37. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ buat kio

2.5K 385 44
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Kio benar-benar lelap dalam tidurnya. Hari ini adalah hari yang melelahkan untuknya. Mulai pagi hingga petang tak ada waktu untuk beristirahat. Sore setelah pertandingan selesai, mereka tak benar-benar pulang ke rumah. Gaza yang baru saja melakukan pemeriksaan setelah tanding malah mengajak untuk keliling kota mencari restoran yang belum pernah dicoba. Kemudian mereka pulang setelah langit menunjukkan gelapnya malam.

Bocah mungil itu tidur berguling-guling di atas ranjang. Bahkan tiga perempat permukaan ranjang sudah Kio penuhi dengan tubuh mungilnya, Gaza hanya mendapat sisa seperempat bagian di tepi ranjang. Kali ini, Kio tampak gelisah dalam tidurnya. Bibir mungil itu mengingau tak jelas. Sepasang kaki kecilnya pun menendang-nendang selimut hingga terjatuh dari ranjang. Sesaat kemudian mata bulat itu terbuka. Cowok mungil itu segera bangkit dari baringnya. "Mau pipis." Kio memegang celananya sendiri.

Sesaat ia mematung di tempatnya berdiri. Piyama berwarna hijau dengan gambar katak yang ia kenakan saat ini terasa basah di bagian punggung dan pantatnya. Kio beralih menatap kasur tempatnya tidur semula. Disana terlihat basah juga. "Huweeee Kio pipis di celana." Bocah itu menangis karena merasa gagal menjadi orang dewasa.

Kio menangis sambil meratapi kasur yang basah karenanya. Sedari pagi, ia sudah minum banyak jenis minuman. Ntah susu atau yang lain. Kemudian sebelum tidur jam 11 malam, ia lupa buang air kecil karena sudah terlalu mengantuk.

"Gaza, ini gimana..." Kio merengek sembari berusaha mengeringkan kasur dengan kipas angin mini. Tangan mungil itu juga menepuk-nepuk permukaan kasur tersebut agar cepat kering.

Kemudian sebuah suara yang keras berhasil mengejutkannya. Bocah berambut abu-abu itu lantas menoleh ke arah jendela dengan gorden yang beterbangan terkena angin. Hujan di luar sana mulai datang perlahan dengan anginnya yang kencang. Kio melangkah kecil untuk mendekati jendela tersebut, barang kali Gaza lupa untuk menguncinya.

Suara jendela yang tertiup angin semakin kencang. Kio langsung melangkahkan kakinya ke belakang karena takut. Hingga kemudian sesosok pria berpakaian serba hitam muncul di balik jendela tersebut. Tangannya mulai menelusup dari balik jendela dan gordennya.

Suara Kio langsung terdengar seketika. Bocah itu menjerit jerit ketakutan ketika melihat sosok pria itu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. "GAZA!" Bocah itu tak bisa berbuat apa-apa ketika tangannya sudah diraih oleh pria tersebut. Tubuhnya yang kecil langsung lemas begitu saja. "NDA MAU!" Kio mendongak untuk menatap mata sang pria yang sudah tak asing lagi baginya. Sangat menakutkan.

"KIO NDA MAU! GAZA BANGUN!" Cowok manis yang malang itu menoleh ke belakang, yang mana Gaza masih lelap dalam tidurnya. "KIO TAKUT GAZA!!" Bocah itu memejamkan matanya dengan erat sembari berusaha membuat tubuh kecilnya berat agar tak mudah diangkat.

"Kio? Kio bangun?" Gaza memanggil Kio dengan suara seraknya. Ia menepuk-nepuk pipi bulat Kio. "Kio?" Gaza berusaha membangunkan Kio yang menangis sambil meraung-raung dalam tidurnya. Meski awalnya cowok itu sempat tertawa karena Kio terguling dari ranjang, padahal kasur bagiannya lebih luas dari Gaza sendiri.

Kio mulai terbangun. Mata bulat yang basah itu berkedip-kedip lucu. Bibirnya yang semula digunakan untuk menangis tersedu-sedu, sekarang hanya terbuka sedikit saja. Dadanya masih naik turun seiring dengan usahanya mengatur nafas lega.

"Kio mimpi apa? Kok sampai jatuh, ngompol lagi." Gaza mengangkat tubuh kecil itu ke dalam gendongannya. Kio kembali menangis karena mengingat mimpi itu lagi.

Bocah itu mengalungkan lengannya di bahu Gaza, kemudian menenggelamkan wajah merahnya di leher cowok itu. Perasaan Kio menjadi campur aduk. Malu, takut, dan sama sekali tidak nyaman. Ini pasti karena ia kelelahan seharian penuh. Kio hanya diam ketika Gaza mengayunkan gendongannya dan bertanya-tanya.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now