13. ฅ^•ﻌ•^ฅ terbongkar

7.3K 978 137
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Setelah sarapan pagi tadi, Gaza cepat-cepat kembali ke kamarnya dengan Kio. Ia meletakkan kucing itu di ranjang. Sementara dirinya sendiri jalan mondar-mandir karena bimbang. Ia sudah tak bisa menyembunyikan Kio lagi. Mama dan ayahnya sepertinya memang sudah tau. Tapi setidaknya ia harus memikirkan jawaban untuk ia jelaskan ke orang tuanya nanti.

"Meow!" Kio memanggil Gaza. Kucing itu sudah lelah menatap Gaza yang belum berhenti mondar-mandir.

 Kucing itu sudah lelah menatap Gaza yang belum berhenti mondar-mandir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaza pun menghentikan langkahnya. Ia mendekat ke arah Kio. Lalu memegang salah satu kaki kucing itu. "Kio, kalo ini hari terakhir kita deket gimana?"

"Meow meow!" Kio menggeleng.

"Gak mau kan? Gue juga gak mau." Gaza kembali berdiri. Ia juga melanjutkan berfikir sambil mondar-mandir.

Sementara Kio memilih untuk memalingkan wajahnya. Ia sudah lelah untuk sekedar melihat Gaza yang berjalan kesana-kemari. Tak lama dari itu, kucing yang berbaring membelakangi Gaza itu kembali berubah ke wujud manusia. Lagi-lagi perubahan itu tak dapat disaksikan oleh siapapun.

"Gaza." panggil Kio. Ia berbaring telentang dengan santainya meski tak memakai pakaian. Gaza pun menoleh. Lalu mendekat ke arah Kio. Bocah itu langsung duduk dan masuk ke pelukan Gaza. Sekarang ia merasa takut jika harus berpisah dengan laki-laki yang tengah memeluknya saat ini. "Bentar lagi Kio harus pergi ya?"

Gaza menggeleng. Ia juga meyakinkan dirinya bahwa hal itu tak akan terjadi.

Kio melepas pelukannya. Ia pun menatap cowok di depannya saat ini. "Nda papa, Gaza. Kalo mama sama ayah Gaza nda nerima Kio, Kio pergi." ucapnya sembari menatap mata tajam Gaza yang kini telah sayu. "Kalo Gaza kangen Kio, Gaza masih bisa kok ketemu Kio di rumah Kio." lanjutnya untuk menghibur Gaza.

"Emang Kio punya rumah?" Gaza terkejut. "Dimana?"

"Rumah Kio ada di bawah jembatan waktu Gaza nemuin Kio." jelasnya sembari tertawa. Namun tawa itu terdengar memilukan bagi Gaza.

"Ga boleh ah... lu disini aja sama gue!" Gaza memeluk Kio erat-erat, seakan tidak mau jauh dari bocah menggemaskan itu.

"Gazaa.." rengek Kio. Tangan kecil itu memukul punggung Gaza beberapa kali. Ia suka dipeluk Gaza, namun ia tak suka jika dipeluk seerat ini.

Gaza pun melepas pelukannya. "Pokoknya lu ga boleh pergi." ujarnya. Ia pun mengambil baju yang Kio pakai sebelumnya. Lalu memakaikan baju itu untuk cowok mungil di hadapannya.

Kio melirik Gaza sejenak. "Kio pergi ya?" Bocah itu menggoda Gaza setelah pakaian tebal terpasang di tubuhnya.

"Ga boleh!" tegas Gaza dengan raut wajah tidak terima.

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Pada awal sore hari itu, Kio terbangun dari tidur siangnya. Ia langsung duduk dengan Gaza yang masih berada di sampingnya. "Gaza.." Kio menggoyangkan lengan Gaza yang masih terlelap dalam tidur itu. "Gaza bangun! Ayo ambil baju Kio..." panggilnya lagi.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now