Silvia : It's Torture

7.5K 983 84
                                    


Author's Note :D

Slowly but sure. Enjoy!


_________________________________


Bunyi beep-beep konstan yang menyebalkan adalah hal pertama yang aku dengar saat aku terbangun. Aku membuka mata, hanya untuk menutupnya lagi karena cahaya yang sangat terang membuat kepalaku rasanya berdentam. Surga seharusnya indah dan menyenangkan, bukan bikin pusing seperti ini. So I'm alive, then. At least for now. Aku meraba perutku yang terasa kaku, dan terpaku. Oh God! My baby!

"Laksmi, Laksmi. Tenang," aku mendengar suara Saka saat aku berusaha bangun. Rasa sakit yang menyengat di seluruh tubuhku membuatku kembali terhempas ke tempat tidur. Aku bisa merasakan tangan Saka menggenggam tanganku.

"Ka! Kakak!" teriakku panik.

"Kakak di NICU, Laksmi..." Saka meremas pelan tanganku. Aku menatap Saka. Saka tampak berantakan. Wajahnya pucat. Dan di balik kacamatanya yang kotor, aku bisa melihat matanya memerah. Wait. Kakak di NICU?

"Dia baik-baik kan, Ka? Ini dimana?" tanyaku cemas. Ruangan di sekitarku tampak familiar.

"HMC," ujar Saka. Saka tidak menjawab pertanyaanku. Saka tidak menjawab pertanyaanku!

Pintu kamar terbuka, dan Mbak Padmi masuk. Napasnya terengah-engah. Seorang suster mengikuti di belakangnya.

"Sudah sadar?" tanyanya sambil menghampiri tempat tidur.

"Mbak, bayiku... Kakak..." suaraku bergetar. Mbak Padmi menggigit bibirnya. Mbak Padmi juga tampak berantakan.

"Kakak di NICU, Sil..."

"Sudah sadar?" tiba-tiba suara Papa terdengar dari pintu yang terbuka. Sama seperti Mbak Padmi, napas Papa pun terengah.

"Detak jantung stabil, Dok," ujar suster, lalu menyerahkan senter kecil ke Papa, yang langsung mengarahkannya ke mataku. Ouch.

"Pa..."

"Pusing? Pastinya. Tapi semua oke, kok. Kalau mual bilang, ya. Sudah jadi mommy, nggak boleh manja lagi," Papa mengecup keningku. "Selamat ya..."

Papa ngasih selamat. So... Kakak baik-baik saja. Iya kan?

"Kakak baik-baik aja kan?" tanyaku. Papa menatap Mbak Padmi. Oh, God. Oh, God.

"Pa..." ujarku, penuh permohonan. I need to know. Papa menghela napas.

"Hmm. Sejauh ini semuanya masih dalam pengawasan, Sil. Papa jamin, kami semua mengusahakan yang terbaik. Kamu istirahat, ya. Jadi nanti bisa segera peluk cucu Papa," Papa mengelus pundakku.

"Oke..." bisikku lemah. Kelopak mataku mulai terasa berat.

"Istirahat, Laksmi..."

Ciuman lembut Saka di pipiku adalah hal terakhir yang aku ingat.

***

"Morning, Princess," sapa Saka lembut saat aku membuka mataku perlahan.

"Hai, Ka..." bisikku dengan suara serak. "Jam berapa ini?"

"Jam 8," Saka mengulurkan gelas air putih dengan sedotan. Aku menyesapnya pelan. Aah, thank God. Tenggorokanku rasanya kering sekali.

"Pusing, nggak? Mual?" tanya Saka. Aku menggeleng.

"Kakak?"

"Masih di NICU. Belum ada perubahan."

"Aku mau lihat Kakak."

SAKA - SILVIA : SELALU BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang