36. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ pertandingan

2.8K 355 45
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

"Gaza, baik-baik ya, bang! Mama khawatir sama kondisi kamu." Wanita yang selalu cantik dengan dress rumahannya itu menatap wajah Gaza dengan raut cemas. Ia sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi. Renata pernah memanggil dokter untuk pemeriksaan yang katanya Haza dan Kio, Gaza sering pingsan tiba-tiba. Tapi dokter tersebut mengatakan Gaza baik-baik saja. Sekarang hari pertandingan tinju yang Gaza tunggu-tunggu sudah tiba. Mana mungkin seorang mama tega mematahkan semangat anaknya yang sudah terbangun lama.

"Haza, walaupun kamu adik, tapi mama minta tolong yaa, jagain abang kamu..." Renata beralih menatap putra keduanya. Wanita itu telah bergelimang air mata yang membuat kedua putranya yang setinggi tiang segera memeluknya.

Kio yang berdiri sambil memegang botol susu hanya menatap ibu dan dua anak yang saling berpelukan di depannya. Bocah itu segera mendekat dan ikut-ikutan memeluk sang mama. Seketika mereka pun tertawa kecil. Setelah berpelukan untuk saling meyakinkan, mereka melepasnya kembali. "Kio, nanti semangatin Gaza, ya?" Renata tersenyum ketika memberi pesan.

"Siap, mama!" Tangan mungil Kio membentuk sebuah hormat di dahinya.

Hari ini Gaza merasa senang karena akhirnya ia diizinkan untuk lanjut mengikuti pertandingan. Tentang empat hari yang lalu, ia sempat bermain kata dengan pelatihnya hingga mendapatkan maaf dan izin. Gaza juga berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa ia tak apa-apa. Ia pun berjanji saat pulang nanti bisa membawa sebuah penghargaan yang menambah koleksinya.

Sebenarnya Gaza hanya ingin mengajak Kio. Ia tak mau mengajak orang tuanya karena takut mereka terlalu mengkhawatirkannya disana. Tapi ia harus mengajak adiknya agar bisa menjaga Kio disaat dirinya maju nanti. Bagaimanapun juga, sekarang Gaza hanya bisa mempercayai keluarganya. Edwin, teman dekatnya, sudah menjadi orang terdepan yang menjadi tersangka baginya. Mahesa mundur selangkah, lalu anak-anak yang lain menjadi waspadanya.

Tidak mudah bagi Gaza membantu Kio pulih dari traumanya. Berbagai cara ia lakukan secara pelan-pelan untuk mendekati bocah itu lagi, pun pula membantunya untuk ceria kembali. Tentang ketakutan pada seorang laki-laki, Gaza membantu Kio untuk percaya pada Haza dan ayahnya. Hanya mereka saja. Selebihnya, Gaza menyuruh untuk selalu hati-hati dan jangan suka sendiri. Tinggal Gaza yang harus mencari cara untuk mengungkap pelaku kejahatan itu, atau diam menunggu sampai seseorang datang untuk mengaku.

Setelah selesai berpelukan, Kio merentangkan tangan di depan Gaza. Cowok tinggi itu segera menggendong tubuh kecil Kio dan membawanya ke mobil. "Tempatnya jauh ya, Gaza?" Kio bertanya sembari mengucek mata, ia masih sangat mengantuk pada pagi buta ini.

"Iya, jauh banget, sampai ngelewatin lembah sama gunung berapi." ujar Gaza yang Kio percaya-percaya saja. Mereka segera memasuki mobil dengan Gaza sebagai pengemudi, Kio di sebelahnya, dan Haza di belakang.

Kini Gaza memakai mobil ayahnya yang utama agar kelihatan lebih keren dan percaya diri dengan deretan mobil disana nanti. Tapi sebelum berangkat, Gaza mendapat pesan dari Edwin untuk menebeng karena motornya rusak lagi. Gaza segera menancap gas menuju kosan temannya. "Woi motor lu buang aja, Win! Dah butut gitu." Gaza berucap di balik kaca mobilnya yang terbuka.

"Enteng banget lu kalo ngomong." Edwin yang sudah siap sedia pun segera masuk ke jok belakang. "Uy, Haza!" Ia menyapa adik Gaza yang duduk di sampingnya. Kemudian cowok itu melihat sosok bocah kecil yang duduk di depan sambil mengedot. "Halo Kio!"

Kio yang merasa dipanggil pun menoleh ke belakang. Bocah itu tersenyum kecil, kemudian menghadap ke depan lagi. Mengisap dot susunya hingga terlelap dalam menikmati perjalanan. Waktu memang masih sangat pagi. Bahkan Haza pun juga terlelap menikmati perjalanan yang jauh ini. Sekarang hanya tersisa Gaza yang menyetir dan Edwin yang menemaninya. Kedua cowok itu mengobrol ringan dan bernyanyi mengikuti musik yang terdengar dalam mobil. Rasanya santai, seperti tidak ada masalah di antara mereka.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now