Dua belas

21.8K 1.4K 94
                                    

Hari weekend hari yang paling di nantikan semua pelajar. Tapi bagi Marvel semua itu tetap biasa saja karena pada dasarnya saja hidup nya selalu menjadi bayang bayang keluarga nya dan di penuhi tumpukan buku setiap hari nya. Hanya buku buku, tekanan dan tekanan hanya itu yang akan dia dapat kan. Pemuda itu masih bergelut dengan selimut nya, jiwa nya masih berterbangan bebas di alam mimpi tapi sebuah usapan lembut dan bisikan lembut masuk ke rungu telinga Marvel. Walaupun mata tertutup tapi dia masih bisa mendengar jelas sebuah suara berat namun lembut itu.

"Sayang bangun, ada acara yang harus kita datangi hari ini, baby."

Kelopak mata itu terbuka menampilkan Netra sejernih ice yang tampak menatap sayup kearah orang yang saat ini duduk di sisi ranjang dengan tangan kekar yang masih mengelus lembut pipinya. Merentangkan tangan nya kala melihat atensi Sang Ayah yang menatap nya lembut. James Dengan sigap mengangkat tubuh sang anak ke gendongan koala nya. Pria paruh baya itu membawa langkah nya menuju balkon kamar sih bungsu yang saat ini menampilkan pepohonan pinus yang sangat indah apalagi ada sedikit embun dan sinar matahari yang tampak sudah menunjukkan sinar nya. James tak langsung memandikan sih bungsu karena dia ingin bungsu nya bangun sendiri. Hawa sejuk dengan udara yang segar membuat Marvel mau tak mau membuka matanya. Pipi nya ia sandarkan di dada sang Ayah dengan Netra sejernih Ice yang masih tampak layu itu menatap kearah pemandangan yang tersaji di depan nya.

"Kita akan mendatangi acara apa?" Akhirnya bungsunya James itu membuka suara nya. James tak menjawab biarlah sang anak tau sendiri acara apa itu. Maka dengan langkah angkuh andalan nya James melangkah menuju Kamar mandi dan mulai memandikan sih bungsu nya walaupun Marvel saat ini sangat menempel di dada nya. James hanya bisa pasrah saat kemeja hitam nya kembali basah padahal dirinya sudah lebih dulu mandi sebelum membangun sih bungsu.

James sengaja memakaikan bungsunya baju yang berbeda dari dia dan ketiga putra nya yang lain. Karena bagi nya kenyamanan bungsunya lebih penting dari sebuah kesamaan. Rambut sih bungsu ia tata rapi dengan poni menutupi dahi sang anak dia juga sedikit mengacak nya. Bisa di bilang bentuk rambut Marvel adalah Comma cut. sehingga rambut sih bungsu nya malah terlihat sangat cantik dan manis mungkin jika orang tidak teliti melihat bungsunya mungkin mereka akan mengatakan jika Marvel seorang gadis cantik. Setelah di rasa selesai pria itu menggandeng tangan sih bungsu menuntut anak itu keluar dari kamar sebelum nya juga tadi James sudah lebih dulu mengganti baju nya dengan setelan Tuksedo tanpa memakai dasi dengan dua kancing atas kemeja ia buka menampilkan dada bidang nya. Jika di lihat lihat penampilan James seperti sugar Daddy, itu menurut Marvel yang barusan tadi mengucapkan kata Sugar Daddy pada sang ayah dengan santai. Tapi James hanya terkekeh ringan menanggapi ucapan sih bungsu.

"Honey, aku merindukanmu sayang." Marvel memutar bola matanya malas mendengarkan ucapan Kakak sulung nya itu tak lain adalah Enigma. Pria muda namun terkesan sangat dewasa dan berwibawa itu tampak langsung menghujani wajah sang adik dengan kecupan ringan. James memang mendudukkan sih bungsu nya tepat di samping sih sulung. Mata setajam elang itu menatap ketiga putra nya bergantian sungguh persis Copian diri nya sama sama hot dan berwibawa serta tampan.

Kebiasaan Enigma yang sedikit James benci adalah mengecup bibir merona bungsunya. Katakan lah James itu aneh karena cemburu dengan putra sulungnya sendiri. "Kau tetap terlihat cantik dan manis di suasana apapun baby," Suara berat Enigma mengalun indah di telinga Marvel membuat anak itu merona malu. Bagaimana tidak setelah Enigma mengatakan itu dirinya mendongak melihat wajah sang kakak tapi inilah yang di lihatnya. Wajah tegas, pembawaan dewasa dan tampan membuat Marvel terdiam sejenak. Katakan lah wajah ketiga kakak nya itu sangat lah tampan dan sempurna persis Copian sang ayah. Marvel memejam saat kedua pipi nya di kecup oleh Alpha dan Imanuel secara bersamaan. Tapi tak lama anak itu mulai menyantap makanan nya dengan nikmat membiarkan tangan kirinya di genggam lembut oleh Enigma.

MARVELO ANDROMEDESWhere stories live. Discover now