CHAPTER 24 : REBELLION

22 4 0
                                    

"KASUS BOM BUNUH DIRI YANG DI LAKUKAN APARAT KEPOLISIAN, IPDA DEWATA KINI TERPECAHKAN. SESEORANG DI BALIK PERINTAH PENGEBOMAN GEDUNG MAHKAMAH AGUNG ADALAH KOMANDAN KESATUAN DARI UNIT PROVOST, KOMPOL AGASH NAKULA. DI KETAHUI MEMBERIKAN PERINTAH PADA IPDA DEWATA, UNTUK MELAKUKAN PEMBALASAN DENDAM ATAS KETIDAKADILAN PENEGAK HUKUM DIRGELAND."

Bak di sambar petir di siang hari, berita itu menggelegar menggemparkan seluruh Dirgeland. Membuat tercemar nama seorang perwira bersahaja, yang mengabdikan dirinya dengan sepenuh jiwa pada negara yang dia cinta.

Berita itu pun tak luput dari telinga Nara, bagai dihunus pedang nestapa. Gadis itu melemas begitu mendengar nama kekasihnya di maki dan di fitnah sedemikian parah.

Setelah semalaman Agash tidak pulang, membuat risau dan gelisah bersemayam dalam hati Nara. Kini kabar buruk pula yang datang menyapa, bukannya kepulangan kekasih tercinta.

Tak terbesit rasa percaya di kepala maupun sanubari Nara akan kebenaran berita tersebut, sebab dia paham Agash Nakula bukan lah pria yang kejam dan penuh dendam.

Agash adalah malaikat yang berhati selembut sutra, bagaimana bisa dia memerintahkan hal keji seperti itu? Jelas berita tersebut adalah kebohongan dan pencemaran nama baik Sang Perwira.

Tapi terlepas dari semua itu, kini yang Nara pikirkan hanya keadaan kekasihnya. Sempat melemas sementara, setelah mengumpulkan sisa-sisa kekuatan. Nara pun bangkit dan memutuskan untuk ke Markas kepolisian tempat Agash di tahan.

Gadis itu berlari masuk ke rutan Mako Brimob, mengabaikan seruan Ajudan Agash yang mengenalinya.

Tujuan nya hanya satu, dia ingin segera menemui Sang kekasih, yang saat ini tak di ketahui kondisinya. Di ujung lorong sana, Nara melihat Agash berjalan dengan kedua tangan yang di borgol dan di dorong oleh ujung senapan panjang.

Melihat itu membuat dada Nara sesak rasanya, dia ingin berteriak pada semua orang yang memperlakukan Agash dengan kejam.

"AGASH!!"

Mendengar suara soprano seorang gadis yang dia kenal, Agash pun menoleh. Hingga sepasang matanya mendapati Nara tengah di cegat oleh beberapa anggota kepolisian. Kondisi gadis itu terlihat kacau.

Rambutnya sedikit berantakan, wajah nya sembab, mata serta hidung nya memerah. Jelas sekali dia habis menangis hebat, mengetahui itu hati Agash seolah teriris pisau.

Nara menangis karena nya...

"Agash...." seru gadis itu lagi.

Sang perwira menatap dengan mata teduh nya pada anggota Brimob yang berada disisinya, tatapan tegas Agash seolah hilang bersamaan dengan wibawa nya.

"Beri saya waktu berbicara dengan gadis saya," kata Agash dengan nada tenang. Namun siapa sangka? Isi hatinya kini porak poranda di terpa fakta. Pangkat, jabatan, kekuasaan dan nama baiknya hilang seketika hanya karena kekejian petinggi yang gila kuasa.

Para anggota itu setuju, lalu mempersilahkan Agash dan Nara untuk berbicara di satu ruangan rahasia. Melihat kedua tangan kekasihnya yang di borgol, membuat Nara tak sanggup menahan tangisnya.

Gadis itu menangis terisak di hadapan Agash, tapi pria itu tak akan membiarkan nya. Kedua tangan Agash terangkat menangkup wajah cantik Nara dan menghapus jejak air mata nya.

ETERNAL LOVE {HISTORY OF EPHEMERAL PRINCESS} ✓Where stories live. Discover now