Bagian Satu (01)

21K 1K 56
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

Mahika tinggal di asrama putri dengan isi 4 per kamar. Di asrama ini ada puluhan kamar dengan lantai-lantai yang berbeda. Dan Mahika tepat berada di lantai dua. Posisi ranjang mereka adalah ranjang bertingkat. Ruangannya tidak luas. Hanya cukup tempat tidur dan lemari para santriwati. Setiap kamar selalu memiliki nama, dan kebetulan nama kamar mereka ini adalah kamar Aisyah.

Hari Selasa adalah hari libur mereka, bukan hari Ahad. Dan beberapa dari santriwati memilih untuk berdiam diri di kamar masing-masing. Dan memang sudah menjadi simbol bahwa kamar Aisyah adalah kamar paling heboh dari kamar mana pun. Mereka sering dikatai oleh senior-senior dan junior, itu saking berisik dan hebohnya.

Lihat, saja. Pagi ini ketika semua orang berisitirahat karena libur. Mereka ber empat justru sibuk dengan dunia mereka. Padahal isinya hanya 4 orang tapi suara mereka bak 10 orang.

"ODOL KU SIAPA YANG AMBIL WOI?"

"Lauk yang baru Mamaku kirim ke mana? Siapa yang buka lemari ku?"

"KUTU KUPRET, SIAPA YANG BAWA SANDALKU?!"

"Na na na na." Mahika datang dari luar berjalan riang masuk ke dalam kamar. Dia menatap wajah-wajah yang sudah masam itu.

Lalu, Mahika menyengir. Pertama, dia mendekati Fara, "Fara, ini odolnya. Sengaja aku ambil dari ember sabun kamu. Karena kalau aku izin, kamu pasti nyuruh aku beli. Dan buat apa beli kalau punya kamu masih ada. Bukan begitu, manizz?"

Lalu, Mahika menghampiri Zihan yang sudah melipat kedua tangan di dada.

"Zihantu, sandal ku kan kemarin putus karena kita lari waktu dikejar sama dewan pelajar pas maling rambutan. Nah, aku pake deh sandal mu ke kamar mandi. Buat apa beli kalau masih ada punya orang. Bukan begitu, ssintahku?" Mahika mencolek dagu Zihan, temannya yang paling cerewet dan toxic.

Kemudian, Mahika menghampiri Riri, si paling sabar dan paling lugu. Mahika tersenyum dan menepuk lengan Riri.

"Riri sayang, tadi subuh aku lapar banget. Warung nggak ada yang buka. Terus aku liat lemari kamu kebuka. Eh, tangan aku langsung ketarik gitu buat ke lemari kamu terus ambil jajannya. Cuma sepuluh roti yang habis. Nggak apa-apa, kan, Riri sayang?"

Dengan pasrahnya Riri mengangguk.

"Nggak apa-apa, Mahika. Namanya juga kamu lapar. Kalau mau ambil lagi aja. Tapi satu aja, ya, jangan banyak-banyak."

Mahika mengangguk riang.

Sedangkan Fara dan Zihan sudah menatapnya cukup sinis. Mahika hanya menyengir dan lanjut menyisir rambutnya di sana karena ia baru selesai mandi.

Ketika mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Tiba-tiba suara dari speaker ruang dewan pelajar terdengar.

"KEPADA SANTRIWATI YANG MENGHUNI KAMAR AISYAH TEPATNYA DI LANTAI DUA DEKAT TANGGA. HARAP DATANG KE DEPAN RUANG PELAJAR PUTRI. SEKALI LAGI, YANG MERASA PENGHUNI KAMAR AISYAH, HARAP DATANG KE DEPAN RUANG PELAJAR PUTRI. SEKIAN TERIMA KASIH."

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now