga dan berbincang sejenak sementara aku dan Ann menunggu tak jauh dari sana. "Sorry Ann, aku nggak bermaksud marah kepadamu tadi." ujarku meminta maaf kepada Ann. "Well, its ok Niall. Aku tahu kamu mencemaskan Charlotte. Itu wajar kok. Aku juga cemas, hanya saja aku tidak habis pikir saja tentang Harrold. Kenapa Charlotte, NIall? Kenapa?" jawab Ann sambil sedikit terisak. Aku menenangkannya dan mengatakan kalau aku jug atidak tahu alasan Harrold melakukan semua ini kepada Charlotte. Kulihat Josh sudah selesai berbincang dengan petugas yang berjaga dan berjalan menghampiri kami. "Yep, its true Niall. Tadi pagi-pagi sekali, petugas jaga melihat Harrold bahkan sempat berbincang dengannya. Ia juga memebenarkan kalau Charlotte ada bersama Harrold. Ia sempat menanyakan kemana tujuan Harrold, tapi tidak banyak informasi yang ia dapatkan." terang Josh kepada kami. "Kemana Harrold membawa Charlotte?" tanyaku. "Uhm, petugas itu hanya mengatakan kalau Harrold sedang mencari penginapan di kota." jawab Josh. Mendengar informasi tersebut aku patah semangat karena kesempatan untuk menemukan Charlotte semakin kecil, di kota ini banyak sekali penginapan dan tidak ada satu petunjuk pun mengenai penginapan mana yang mereka tuju.

"Niall, I think we should go home and tell Oom Bruce about this. Kita udah berusaha mencari, kita harus istirahat." ujar Ann. Josh pun menyarankan hal yang sama dan mengatakan kalau aku juga tidak boleh memaksakan diri. Akhirnya kami kembali ke mobil dan pergi ke rumah Charlotte untuk menemui Oom Bruce.

Charlotte's POV :

Pagi harinya aku terbangun oleh suara serak Harrold yang menyebut namaku.
"Bunheads, bangun dan segera siapkan dirimu. We're leaving." perintahnya. "What? Where are we going? I dont' want to go with you." ujarku sambil bangkit dari tempat tidur. "Oh you will bunheads. Or you'll get hurt by this." balas Harrold sambil menodongkan pistolnya kepadaku. Aku terperanjat kaget, "You sick Harrold!! Just shoot me now so I can get free from you and your sickness." teriakku kepadanya. "Bunheads, don't make me. Do what I said now. You wasting our time!" bentak Harrold. Ketika aku tidak bergeming sedikit pun dari tempatku berada, Harrold menghampiriku dan menarikku mendekat ke arahnya, "Don't act stupid and do what I said." ujarnya sambil kemudian menciumku paksa dan menodongkan pistolnya ke perutku. Aku tidak bisa membantahnya,aku terlalu takut dengan pistol yang ia bawa, Harrold mampu melakukan apa saja.

Akhirnya aku menyiapkan diriku dan mengganti bajuku seadanya. Kemudian aku teringat akan Josh, entah mengapa aku yakin ia orang baik dan pasti akan menghubungi Niall jadi aku memutuskan untuk meninggalkan petunjuk baginya. Perasaanku mengatakan Niall pasti akan mencariku disini, jadi aku melepaskan kalung dari mama dan meninggalkannya sebagai petunjuk. Harrold sudah berteriak memanggilku dari luar, aku segera menyusulnya.
Kulihat ia membawa perlengkapan dan perbekalan yang cukup, aku benar-benar tidak tahu kami akan pergi kemana. Kami berjalan menyusuri hutan, ia menggenggam tanganku dan sesekali membentakku karena aku terlalu lamban. Setelah perjalanan sekitar 30 menit, aku melihat ada sebuah sungai dan perahu disana. Tanpa sempat memberiku kesempatan untuk bertanya, ia sudah menggendongku dan menurunkanku di perahu tersebut. Hari sudah mulai pagi, matahari sudah sedikit muncul dan sinarnya membuat pantulan yang indah di sungai itu. Harrold melempar barang bawaannya kemudian ia melompat ke perahu. Selama perjalanan ia diam saja dan aku juga tidak bertanya macam-macam kepadanya, aku hanya berusaha menikmati pemandangan sambil menerka-nerka tempat yang akan kami tuju.

Ternyata sungai tersebut mengarah ke kota dan kami sampai di pelabuhan kecil. Aku keluar dari perahu dan mengikuti Harrold menuju ke pos jaga. Kulihat ia masuk ke pos tersebut dan berbincang dengan petugasnya. Tak lama Harrold keluar dari sana diikuti dengan penjaganya, penjaga pos itu melihatku lalu bertanya pada Harrold, "is she your girl?" he ask Harrold. Aku hendak mengatakan hal yang sebenarnya namun Harrold memberiku tatapan tajam dan menjawab petugas tersebut, "Yes, she is. Any problem?" jawabnya datar dan tegas. Ia kemudian menggenggam tanganku, "Kalau sudah tidak ada masalah, we're leaving. Thanks Bob. Kami harus segera mencari penginapan" ujarnya sambil menarikku. Aku menoleh sekali lagi ke arah Bob, dan kuihat ia menatap curiga dengan kepergian kami.

***

Kami masuk ke sebuah penginapan yang kecil dan tidak mencolok perhatian. Tempatnya tidak begitu bagus dan tidak banyak yang menginap disana. Tidak banyak yang bisa diamati disana, sehingga aku hanya berdiri diam di samping Harrold. Wanita petugas penginapan menatapku dan Harrold dengan curiga, Harrold menyadari hal itu dan berdehem, dan wanita tersebut tidak lagi menatap kami, ia langsung memeberi Harrold kunci kamar dan mengucapkan selamat datang. Aku merasa wanita itu sedikit curiga dan merasa ia orang baik-baik dan dapat dipercaya.
Ketika tiba di kamar, tidak banyak yang ada disana, hanya kasur kecil dan sofa, meja rias kecil dan kamar mandi. Aku memberanikan diri bertanya padanya, "Apa yang kita lakukan disini Harrold?" tanyaku sambil berjalan menuju jendela. Ia menghampiriku dan memelukku dari belakang, aku sedikit terperanjat dan ia tertawa, ia tidak berniat untuk melepaskan pelukannya. "We're hiding from your Dad, from your puppy Niall and dari si pengkhianat Josh." he whispered in my ear. Aku terperanjat mendengar penjelasannya, "Darimana kamu tahu itu semua? See, my dad and Niall will find me, sooner or later. You can't always keep me like this." ujarku dengan nada gembira. "Aku punya banyak teman yang bisa kuandalkan bunheads, jangan meremehkanku, dan Josh si pengkhianat akan menerima balasannya. Kamu jangan terlalu gembira, aku bisa melakukan apa yang kumau dan aku menginginkanmu terus berada di sisiku." jawabnya sambl mencium leherku. Tangannya semakin erat memelukku dan aku berusaha melepaskan diri. "Stop it Harrold." ujarku sambil berusaha melepaskan diri darinya. Tiba-tiba ada suara pintu diketuk dan Harrold mengumpat. "Damn, who is it?" bentakknya sambil berjalan menuju pintu. Ternyata wanita penjaga tadi yang mengetuk, ia melihatku dari kejauhan dan dari tatapannya aku bisa mengerti bahwa ia menyadari apa yang menimpaku. "What do you want?" bentak Harrold. "I'm just checking if you need something." jawab wanita itu tenang. "I don't need anything, leave now." ujar Harrold. Wanita itu belum beranjak dari tempatnya, ia justru bertanya padaku. "Miss, you need something?" ia bertanya padaku. Harrold menolehkan kepalanya ke arahku dan menatapku lekat-lekat, aku tahu arti tatapannya itu. "U..Uhm.. I'm good ma'am, thank you." ujarku gugup. Ia kemudian meninggalkan kami dan kembali ke bawah.

Harrold sedikit gusar atas peristiwa tadi, moodnya berubah. Ia memutuskan untuk mandi dan aku beristirahat di sofa, aku memejamkan mataku sejenak dan tersenyum mengetahui bahwa papa dan NIall berhasil menemukan keberadaanku. Aku berdoa dalam hati agar mereka segera menemukanku, dan aku juga memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menghubungi mereka lagi. Kurasa aku sempat terlelap dan ketika aku sadar, Harrold tidak ada di ruangan itu, ada pesan diletakkan di meja rias, tulisan tangan Harrold, isinya cukup singkat, "I'll be back in 20 minutes, don't do any silly thing. Get some rest." begitu isi dari pesan yang ditulis Harrold.
Aku mengangkat bahuku dan memutuskan untuk mandi, kemudian setelah selesai aku tidur di tempat tidur yang ada. Meskipun hari masih siang, rasanya aku sangat mengantuk dan letih sehingga aku langsung terlelap.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang