CHAPTER 31 : BUAH CINTA

35 4 0
                                    


⚠️ 18+⚠️

YANG MERASA BELUM CUKUP UMUR, HARAP MUNDUR! BIARKAN KAKAK KAKAK KALIAN YANG JOMBLO MAJU, AYO SILAHKAN.

****

Suara langkah kaki dari sepatu pantofel tak mampu membangunkan seorang wanita yang tengah memejamkan mata di atas meja makan. Hingga akhirnya langkah itu terhenti disisi nya, tapi dia tetap tak kunjung sadar dan membuka mata.

Sang pemilik langkah membungkukkan tubuhnya sedikit, demi mendapati wajah lelap Sang istri yang tak sengaja tertidur di meja makan. Agaknya dia tengah menunggu suaminya pulang dari bekerja, sampai-sampai dia ketiduran karena kelelahan.

Yohan menghela nafas sembari menyingkap beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik istri nya, lalu tersenyum tipis seraya menggelengkan kepala. "Istriku begitu manis."

Dia pun sudah hafal dengan kebiasaan Nara yang selalu menunggu nya pulang kerja, padahal sudah berkali-kali Yohan katakan untuk tidak melakukan hal demikian. Sebab Nara juga perlu beristirahat, seperti sekarang.

Lihatlah, seharusnya Nara tidur dengan nyaman di kasur. Tapi dia malah menunggu Yohan yang malam ini sedang lembur. Bodohnya Yohan, dia lupa mengabari Nara bahwa dirinya ada tambahan perkara Minggu ini, jadilah wanita itu menunggunya sepanjang waktu.

Pria itu menghela nafas lagi, lalu mengecup lembut pelipis istri nya setelah mengedarkan pandangan ke meja makan. Ternyata wanita itu sudah menyiapkan makan malam untuk nya, tapi dia dengan bodohnya malah pulang terlambat. "Maafkan aku, sayang. Aku mungkin mengecewakan," bisik Yohan sembari membelai lembut rambut Nara.

Melihat posisi Nara yang tidak selesa, Yohan pun langsung menggendong tubuh ramping Nara di kedua lengannya. Membawa gadis itu ke kamar, lalu membaringkan nya ke atas ranjang dengan hati-hati.

Tapi sehati-hatinya Yohan, pergerakan itu tetap Nara rasakan. Alhasil mata indah Nara terbuka dan hal yang pertama kali dia lihat adalah wajah suaminya, yang tengah tersenyum hangat dan membelai lembut rambutnya sembari duduk disisi ranjang.

"Yohan, kamu sudah pulang?" tanya Nara dengan suara parau khas orang bangun tidur. Dia berusaha menundukkan dirinya perlahan, tapi Yohan menahan pundak wanita itu.

"Hey, mau kemana?" tanya Yohan sembari memegangi pundak Nara.

"Kamu sudah makan?" Nara menatap Yohan dengan mata menyipit sebab masih menyesuaikan cahaya.

"Aku sudah makan, Nara. Sudah, kamu tidur saja. Kamu pasti kelelahan sampai tertidur di meja makan," jawab Yohan seraya membaringkan tubuh Nara lagi. "Sudah ku bilang kan? Kamu tidak perlu menunggu ku setiap hari, karena kamu juga perlu memperhatikan dirimu sendiri, sayang."

Nara tersenyum tipis menatap suaminya yang semakin hari semakin cerewet itu. "Aku juga sudah bilang kan? Aku mau menikmati peran ku sebagai seorang istri, makanya aku harus mendalami."

Yohan menghela nafas menatap istrinya itu dengan tatapan pasrah, lalu mencubit ujung hidung mancung Nara perlahan. "Kamu ini, ada aja alasannya ya? Kalau di nasehati, ada aja alibinya."

"Hehehe, Emang gak boleh ya, Pak Hakim?" goda Nara sembari tertawa melihat ekspresi kesal Yohan.

Yohan tersenyum miring, lalu menurunkan tubuhnya mengikis jarak di antara mereka. "Tidak boleh, sayang. Itu pelanggaran, kamu bisa di hukum. Mau?"

"Apa hukumannya?" tanya Nara pura-pura polos sembari menangkup wajah Yohan dan menatap mata pria itu dengan senyuman menggoda.

"Hukuman nya?" Yohan menyeringai lebar, lalu tanpa basa-basi dia meneluspkan diri nya ke perpotongan leher Nara dan menciumi leher jenjang istri nya. "Ini hukuman nya, sayang."

ETERNAL LOVE {HISTORY OF EPHEMERAL PRINCESS} ✓Where stories live. Discover now