23. ฅ^•ﻌ•^ฅ takut

5.1K 703 105
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Sore harinya, Gaza dan Kio bersantai di teras. Gaza duduk di sofa dengan Kio yang duduk di meja depannya. Cowok mungil itu tampak menikmati roti berbentuk buaya dengan isi selai coklat. Gaza pun tersenyum melihat Kio yang makan dengan lahap karena sudah tak sakit gigi lagi.

"Gaza abis berantem ya?" Kio baru menyadari memar yang ada di rahang Gaza.

Gaza mengerucutkan bibirnya sok imut. Kemudian mengangguk manja. "Sakit, Kio.." Ia pun memegang rahangnya sendiri. Sesekali ia melirik Kio untuk melihat betapa khawatirnya wajah bocah itu.

"Sakit ya, Gaza?" Tangan Kio terulur untuk mengusap pipi hingga rahang Gaza. "Tapi Kio nda bisa ngobatin. Gaza makan roti buaya aja, mau?" Kio berbagi roti buaya miliknya.

Cowok mungil itu mendapatkan roti dari mama Gaza. Setelah bangun tidur ia menangis meraung-raung karena mendapati ikan-ikan hasil curiannya dulu mati semua. Sudah beberapa hari Kio lupa memberinya makan hingga semua ikannya mati tak tersisa. Kemudian Renata yang sudah frustasi dengan Kio yang tak kunjung menghentikan tangisannya pun membelikan roti buaya agar tangisan bocah itu berhenti.

"Gaza jangan berantem lagi." ucap Kio sembari menggigit rotinya. "Tiap Gaza nyakitin orang lain, Kio juga ikut sakit tau." ucapnya sembari menunjuk pipinya sendiri, mengingatkan bahwa ia sakit gigi tadi.

"Kan Kio sakit gigi gara-gara sering makan makanan manis." Gaza mencolek pipi chubby milik Kio.

Kio mendengus kesal karena Gaza tak percaya ucapannya. Bocah itu pun melanjutkan memakan makanannya.

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Kembali lagi di pagi hari yang mana Gaza harus meninggalkan Kio untuk sekolah. Cowok mungil itu pun bermain sendirian tanpa adanya teman yang bisa ia ajak bermain. Dirinya berdiam diri di kamar dengan beragam mainan yang memenuhi ruangan itu.

Karena bosan, bocah itu pun memutuskan untuk menaiki mobil mainannya. Tak lupa dua boneka kucingnya juga ia ajak. Mobil berwarna merah itu melaju keluar kamar, meninggalkan ruangannya yang sudah seperti kapal pecah.

"Aloo mama.." Kio yang tengah menaiki mobil mainan itu melewati dapur. Ia menyapa Renata yang sedang memasak. "Ayo main sama Kio, Mama!"

"Halo juga, sayang.." Renata menoleh sembari tersenyum menatap Kio. "Mama lagi ga bisa nemenin kamu main nih, gapapa ya?"

"Okey, nda papa mama." Kio manggut-manggut. Kemudian tangan kecil itu terulur ke arah mamanya. "Kio mau telur rebus." Wanita yang tengah memasak itu terkekeh kecil dengan permintaan Kio. Ia pun mengambil telur rebus yang masih hangat untuk ia berikan pada Kio.

Setelah menerima telur rebus dan mengucapkan terimakasih, Kio melajukan mobilnya lagi. Bocah kecil itu menyetir sembari mengupas kulit telur yang ia bawa. Dengan pintarnya, cowok itu membuang kulit telur sembarangan hingga berceceran sepanjang jalan yang ia lintasi.

Mobil mainan dengan warna merah hitam itu mengelilingi halaman rumah. Hanya di sekitar rumah saja, ia cukup tau untuk tidak keluyuran jauh dari rumah tanpa mendapat izin. Sesaat kemudian mobil tersebut berhenti, Kio menatap orang-orang yang melintas di jalan depan halaman rumah.

Disana bisa Kio lihat anak berseragam putih abu-abu tengah berjalan sembari merangkul anak yang berseragam putih-biru. Keduanya tampak bercanda ria sembari berjalan kaki. Kemudian ada juga anak SMA yang berboncengan naik motor, laki-laki dengan perempuan.

Tak lama dari itu, di belakang ada sekumpulan anak kecil berseragam putih-merah. Anak-anak itu terkesan berisik dengan keceriaannya masing-masing. Beberapa anak dari mereka berlarian dan saling kejar-kejaran. Suara tawa lepas anak-anak itu terdengar begitu keras.

ADORABLE KITTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang