14. ฅ^•ﻌ•^ฅ sidang keluarga

7.8K 954 82
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Waktu malam di hari Minggu ini terasa cukup berbeda. Meja makan yang biasanya terisi empat orang, kini ditambah sesosok kecil yang menjadi anggota kelimanya. Candaan pertengkaran yang biasanya dibuat oleh Gaza dan Haza, sekarang semakin menjadi ketika bocah baru itu ikut menyahut.

Kio dengan kursinya yang berbeda sendiri itu duduk di tengah-tengah Gaza dan Haza. "Ayah, besok beliin kursi yang sama kaya gini ya?" pinta Gaza untuk Kio nya.

"Iya." Dewa mengiyakan permintaan putra sulungnya itu.

Renata pun membuka obrolan. "Ngomong-ngomong, kamu seneng kan, bang? Kio bisa gabung gini?"

Gaza menatap mamanya. "Iya seneng, ma." Gaza tersenyum. "Kalo perasaan mama gimana setelah tau ada orang yang aku sembunyiin di kamar?"

"Gimana ya, Za? Mama malah heran kenapa kamu harus nyembunyiin bocah segemes ini. Tapi tau ga sih, Za?"

"Apa, ma?"

"Sebenernya mama udah tau itu dari lama."

Gaza langsung membulatkan matanya. Ntah mamanya ini sedang bercanda atau tidak, namun ia merasa sia-sia sudah menyembunyikan Kio selama ini. "Serius, ma?"

"Santai aja elah, gausah kaget gitu. Dari awal mama udah curiga sejak kamu suka ngunci pintu, terus ada suara anak kecil dari kamarmu. Mama juga udah liat bentukan anak itu pas kamu ajak dia buat keluar."

Dewa pun ikut menyahut. "Iya, bang. Mamamu juga udah cerita banyak sama ayah. Tapi ayah selalu nahan mama buat nunggu dulu sampai kamu mau ngaku."

Gaza diam, ia bingung untuk menjawab apa lagi. Sementara Kio malah bercandaan dengan Haza. Adik laki-laki Gaza itu tampak antusias dengan kedatangan sosok kecil yang mungkin akan menjadi adiknya juga.

Setelah menghabiskan makan malamnya, Haza mengajak Kio untuk bermain di kamarnya. Sebenarnya Gaza ingin menyusul, namun Dewa dan Renata menahannya untuk pertanyaan selanjutnya.

"Sekarang kamu cerita tentang kucingmu yang bisa berubah jadi manusia itu."

Gaza mulai menceritakan semuanya tentang Kio dari awal hingga sekarang. Ia bercerita soal pertama kali bertemu Kio, ketika Kio berubah, dan hari-harinya bersama bocah itu. Serta teman-temannya yang sudah tau tentang Kio.

"Kamu yakin ga ada latar belakang dari Kio?" Sekarang Dewa yang bertanya.

Gaza terdiam sejenak. Sekilas ia teringat akan ucapan Mahesa lewat telepon beberapa hari lalu. Namun ia tak mungkin menceritakan itu kepada orang tuanya. Cowok itu pun mengangguk untuk meyakinkan orang tuanya.

"Kamu ga pernah ngapa-ngapain kan?" tanya pria itu lagi.

"Maksudnya, yah?"

"Kamu pasti tau maksud ayah. Secara kamu sama Kio itu cuma berdua di dalam kamar. Apalagi dia anaknya manis, kan bisa aja kamu tergoda." jelas pria itu. Ia tidak ingin putranya menjadi seorang laki-laki brengsek yang hanya mementingkan hawa nafsunya.

Gaza terkejut karena ayahnya berpikir seperti itu kepadanya. "Aku masih normal, yah. Mana mungkin aku ngelakuin itu ke anak kecil yang bahkan berjenis kelamin laki-laki."

"Terus kenapa tadi Kio ga kamu kasih celana, padahal dia pakai baju?"

"Kan pakaian dia semuanya lagi dicuci, yah. Aku cuma bisa minjemin bajuku. Kalau buat celana, apa aku harus ngelubangin celanaku dulu buat jalan keluar ekornya?"

ADORABLE KITTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang