EPILOG

62 4 0
                                    


Di sebuah ruangan gelap, berkumpul sepuluh orang pria dewasa dengan pakaian parlente dengan ras dari berbagai negara. Mereka duduk mengitari sebuah meja, dengan sebuah layar hologram yang menampilkan data-data, fakta dan berita dari sebuah negara. Mereka duduk dengan tenang, namun penuh pertimbangan. Mendengarkan suara dari komputer yang melaporkan sebuah berita.

"BERITA TERKINI DARI DIRGELAND:
MASYARAKAT SELURUH NEGARA MELAKUKAN UNJUK RASA BESAR-BESARAN, BAHKAN AKSI ANARKIS PUN TAK TERHINDARKAN. RASA SENTIMENTAL MASYARAKAT PADA PEMERINTAH SEMAKIN MELUAP-LUAP, SETELAH KEHILANGAN SEORANG HAKIM  KEBANGGAAN MEREKA YANG DI DUGA 'DI HILANGKAN' OLEH OKNUM PEMERINTAHAN, SETELAH FITNAH KEJI SEMPAT MENYEBAR ATAS DIRINYA."

"HAL ITU MEMBUAT RAKYAT MURKA DAN MELAKUKAN UNJUK RASA, DEMI PERBAIKAN REZIM YANG DI ANGGAP SUDAH MENYIMPANG DARI IDEOLOGI NEGARA. MEREKA TAK LAGI MENUNTUT KEADILAN, KALI INI MEREKA MENUNTUT. AGAR KEPALA NEGARA YANG SEKARANG DI LENGSERKAN DAN ANTEK-ANTEKNYA DI SINGKIRKAN DARI PEMERINTAHAN."

"BERBAGAI HAL SUDAH DI LAKUKAN MASYARAKAT, TERMASUK BERTINDAK SECARA KEKERASAN. MENTEROR, MENGHANCURKAN BAHKAN MEMBAKAR RUMAH-RUMAH PARA PEJABAT NEGARA. SEGALA KEKUATAN DI KERAHKAN, BAHKAN MEMBUAT APARAT KEAMANAN KETETERAN. HINGGA AKHIRNYA PIHAK MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT BERTINDAK, MENCABUT KEKUASAAN KEPRESIDENAN DENGAN HORMAT. AGAR MASYARAKAT KEMBALI TENANG DAN KONDISI NEGARA BISA DI KONDISIKAN."

"Jika saja Yohan sempat mengungkap kasus itu, setidaknya dia akan di copot dengan tidak hormat." Seorang pria paruh baya berkulit kuning langsat dan bermata sipit menatap layar itu dengan nanar.

Lelaki tampan berkumis tipis, dengan mata kecoklatan serta hidung mancung khas timur tengah menatap rekan nya. "Masyarakat anak sadar, setelah kepergian hakim Yohan. Mereka akan benar-benar menyadari kebusukan Pemerintah Dirgeland."

"Apa kau yakin, mereka akan bergerak?" tanya seorang pria berambut pirang dengan aksen barat yang kental.

Pria bertubuh tinggi besar, dengan mata biru yang cerah mengangguk yakin. "Yohan adalah hakim kesayangan banyak insan, pemilik kebijakan dan tauladan. Banyak yang mencintai nya di seluruh negeri ini, mustahil mereka akan diam saja saat hakim mereka di telan."

"Para oposisi akan bergerak, para kritisi akan menunjukkan kekuatan mereka. Sebentar lagi, hanya sebentar lagi. Rezim itu tidak akan bertahan lama, kita lihat saja. Pemerintahan nya akan berakhir secepatnya," sambungnya pula.

"Rezim itu memang kejam, tapi Tidakkah kita lebih kejam?" tanya seorang pria berkulit eksotis yang kini menunduk menyesali apa yang telah terjadi.

"Kita terpaksa menjadi kejam untuk memusnahkan kekejaman yang lebih besar," sahut pria berkulit putih pucat dengan postur tubuh tegap dan berwibawa.

"Kita memperalat seseorang yang tidak berdosa, bahkan berhati mulia."

"Kita juga menggantikan peran tuhan dalam menjatuhkan karma pada Yohan, atas hukuman kejam yang pernah dia jatuhkan."

"Tapi dia tidak bermaksud demikian."

"Aku tau, tapi setidaknya inilah hukum dunia, kawan."

Seorang pria yang paling tua di antara mereka, yang menjadi pimpinan dari semuanya kini angkat bicara. "Dalam satu waktu, Yohan bisa menjadi dua kepribadian sekaligus. Menjadi malaikat, sekaligus monster yang kejam. Tergantung bagaimana cara manusia memandang nya, tapi aku memandanginya sebagai Hakim yang mulia, yang memang seharusnya memiliki sikap tegas tanpa pandang sesiapa."

"Karena itu aku menarik nya dari dunia ini, aku tak ingin manusia seperti Yohan di dera lebih banyak derita," sambung pria itu menatap para anggotanya dengan seksama.

"Nara dan Agash, mereka juga manusia berhati mulia. Manusia seperti mereka, tak layak hidup di tanah negara yang sudah tercemar, di racuni ambisi para petinggi negeri." Pria berkulit putih tadi menimpali, seraya menatap si pria berkulit eksotis yang masih merasa berdosa. "Sekarang kau paham, alasan ku menarik mereka? Aku tak ingin mereka lebih banyak menderita."

"Dunia ini jahat, sangat jahat."

Komputer di hadapan mereka bersuara, lagi-lagi membawakan sebuah informasi. "Tuan, Yohan dan Nara meninggalkan seorang putri."

"Cari dia dan dapatkan segera!" titah seorang pria berwajah oriental.

"Siap Tuan!"

"Akan kau apakan anak itu?"

"Akan aku amankan dari kekejaman semesta."

THE END

****

HAI GUYS, THANKS FOR READING YA? KALIAN KEREN UDAH BACA SAMPAI SINI, GUE SAYANG BANGET SAMA KALIAN. UDAH VOTE SEMUA CHAPTER BELUM NIH? KALO BELUM SCROLL LAGI YA? HEHE

FYI BUAT YANG BELUM TAU, CERITA INI ASAL MUASAL DARI CERITA GUE YANG JUDULNYA EPHEMERAL PRINCESS DI SITU ADALAH KISAH NYA NAYANIKA ARENDARATU, PUTRI DARI YOHAN DAN NARA YANG HIDUP SEBAGAI ANAKNYA DARREN DAN REVA. KALAU KALIAN PENASARAN GIMANA KEHIDUPAN NAYA DISANA, CUS LANGSUNG KE LAPAK NYA AJA.

 KALAU KALIAN PENASARAN GIMANA KEHIDUPAN NAYA DISANA, CUS LANGSUNG KE LAPAK NYA AJA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


CARI AJA DI PROFIL GUE YA? PASTI ADA. SERU LHO CERITANYA, YOHAN BAKAL NEPATIN SUMPAHNYA KE NARA BUAT JAGAIN NAYA DISANA, KALO GAK PERCAYA BACA AJA.

SEE YOU ON NEXT STORY GUYS.
LOVE YOU SO MUCH 💖💖💖

ETERNAL LOVE {HISTORY OF EPHEMERAL PRINCESS} ✓Where stories live. Discover now