Tujuh belas

9.1K 589 4
                                    

Netra blue ice itu menelisik tempat yang baru saja menjadi pemberhentian pertamanya saat ini, memang benar baru kali ini dia bisa pergi sendiri setelah beberapa bulan berada di raga dan kehidupan Marvel. Motor sport itu ia kunci melalui kunci motor otomatis, ia juga tau jika motor ini adalah milik Alpha karena saat Alpha sibuk melihat nya. Dirinya mengambil kesempatan dengan merogoh kantung celana sang kakak guna mengambil kunci motor yang tampak menjuntai keluar dari kantung celana pemuda itu. Marvel turun dari motornya tak lupa dekat masker wajah yang berada apik di wajah nya. Rambut berponi depan itu tampak menutupi jidat putih bersih nya. Hoodie hitam yang ia pakai sedikit ia tarik ke atas hingga memperlihatkan lengan putih nya.

Perpustakaan umum di tengah Pusat ibukota menjadi incaran nya sejak dulu dan sekarang kini telah tercapai. Bahkan perpustakaan di hadapan nya saat ini tampak seperti sebuah gedung besar di tengah ibukota. Berjalan santai memasuki lebih dalam Perpustakaan itu. Bahkan di dalam nya bukan hanya ada perpustakaan namun juga ada taman yang di mana di atas nya sebuah kaca sehingga cahaya Arunika tampak menembus dan mengenai bagian taman kecil itu yang di pagari oleh pagar putih pendek di sekelilingnya. Marvel tersenyum tipis melihat tatanan rapi buku buku yang ada di rak buku besar nan tinggi yang tak berada jauh di area taman di lantai satu tadi. Belum menjadi tujuannya sehingga Marvel memilih memasuki lift lalu menekan tombol lantai 3 Gedung perpustakaan. Ia sedikit berpikir pikir, seperti nya buku novel, diksi Indonesia, dan ilmu sains memiliki daya tarik tersendiri. Jadi dengan teguhan mantap Marvel terlebih dulu Refreshing membaca buku buku itu.

Mulut nya terus bergumam mencari buku buku yang ia cari. Kini dirinya sudah berada di lantai tiga. Nuansa di sini terlihat hidup. Bahkan ada setiap sudut seperti balkon dan tak lupa sofa empuk yang berada di sana. Bibir nya mencebik ke bawah saat buku yang menjadi incarannya berada di rak teratas saat ini. Diksi Indonesia itu lah yang hanya tinggal ia ambil yang lainnya sudah semua ia kumpulan dari rak yang berbeda beda.

"Pokoknya buku itu harus ku baca," Kekeh nya tetap pada pendiriannya, namun tetap saja walaupun ia berdiri di atas kursi tetap tidak sampai, dan sampai akhirnya sebuah tangan kekar mengambil buku itu. Marvel menggeram marah melihat barang incarannya di ambil orang lain, Marvel segera melompat turun dari atas kursi lalu menghunus tajam sang empu yang barusan mengambil buku incarannya.

"Kembalika--"

"Tidak usah sewot, aku hanya membantu mu mengambil buku ini," Pria itu memberikan buku itu pada Marvel. Yang saat ini sudah menadah kedua tangannya. Lantas pria itu pergi setelah memberikan buku itu pada Marvel. Marvel sendiri hanya acuh tak acuh dan melenggang pergi ke tempat para buku nya berada tadi. Dia mengambil posisi dekat dengan jendela seperti balkon tadi lalu duduk tenang di sana. Suasana perpustakaan memang terkesan tenang, adem, dan sunyi walaupun ada banyak orang yang berjalan ke sana kemari, namun mereka sama sekali tak berisik.

Di buka nya kaca jendela di sebelah nya itu hingga angin pagi bersapu mengenai wajahnya. Ini yang ia suka, tempat dimana tumpukan buku berada. Entah buku apapun itu dia menyukai segala jenis buku. Dan lagi,  tempat yang sunyi di mana ada banyak orang di dalamnya. Dirinya menyukai kesendirian namun juga tidak menyukai tempat yang hanya dia sendiri berada, sedikit aneh. Namun itulah fakta seorang Kalandra. Menyukai kesendirian namun tidak suka sendiri.

Dorr!!

Marvel terjengkit kaget karena sebuah tepukan di bahu nya tiba-tiba. Membuat buku yang ia baca terjatuh ke lantai. Di lirik nya malas ke arah Clein yang kini menyengir kuda seraya duduk di samping nya dengan sedikit menunduk, gadis itu mengambil buku Marvel yang terjatuh ke lantai karena ulah nya tadi. "Kebetulan!! kita kan emang jodoh jadi ketemu terus," Celetuk gadis itu mengunyel ngunyel pipi Marvel. Marvel menepis nya dan kembali hanyut di dalam dunia membacanya. Membuat Clein tersenyum lebar melihat itu. Gadis itu menaruh es boba di depan Marvel lalu mengeluarkan buku buku yang baru saja ia cari tadi.

MARVELO ANDROMEDESWhere stories live. Discover now