02. ฅ^•ﻌ•^ฅ pria kecil

15K 1.4K 45
                                    

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Gaza membawa kucingnya kembali ke kamar. Cowok itu menaruh Kio di atas meja belajar dan memberikan squishy yang ia curi dari adiknya tadi. Ia mulai merapikan kasurnya sendiri karena setelah bangun tidur tadi belum sempat ia rapikan. Jika Renata tau kamarnya berantakan, mungkin wanita itu akan mengomel lagi.

"Meow~" Kio memanggil Gaza karena squishy-nya terjatuh. Meja belajar Gaza cukup tinggi, sangat tak memungkinkan dirinya sebagai anak kucing melompat dari tempat tersebut.

"Iya bentar, Kio." jawab Gaza tanpa menoleh, ia masih sibuk merapikan bantal, sprei, dan bed covernya. Setelah masalah kasurnya selesai, Gaza beralih mengambil kemoceng untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada lemari kaca berisi benda-benda koleksinya.

"Meow~" Suara Kio terdengar lagi. Tapi kali ini lebih menyedihkan. Ia menunduk dengan telinga runcingnya yang ikut layu. Gaza seperti tak mempedulikannya, ia malah sibuk bersih-bersih, padahal mengambilkan squishy yang jatuh itu bukanlah hal yang sulit.

"Tunggu dulu." jawab Gaza lagi, masih sibuk dengan urusannya sendiri.

"Gaza."

"Iyaa Kio. Bentar lagi kok."

Gaza membuka lemari kacanya yang berisi barang koleksinya. Ntah itu mainan, piala, atau penghargaan juara berbentuk fisik lainnya. Ia membersihkan semua itu dengan kemoceng yang ia bawa. Sedetik kemudian ia terdiam. Dirinya baru sadar jika ada yang aneh. Cowok itu pun menoleh untuk melihat apa yang terjadi.

Gaza menemukan seorang anak laki-laki yang tengah duduk di atas meja belajarnya. Cowok telanjang dengan kulit putih dan postur tubuh kecil itu menatap balik Gaza. Kedua kaki jenjang yang menggantung itu ia rapatkan untuk menutupi kemaluannya. Jangan lupakan ekor panjang berbulu yang terus bergerak di belakangnya.

"Lu siapa?" Gaza melotot. Ia berjalan mundur beberapa langkah. Bagaimanapun juga, Gaza adalah seorang pemuda yang tentu memiliki hawa nafsu yang bisa muncul kapan saja. Tapi ia bukanlah pemuda yang nakal, jadi sebisa mungkin ia menghindari pemandangan semacam ini.

"Aku Kio." Cowok bertubuh kecil yang duduk di atas meja itu memasang senyum ceria. Wajahnya yang manis serta senyuman yang menunjukkan kedua gigi taring membuatnya persis dengan Kio kucing.

"Kio? Kio kok kaya gini?" ujar Gaza dengan nada tidak santai. Alisnya yang tebal sedikit menukik tajam. Ia masih terkejut melihat manusia setengah kucing seperti ini. Cowok itu melangkahkan kakinya menuju pintu, ia segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Tidak ingin siapapun tau tentang ini, dirinya saja masih terkejut.

Cowok manis yang mengaku sebagai Kio itu mengangguk lucu, rambut abu-abu gelap dan telinga kucing yang masih menempel ikut tuing-tuing. "Gaza nda suka?" tanya Kio dengan tatapan polosnya.

Gaza semakin shock di tempatnya. "Enggak enggak, gue suka." refleknya. Kemudian Gaza menggeleng sendiri, bisa-bisa ia dikira mesum. "Nggak! Gue gak suka!" Gaza terkejut dengan jawabannya sendiri, nanti Kio sedih dengan jawaban itu. "Duh gimana sih, gue gak tau!" Gaza merosotkan tubuhnya di balik pintu, ia terduduk disana.

Mendengar anak bujangnya teriak-teriak, Renata mendekat ke arah pintu kamar Gaza. "Gaza, kamu ngapain?" Wanita itu memegang daun pintu di depannya. Setelah menyadari pintu terkunci, ia memilih untuk menempelkan telinganya disana.

ADORABLE KITTENWhere stories live. Discover now