Chapter 52

2.4K 154 41
                                    

Hi all, this is for you~~
hope you like it and please enjoy it :D
BTW, HAPPY HOLIDAAAAAY!!!! XD
--------------------------------------

Chapter 52

Niall’s POV:

Ini sudah hari keempat dan aku belum bisa menemukan cara yang tepat untuk keluar dari sini dan menyelamatkan Charlotte. George menyempatkan diri untuk menemuiku setiap hari dan membawa informasi mengenai Harrold, ia juga mengatakan padaku kalau Charlotte masih aman dan ada seorang wanita yang mengurus keperluan-keperluannya. Aku sedikit lega mendengarnya, aku bertanya kepada George apa saja rutinitas orang-orang disini agar aku bisa menemukan celah untuk kabur. George memberitahuku bahwa ada lima orang yang menjaga rumah ini dan tiga orang di luar, lalu setiap pukul tujuh malam biasanya mereka semua berkumpul di dapur untuk makan malam selama lima belas menit. Dave dan Harrold biasanya akan terus berada di dalam rumah ketika pulang dari berpergian, Harrold kadang berada di ruangan dimana Charlotte berada atau berada di ruang pribadinya membicarakan bisnis dengan Dave dan melakukan transaksi dengan orang-orang yang misterius.

“Ok, thanks for the information George, kurasa aku punya rencana yang cukup bagus, apakah kau mau membantuku?” ujarku.
“Yes I will do my best,” jawabnya.
“Katamu tadi pada pukul tujuh semua penjaga makan malam selama lima belas menit, lalu Harrold dan Dave di dalam rumah, jadi di luar berarti kosong kan. Nah, aku juga memperhatikan bahwa Harrold dan Dave setiap hari pergi dari siang hingga larut malam, jadi kurasa aku punya kesempatan untuk kabur bersama Charlotte saat itu,” ujarku membeberkan rencanaku.
“Yea, I think so but am not sure, kadang Harrold pulang lebih awal dan kau akan kabur dari sini dengan apa Niall?” ia bertanya padaku.
“Well, I think there’s another car in this house, atau mungkin aku bisa menggunakan salah satu mobil yang terparkir di garasi. Pokoknya aku harus mencoba semua cara agar bisa keluar dari sini bersama Charlotte,” ujarku tegas.
“Ok then, hati-hati. Besok aku akan membantumu keluar dari sini ketika para penjaga sedang makan malam. Sekarang kau beristirahat sajalah untuk menyimpan energi,” ujar George padaku.
“Yup, thanks dude, wish me luck,” jawabku.
Ia lalu pergi keluar dan kembali mengunci pintuku, aku berdoa kepada Tuhan sebelum terlelap agar rencanaku bisa berjalan dengan lancar besok, aku tidak mau mengulur waktu lebih lama lagi.

***

Keesokan harinya, waktu berjalan dengan cepat dan – seperti yang kuharapkan – Harrold pergi keluar bersama Dave.
Hari sudah mulai sore, dan aku menyiapkan diriku mencari benda atau alat yang bisa kugunakan untuk membela diri kalau-kalau rencanaku tidak berjalan dengan mulus. Aku menemukan sebuah obeng cukup panjang yang menurutku bisa kugunakan untuk membela diri, kuselipkan obeng tersebut di saku belakang celanaku, lalu aku menemukan pecahan kaca di pojokan pintu masuk dan kuselipkan di sakuku. Setelah itu aku tidak bisa menemukan apa-apa lagi yang bisa kubawa, aku menunggu kedatangan George dengan gelisah, aku tidak tahu pukul berapa saat ini tapi langit di luar sudah gelap dan keadaan sudah sepi.  Aku berjalan mondar mandir dan terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, bagaimana jika rencanaku tidak berjalan dengan baik, bagaimana jika Charlotte tidak bisa kubebaskan, aku benar-benar gelisah dan tegang. Aku tahu Harrold tidak akan segan untuk membunuhku atau melukai Charlotte, ia mampu melakukan apa saja dan sangat berbahaya. Aku memikirkan cara untuk bisa menghubungi Oom Bruce dan meminta bantuan, handphoneku masih mati dan tidak bisa digunakan sama sekali. Hampir seabad rasanya aku menunggu ketika tiba-tiba George datang dengan tergesa-gesa dan memberiku kode bahwa keadaan aman bagiku.

“Maaf aku sangat lama,tapi tadi ada sedikit masalah, tapi sekarang sudah aman, mereka semua ada di dapur, Harrold dan Dave belum kembali. Kamar tempat Charlotte tidak terkunci –aku tadi meminta wanita yang merawatnya agar tidak mengunci pintunya – dan ia juga sedang berada di dapur,” jelas George padaku sambil sesekali menoleh kearah pintu, takut jika ada yang tiba-tiba muncul.
“Ok, that’s good. Tapi sebelum itu, can I borrow your cell phone? Aku butuh untuk menelepon bala bantuan. Tell me George, kita ada dimana dan berapa lama perjalanan menuju kota?” tanyaku.
“Kita ada di daerah perbukitan, tidak terlalu jauh dari kota, sekitar 2 jam jika kau memacu laju mobilmu,” jelasnya.
Setelah ia membolehkanku meminjam ponselnya, aku segera menghubungi Oom Bruce dan mengatakan semuanya, aku juga minta padanya untuk membawa bantuan dan melapor pada Capt. Johnson, aku mengatakan kalau aku akan berada di pusat kota bersama Charlotte, berlindung di kantor polisi hingga keadaan aman. Lalu setelah itu aku dan George keluar dari kamar tempatku berada menuju tempat Charlotte dikurung, jantungku berdegup kencang dan aku terus menerus menoleh kebelakang, khawatir jika salah satu penjaga atau Harrold muncul dan memergokiku. Akhirnya sampailah kami di depan pintu tempat Charlotte dikurung, George menyuruhku masuk dan ia akan berjaga di luar, ia berpesan padaku agar tidak berlama-lama. Lalu aku membuka pintu dengan perlahan dan aku bisa melihat sosok yang kurindukan, ia sedang berbaring di kasur dan ia bangkit ketika mendengar suara pintu terbuka, lalu ketika ia melihat sosokku ia menjerit pelan dan wajahnya begitu terkejut. Aku segera menghampirinya dan memeluk dirinya.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang