48 : Ancient Lady : Unforgiven Past

116 15 13
                                    

Vote! Komen!

I feel numb writing this

.
.
.

Rei sedang melakukan tugasnya menjadi seorang pejabat muda di kantor kedutaan besar pemerintah Jepang bagian pusat, dia bertugas mengatur perjanjian antara negara Jepang serta negara negara tetangga di bagian Asia. Tetapi di samping itu semua, dia memiliki satu tugas yang sangat krusial untuk negara mereka.

Dia bertugas sebagai perantara antara Jepang, dan Kota Yokohama.

Malam ini dia memutuskan untuk lebur walau tanpa gaji, sudah biasa baginya, malam ini tidak ada seorang pun di kantor pusat, hanya dirinya dan juga mesin pembuat kopi yang bergetar ketika di hidupkan.

Dia membaca berita hari ini, tentang ledakkan yang berada di Bank milik HPSC dan juga kemunculan sesosok Villain yang memperkenalkan dirinya sebagai Dabi. Rei menyeruput kopinya dengan santai, menyandarkan tubuhnya ke kursi kantor ketika dia menikmati malamnya. Untungnya adalah HPSC bukanlah urusannya, hmhm, itu bagu--

Tiba tiba lampu di ruangan berkedip kecil, mengejutkannya. Lalu dia melihat jendela dan pintu yang berada di ruangan tertutup dan suara terkunci terdengar, dia bangkit dan melihat ke sekeliling, apa yang barusan terjadi? Lalu dia merasa... Waktu disekitar terasa terhenti, oleh sesuatu, atau seseorang?

Dari ujung matanya, Rei melihat sebuah bayangan putih melintas dengan cahaya yang sangat lembut, apa itu hantu? Rei segera bangkit dari tempat duduknya. Dengan mata terbelalak kaget, kini di depannya, berdiri sesosok wanita dewasa dengan perawakkan sempurna, anggun dan lembut seperti sinar matahari.

"Halo, Rei"

Pria itu mundur selangkah,"kau tahu namaku" dia mengerutkan dahi,"siapa kau?" Seorang wanita dengan kimono merah dengan bordiran emas, rambut panjang di kepang di bagian belakang, matanya memiliki bulu mata yang sama putihnya dengan rambutnya.

"Saya tahu" dia menjawab perkataan Rei,"dan saya tidak memiliki nama" dia memegang dadanya, seolah memperkenalkan diri,"saya dipanggil dengan sebutan apa saja, tetapi mereka memanggil saya 'Nona'"

Rei menaikkan sebelah alisnya bingung,"o..ke? Nona"  terkejut, ketika dia memakai nama panggilan itu, suaranya menjadi bergema, dia memutuskan untuk tidak mengatakan nama panggilan itu lagi,"apa maumu datang kemari?"

Nona tersenyum dan menjawab,"saya ingin, anda memberikan kota kami"

Rei seketika mengerti. Dia berasal dari Yokohama,"saya juga ingin menyerahkannya, tidak ada keuntungan bagi kami memperebutkan kota itu, lagipula mereka juga tidak ingin kembali ke pulau utama" kata mereka tentunya merujuk pada Atsushi dan rekan rekannya.

Nona mengangguk mengerti,"saya memberikan peringatan kepada anda, kepada orang-orang, kepada tuan anda, dan juga kepada masyarakat" Nona menyentuh sebuah vas yang berisi bunga asli yang terletak di dekat pintu,"anda sekalian berpikir semuanya akan sejalan dengan apa yang anda sekalian inginkan" dia mulai dengan membelai mahkota bunga itu dengan lembut dan mengambil satu tangkai bunga.

Rei menghela nafas,"saya pikir begitu.." Dia merenung,"bisa kita percepat ini? Saya bukanlah orang yang suka berbasa basi"

Nona lagi lagi tersenyum lalu melempar satu tangkai bunga itu ke tanah, menciptakan sebuah asap tebal berwarna hijau toska yang membuat pandangan mereka menjadi kabur. Rei menutup matanya dan ketika dia melihat sekeliling, ruangan dan gedung tempat mereka berada telah bertukar menjadi sebuah tempat, dengan gedung gedung dan juga orang ramai, Rei memperhatikan sekeliling dengan penasaran, rupanya mereka tidak terlihat.

There's no black or white [BNHA X BSD FANFICTION CROSSOVER]Where stories live. Discover now