46. Empat enam

2K 269 7
                                    

James terduduk lesu di sofa yang ada di salah satu ruangan VIP di rumah sakit, kemeja nya yang di penuhi bercak darah itu masih terpampang jelas di sana. Tak ada niatan untuknya berganti pakaian karena saat bungsunya di bawa ke rumah sakit dan sang anak di nyatakan kehilangan banyak darah dan harus segera mendapatkan donor darah. saat itulah James langsung mendonorkan darah nya, terlihat Kristoff juga masih sibuk mengambil darah nya. Ruangan itu hanya di isi keheningan, hanya ada James, Kristoff dan Gilbert di sana.

Pikirannya kacau, rasa sesak di dada nya kian terasa saat sekelebat senyum hangat dari putra keduanya berputar abstrak di otak nya. Netra legam nya melirik sekilas ke arah jarum yang baru saja di masukkan ke dalam nadi nya. Tak ada rasa sakitnya sama sekali karena saat ini hati nya begitu terasa nyeri saat melihat kedua putra nya harus berjuang antara hidup dan mati. Semua pasukan DiamondGolden sudah di kerahkan untuk mencari mayat Imanuel.

"Tuan, saya permisi untuk melanjutkan operasi tuan kecil,"

"Lakukan yang terbaik, aku akan membayar berapapun asal putraku baik baik saja." Kristoff tersenyum getir mendengar nya, tentu saja dia akan berusaha menyelamatkan nyawa anak itu. Karena bagaimana pun anak itu sudah mengambil hati nya sedari pertama mereka bertemu.

James memejamkan mata nya sejenak sembari memijat pelipis nya. Malam ini sungguh menguras mental nya, fisik nya memang baik baik saja, namun mentalnya kembali di uji setelah beberapa tahun silam. Jantung nya hampir saja berhenti berdetak saat melihat tubuh penuh luka putra kedua nya yang terjun dari atas tebing. Lalu raut wajah frustasi ketiga putra nya terpampang jelas di otak nya. Rasanya saat ia membuka mata nya maka di mana mana ia bisa melihat sosok Imanuel yang tengah tersenyum hangat ke arah nya.

'Imanuel Lodan Andromedes, putra kedua dari Jameson Andromedes itu kini telah lahir. Semoga menjadi putra, dan keturunan Andromedes yang kuat dan tangguh'

'Selamat datang di dunia, bayi kecil ku'

'Dad, kami pergi dulu'

'Dad, jika bisa bernegosiasi. Aku menginginkan para pengkhianat yang menjadi tawanan mu itu untuk aku bedah, saat ini aku sedang berbaik hati untuk menjadi dokter bedah'

Gilbert meringsut ke sofa dan langsung memeluk badan tegap sang adik. Pria itu tetap melakukan nya saat ia sudah tau jika adik pertamanya itu tidak suka di peluk. Namun kini pelukan hangat nya nampak nya di balas sang empu, James membalas pelukan kakaknya. Kakak keduanya yang paling tenang di antara mereka, kakak nya yang tak pernah mengeluh kini hadir di dekatnya.

"Putraku a-akan segera kembali bukan," Gilbert diam mendengar gumaman adik nya. Pria itu tetap memeluk badan sang adik sembari mengelus punggung tegap namun dalamnya rapuh itu.

"Apa yang di titipkan maka itu juga akan di kembalikan pada waktunya. Keponakan ku sudah tenang di sana, jadi ikhlaskan,"

James terdiam menangis tak bisa namun hati nya terasa di tusuk oleh beribu jarum saat kakak nya mengatakan itu. Gilbert menguraikan pelukan nya menatap datar kaca ruangan yang tampak
memperlihatkan langit malam di mana hanya ada bulan di sana. James memilih memejamkan mata nya, mengorek kembali ingatan saat James mengendong bayi Imanuel untuk pertama kali nya.

Langkah kaki terdengar bersahutan di koridor rumah sakit, Itu adalah Jacob, Zelixon dan kedua putra James kini tengah berjalan ke arah ruang inap si bungsu. James berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari ruangan yang tadi untuk melihat bagaimana dengan keadaan bungsunya. Bertepatan dengan keluarnya James. Di sana Kristoff baru saja keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana keadaan nya?" Enigma dengan langkah gontai langsung mendekat ke arah Kristoff dengan netra legam menatap sendu kaca bulat yang memperlihatkan Marvel tengah terbaring di atas bangsal dengan alat penopang hidup.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang