CHAPTER 15 : A FEW DAYS AFTER THAT

24 5 0
                                    

"Nara...."

Suara berat pria itu mengalun di rumah mewah Tylander, mencari keberadaan seseorang gadis yang dia puja. Tapi tak dia temukan sosok nya di sudut manapun, hingga perlahan pria itu melangkah naik ke lantai dua.

Yohan tidak bermaksud apa-apa, dia hanya ingin memeriksa keadaan Nara. Sebab semalam dia tidak bisa tidur dengan tenang, karena memikirkan Nara yang sedang gelisah tentang skandal yang menimpa papa nya. Oleh sebab itu, pagi-pagi sebelum berangkat bekerja Yohan menyempatkan untuk mampir menemui Nara.

Sesampainya di lantai dua, Yohan menemukan Nara tengah duduk di ruang santai sambil meluruskan kakinya di sofa. Nara terlihat memijat pelan pergelangan kaki nya sendiri, melihat itu Yohan pun segera menghampiri Nara.

"Nara," panggil Yohan seraya mendudukkan dirinya di samping sang gadis. Tapi dia terkejut, begitu menurunkan pandangan dan melihat kondisi kaki Nara yang cidera. "Astaga! Apa ini, Nara? Kenapa bisa begini?"

Nara yang melihat keterkejutan di wajah Yohan hanya bisa meringis kecil. "Tadi aku kepeleset di kamar mandi," jawab gadis itu pelan.

Yohan menatap wajah Nara dengan ekspresi yang sama, melihat wajah polos dan kesakitan dari gadis itu. Yohan jadi tidak tega, lantas dia meraih kaki kanan Nara dan membawa kaki gadis itu ke pangkuannya.

"Eh, Yohan kamu mau ngapain?" tanya Nara dengan bingung, menerima perlakuan tak biasa dari Yohan.

"Aku pijitin, ya? Biar enakan," jawab Yohan sambil menyentuh lembut kaki Nara dan memijatnya pelan.

Nara hanya bisa pasrah sambil menatap wajah tampan Yohan yang terlihat serius memijat kaki Nara, sambil sesekali memberikan usapan lembut pada memar biru di pergelangan kaki itu dan merenggang otot-otot kaki Nara, agar urat-urat nya tidak tegang dan kaku.

"Yohan mau berangkat kerja, ya?" tanya Nara melihat pakaian Yohan yang sudah rapi, lengkap dengan jas dan dasi.

Yohan pun mengalihkan pandangannya sekilas pada Nara, sambil terus memijat kaki gadis itu. Dia mengangguk pelan, "Iya. Tapi aku kepikiran kamu dari semalem, jadi aku kesini dulu buat mastiin keadaan kamu baik-baik aja."

"Ternyata firasat aku gak salah, kamu lagi gak baik-baik aja kan, Nara?" sambung Yohan dengan nada sendu menatap wajah Nara yang kini tengah menatapnya dengan binar polos.

Yohan melepaskan tangannya dari kaki Nara, kemudian meraih tangan gadis itu untuk dia genggam. "Nara, Aku tau masalah ini bukan masalah yang mudah buat kamu. Tapi kalau bisa.... Jangan terlalu di pikirin, ya? Atau seenggaknya jangan pikirkan hal buruk, sampai membuat kamu tidak fokus seperti ini."

"Bukan apa-apa, aku cuma gak mau kamu sakit atau terluka seperti ini. Aku sedih Nara," kata pria itu dengan lembut dan tatapan tulus sembari mengusap lembut punggung tangan Nara dalam genggamannya.

Nara dapat merasakan siraman hangat pada hati nya yang dingin, kala mendengar kalimat maha lembut nan menenangkan keluar dari lisan Yohan. Rasa haru dan lega menjalar dalam dada Nara, kesusahan hati nya seolah berkurang dan sedikit lapang.

"Iyaa, Yohan. Maaf ya? Nara bikin Yohan ikut sedih, Nara janji gak akan ceroboh lagi." Nara tersenyum simpul menyembunyikan gemuruh dalam dada.

Yohan pun membalas senyuman Nara dengan tulus, lalu membelai lembut rambut gadis itu. "Komandan Agash belum kesini?" tanya Yohan sebab tak melihat keberadaan pria yang biasanya selalu standby di samping Nara.

"Belum, Yohan. Tapi tadi pagi dia nelpon Nara, katanya nanti siang dia kesini. Mungkin Pak Pol lagi sibuk sekarang," jawab Nara.

Yohan kemudian mengangguk, lalu menurunkan pandangan nya menatap kaki Nara yang kini sudah tidak sekaku tadi. "Masih sakit kakinya?"

ETERNAL LOVE {HISTORY OF EPHEMERAL PRINCESS} ✓Where stories live. Discover now