03. ฅ^•ﻌ•^ฅ beli squishy

13.6K 1.3K 39
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

"Kenapa??" Gaza ikut panik melihat Kio yang tiba-tiba mengaduh setelah lompat-lompat kesenangan.

Kio menatap Gaza dengan wajahnya yang memelas. "Sakit.." Bocah itu terisak sembari memegang ekornya yang terjepit di dalam celana.

Gaza membalik tubuh Kio agar berdiri membelakanginya. Ia pun mengintip ke dalam celana joger itu, lalu mengambil ekor berbulu milik Kio yang terjepit. Cowok itu mengelusnya perlahan. Bulu ekor Kio memang sangat lembut, sangat disayangkan jika harus sakit.

Sekarang Gaza melepas celana joger yang Kio kenakan. Ia pun beralih untuk mengambil kancut yang tak pernah ia pakai karena kekecilan. Lalu memakaikan celana dalam itu untuk Kio dengan ekor yang berada di luar. Jika dipikir-pikir, Gaza masih sayang dengan celana jogernya jika harus dilubangi untuk jalan keluar ekor Kio.

"Udah aman. Gak bakal kejepit lagi." Gaza menepuk pantat Kio dengan gemas.

Kio kembali tersenyum. "Ayo beli squishy.." ajaknya sambil membalik badan. Tangan mungil itu beralih untuk menarik-narik ujung baju Gaza agar mau menurutinya.

"Iya, ayo!" Gaza menyetujuinya. Ia pun sedikit membungkuk untuk menyetarakan wajahnya dengan wajah Kio. "Lucu banget sih lu." Gaza tersenyum menatap wajah Kio yang sangat menggemaskan. Setelah membuat Kio ikut tersenyum, Gaza pun menarik ujung sweater yang Kio kenakan agar sampai menutupi pahanya. Kemudian menggandeng tangan cowok mungil itu untuk keluar.

"Eugh.." Kio menghentikan langkahnya. Ia pun menggelengkan kepala hingga rambut abu-abu dan telinga kucingnya bergerak lucu.

"Kenapa?" Gaza menunduk untuk menatap bocah kecil yang tingginya tak seberapa itu.

Kio tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya, sangat lucu. Gaza yang paham itu segera menggendong tubuh mungil Kio. Keduanya pun mengarah ke pintu. Cowok tinggi dengan tubuh yang kekar untuk usia anak remaja itu mampu menggendong Kio dengan salah satu tangannya. Satu tangannya lagi untuk memegang daun pintu sembari melirik kesana-kemari. Setelah memastikan tidak ada siapapun, Gaza segera membawa Kio keluar dengan hati-hati.

Cowok itu membawa Kio memasuki salah satu mobil ayahnya. Kebetulan ayah Gaza memiliki dua mobil dan salah satu dari mobil itu sering digunakan kedua putranya. Tidak mewah, namun tidak kuno juga. Ia mendudukkan Kio di jok samping kemudi serta memasang sabuk pengaman. Kemudian dirinya sendiri beralih untuk duduk di depan setir.

Baru saja Gaza menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba Haza keluar dari rumah dan mendekatinya. Cowok itu pun mengintip ke dalam kaca mobil. Gaza gelagapan sendiri jika sampai adiknya tau tentang Kio. Ia pun berusaha menutupi cowok mungil di belakangnya dengan tubuhnya yang lebih besar.

"Lu mau kemana, bro?" tanya Haza dari luar kaca.

Gaza terlihat berfikir, tidak mungkin ia mengatakan ingin pergi ke toko mainan. Tapi ia juga tidak mau mengatakan ingin pergi ke mall atau restoran, pasti adiknya itu akan menitip sesuatu. "Mau ke rumah temen."

Kio yang mendengar jawaban Gaza itu langsung bertanya. "Kita mau ke rumah teman Gaza?"

"Eh lu jangan nongol dulu!" ujar Gaza dengan berbisik. "Kio nunduk dulu ya?" bisiknya lagi tanpa menoleh.

"Itu siapa, bang?" Haza yang masih menempelkan wajahnya ke kaca mobil itu tak sengaja melihat sosok yang di belakang abangnya.

"Apaan emang?" Gaza melotot. Ia pura-pura takut agar Haza menganggap itu hanya bayangannya. "Jangan nakut-nakutin gue! Udah, pergi sono lu!" Gaza segera melajukan mobilnya. Akhirnya cowok itu bisa bernafas lega setelah keluar dari pekarangan rumah. Ia terlepas sementara dari pertanyaan-pertanyaan adiknya.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now