Bagian 28

17K 1.2K 184
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Kamu pilih yang mana?1 atau 2

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamu pilih yang mana?
1 atau 2

••••


Hari pertama masuk sekolah bagi Mahika. Dan hari ini bertepatan dengan Zaman yang akan berangkat ke kota untuk kuliah.

Mahika tersenyum saat Zaman menatap ke arahnya. Mahika melambai tangan ketika Zaman sudah berada di dalam mobil.

"Abi, boleh nggak Zaman pamit sebentar ke Mahika."

Abi yang sudah siap menyalakan mesin mobil, urung. Dia mengangguk. Zaman segera keluar dari mobil dan menghampiri Mahika.

"Kenapa keluar lagi?" tanya Mahika.

"Kemari." Zaman membuka pintu kamar Mahika. Dan membawa perempuan itu masuk ke dalam.

"Ada yang ketinggalan?" Tanya Mahika lagi.

"Ada. Ini." Zaman menarik pinggang Mahika. Mencium bibir perempuan itu dengan lembut.

Mahika tersenyum di tengah ciuman itu. Dia mengusap rambut Zaman. Dan lanjut membalasnya. Adalah sekitar 10 menit. Baru Zaman menghentikan. Napasnya memburu. Dia menatap penuh cinta mata Mahika.

"Aku usahakan sekali seminggu untuk pulang," kata Zaman.

Mahika mengangguk.

"Baik-baik di sini. Jangan bolos dari asrama lagi. Aku mau kamu berusaha belajar untuk kelas ini. Aku nggak paksa kamu untuk dapat nilai tinggi, yang aku mau cuma usaha kamu. Boleh nurut ya?"

Mahika mengangguk untuk kedua kalinya.

"Kalau ada apa-apa langsung datang ke ndalem lalu telpon aku."

"Iya," balas Mahika.

Zaman menatapnya cukup lama. Sampai akhirnya, Zaman kembali memeluk Mahika. Mencium lama puncak kepala perempuan itu.

"Jangan naksir sama cewe yang lebih cantik dari aku ya. Nggak boleh ada cewek yang suka sama kamu. Kalau ada yang bilang dia suka sama kamu, bilang aja kalau kamu udah punya pacar. Awas aja kalau ada yang suka sama kamu."

Zaman terkekeh. Padahal, semua orang berhak atas perasaannya sendiri. Zaman juga tidak bisa mengontrol setiap orang. Dia mana bisa menanyai orang-orang, apakah mereka menyukainya. Atau bahkan melarang untuk jangan menyukai dirinya.

Tapi, demi tidak membuat keributan. Zaman mengiakan saja ucapan Mahika.

"Aku pergi ya. Ingat, belajar yang rajin. Harus jadi anak baik. Jangan ada catatan hitam yang bertambah. Paham, sayang?"

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now