Bagian 10

18.1K 1.1K 340
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

Hai teman-teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai teman-teman. Di sini aku mau kasi info sedikit. Novel Mesin Waktu sedang PO. Yang belum baca ceritanya yok baca dulu versi Wattpad nya.

Harganya 69.000 ini khusus masa PO
Bisa COD juga
Yuk CO novelnya
di shopee AE publishing

"Tertolak. Hahaha. Kasihan banget Bang Rasyid," ledek Riri sembari menunjuk Rasyid.

"Zihan, kiw kiw. Zihan."

Zihan melirik tajam ke arah Rasyid. Dia sama sekali tidak menanggapi ucapan cowok itu.

"Temen kalian emang gitu? Dingin amat kayak kutub Utara," kata Rasyid.

"Selain dingin, dia juga tukang marah. Awas aja. Nanti dihap sama Zihantu," ucap Riri lagi.

Karena keasikan mengobrol dengan Rasyid. Riri sampai tidak sadar jika senior yang menghukum mereka melihatnya.

"Dikasi apa biar nggak ngamuk?" tanya Rasyid.

"Kasi iman dan taqwa aja. Sekalian kasi uang buat pergi ke tempat ruqyah terbaik. Supaya setan-setan darah tingginya Zihan minggat," ejek Riri lagi.

"Ukhum."

Rasyid langsung menutup jendela pondok ketika melihat Fatimah di ujung sana. Riri lantas menyengir. Dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Malam hari setelah mereka dihukum seharian dan sudah selesai belajar malam. Keempatnya langsung merebahkan tubuh di lantai dingin kamar mereka.

"Badanku pegel banget karena seharian bersih-bersih. Riri capek. Siapapun pijitin Riri dong. Satu jam dua puluh ribu."

Fara langsung melirik sinis Riri.

"Satu jam 20 ribu? Murah banget. Kayak orang susah aja," ucapnya.

"Lima puluh rebu satu jam deh," kata Riri lagi.

Mereka semua diam tidak menanggapi.

"Eh, aku ada gosip. Tadi waktu mandi, aku dengar kakak-kakak pada bicarain soal si Neta, kelas 10 itu. Dia kedapatan kirim-kirim surat sama Bang Parga. Si Neta dihukum tuh nyikat WC dua Minggu. Mentang-mentang kakaknya depel putri, hukumannya jadi ringan. Emang kampret," kata Fara si paling tahu berita.

Ketika mereka sibuk berbincang dan ingin melanjutkan pembahasan tentang Neta. Tiba-tiba pintu kamar mereka diketuk. Ketika Mahika membuka pintu, ternyata itu adalah dewan pelajar putri.

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang