Saka : Grab My Hand...

38.4K 4.5K 195
                                    

Author's Note :D

Selamat Menikmati saja lah!

_____________________________________________



"Muka kamu kusut banget, Laksmi..." ujarku prihatin, saat menatap Laksmi yang terduduk lesu di kursi meja makan kecil yang ada di dapur. Aku sedang menyiapkan pancake green tea, eksperimen masak ceritanya, soalnya yang berbau green tea kaya'nya lagi happening.

"Abis muntah," Laksmi meletakkan kepalanya di meja. Aku menghampirinya, mengelus punggungnya lembut.

"Masih mual?" tanyaku cemas. Sudah masuk minggu ke-18, tapi mual Laksmi belum juga berkurang.

"Udah nggak terlalu. Tapi aku lapar... Kamu masak apa?" Laksmi mengangkat kepalanya dan menatapku penuh harap.

Aku tersenyum. Sudah seminggu berlalu sejak pernikahan kami. Hubungan kami yaa... Begini-begini aja. Pagi Laksmi keluar dari kamarnya, biasanya dengan muka kusut karena mengantuk, sementara aku biasanya sudah siap karena aku harus ke kantor. Begitu duduk di kursi dapur, Laksmi langsung merengek minta makan. Entah bawaan bayi atau bagaimana, masakanku adalah satu-satunya makanan yang tidak dimuntahkan oleh Laksmi. Jadinya setiap hari aku memasak untuknya. Bukannya aku keberatan juga melakukannya. Kalau memang itu yang bisa aku lakukan untuk Laksmi, then be it.

"Aku bikin pancake green tea. Semoga aja enak," ujarku sambil meletakkan sepiring penuh pancake green tea yang tampak mengepul di depan Laksmi. Mata Laksmi terbelalak.

"Waaaww..." Laksmi tersenyum senang sambil mengambil satu pancake dan meletakkannya di piringnya.

Aku duduk di depan Laksmi, menatapnya yang memejamkan mata saat memasukkan potongan pancake ke dalam mulutnya. Ekspresi Laksmi membuatku puas. Nggak sia-sia aku bangun begitu pagi untuk menyiapkan sarapan buatnya.

"I'm really blessed to have you, Saka..." ujar Laksmi sambil tersenyum manis. Membuatku dadaku berdebar kencang. So do I,Laksmi... So do I...

"Mmm... So. Rencana kamu hari ini apa?" tanyaku, mencoba mengalihkan perhatian dari debaran jantungku yang menggila. Laksmi menggigit sendoknya sambil menerawang, mengingat-ingat. Raut wajahnya menggemaskan sekali.

"Mba Padmi ngajakin hang out ke mall. Sekalian aku mau beli baju hamil. Bajuku semuanya udah sempit di perut..." Laksmi mengelus perutnya yang sudah tampak besar, wajahnya melembut. Aku menatapnya. I wanna do that too!

"May I?" tanyaku. Laksmi tampak terkejut.

"Mmm... Silakan," ujarnya.

Aku menghampiri Laksmi, memutar kursi yang didudukinya, dan berlutut di depannya. Menatap tangan Laksmi yang memeluk perutnya dengan protektif. Sedikit gemetar karena gugup, aku meletakkan tanganku di atas tangan Laksmi. Lalu mengelusnya lembut, dan terus ke perutnya.

"Hello, baby... Ini Ayah..." bisikku. Terasa ada yang bergerak pelan. Aku menatap Laksmi yang tersenyum.

"It's moving..." ujarku takjub.

"He says hello..." Laksmi menelusuri tanganku dengan jarinya yang lentik.

"Hello, Ayah..." bisik Laksmi sambil menatapku lekat. Aku balas menatap Laksmi lekat.

Spontan aku mendekatkan bibirku ke bibir Laksmi yang tampak merona merah, dan mengecupnya lembut. Laksmi terdiam sebentar, lalu dia balas menciumku lembut. Aku memeluk pinggangnya, dan Laksmi menunduk sambil memegang pipiku dengan tangannya yang hangat.

"Saka..." desahnya lirih. Ciumannya terasa semakin panas menggelora. Dan... Aku mengejang. Perutku mual.

Aku melepaskan diri dari ciuman dan pelukan Laksmi, selembut yang aku bisa dengan perutku yang terasa seperti diaduk-aduk. Laksmi membuka mata, dan menatapku dengan matanya yang dilumuri gairah yang begitu pekat. Aku merasakan tikaman rasa bersalah di jantungku.

SAKA - SILVIA : SELALU BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang