26. 🦋

3.5K 274 9
                                    

Kini hari pernikahan Agus dan Ersya telah tiba. Deluna sudah heboh sedari tadi berdandan untuk pergi ke acara pernikahan Agus dan Ersya. Ia juga sibuk menyiapkan segala keperluan Prince dan juga Lucas.

"Ibu, kita akan pergi ke mana?" tanya Lucas dengan merengek.

"Kita akan pergi ke acara pernikahan om Agus sayang," jawab Deluna dengan suara lembutnya.

"Siapa om Agus?" tanya Lucas lagi dengan mata yang masih tertutup setengah.

Kening Deluna mengerut samar, bukankah dulu Lucas mengenal Agus? Tapi, kenapa sekarang anak itu seperti tidak mengenalnya sama sekali? Berpikir beberapa detik, kemudian Deluna mengangkat bahu tak acuh, biarkan saja.

"Ayo sayang, ini sudah mau dimulai acaranya, dan Lucas belum bersiap-siap," tentu saja Lucas belum bersiap-siap. Karena anak itu malas sekali untuk bangun dan berpergian di hari libur ini.

"Ibu, bisakah aku tidak ikut saja? Aku sungguh malas," rengek Lucas dengan mengerucutkan bibirnya lucu.

Wajah bangun tidur, mata yang masih belum terbuka sempurna, sungguh pemandangan yang menggemaskan menurut Deluna. Ia mengambil alih Lucas ke dalam gendongannya dan membawanya ke arah kamar mandi.

"Tidak bisa sayang, jika Lucas tidak ikut maka, siapa yang akan menjaga Lucas di rumah?" kata Deluna.

"Tentu saja bibi Yuan dan bibi Jang," balas Lucas dengan mengalungkan tangannya di leher Deluna. Menaruh pipinya di pundak Deluna.

"Mereka berdua akan ikut bersama kami untuk ke pernikahan om Agus. Dan tentu saja di rumah tidak ada siapa-siapa," imbuh Deluna.

Tiba di kamar mandi, Deluna segera menurunkan Lucas di bathtub yang sudah berisi air hangat dan juga sabun beraroma wangi sekali. Sebelumnya Deluna sudah menanggalkan semua pakaian Lucas.

"Yey! Main air," pekik Lucas ketika sudah berada di dalam bathtub dan menciprat-cipratkan air dengan antusias.

"Ini." Deluna menaruh mainan bebek dan yang lainnya di dalam bathtub Lucas.

Selagi Lucas anteng dengan bermain air dan mainannya. Deluna langsung menggosok tubuh lucas dan membasuh kepala Lucas, dan kemudian diberikannya shampoo di kepalanya.

Beberapa menit berlalu, Deluna sudah selesai dengan kegiatannya membersihkan tubuh Lucas. Tapi, tentu saja Lucas tidak mau acara bermainnya selesai begitu saja.

"Tidak mau! Masih mau main!" pekik Lucas memberontak ketika Deluna akan mengambil alih tubuhnya dari dalam bathtub.

Deluna menghela napas sabar. Ia berkacak pinggang sembari melihat Lucas yang kembali asik bermain-main dengan mainannya. Sedikit bingung dengan cara apa lagi ia harus membujuk Lucas agar selesai dengan acara mandinya, atau tidak anak itu akan jatuh sakit.

Pintu kamar mandi terbuka, Deluna segera menoleh ke arah pintu dan ternyata itu adalah Prince. Prince laki-laki itu berjalan menghampirinya dan juga Lucas yang masih asik dengan acara bermainnya.

"Kenapa belum selesai juga?" tanya Prince dengan kening mengerut.

"Itu," tunjuk Deluna ke arah Lucas dan Prince mengikuti arah tunjuk Deluna.

Lagi-lagi Prince menghela napas sabar, ia berjalan semakin dekat ke arah Lucas dan langsung mengambil alih tubuh Lucas dengan tiba-tiba. Lucas memberontak tidak mau diangkat, Prince tidak peduli dan membawa Lucas ke arah Deluna dan diserahkannya ke arah istrinya itu.

"Diam, segeralah berpakaian," kata Prince dan Lucas langsung terdiam. Dengan patuh ia masuk ke dalam gendongan Deluna dengan handuk yang sudah membungkus tubuhnya.

Deluna tersenyum geli, lalu menatap Prince dengan senyuman bangga. Mengangguk sekali, ia pergi ke arah luar kamar mandi untuk segera mendandani Lucas. Prince juga mengikuti Deluna di bekalang wanita itu.

Beberapa menit berlalu dan mereka semua sudah siap dengan pakaian berwarna senada. "Perfect," gumam Deluna setelah merapihkan kerah baju Prince dan Lucas.

"Ayo kita berangkat," kata Deluna sembari membawa tas Selempang nya.

Lucas berada di dalam gendongan Prince. Mereka bertiga keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang keluarga. Di sana sudah ada Bibi Yuan dan juga Bibi Jang, yang juga sudah siap dengan pakaian terbaik mereka.

"Ayo Bi, kita berangkat," ajak Deluna dan dijawab anggukan kepala mereka berdua.

Tiba di dalam mobil, mereka berlima langsung masuk ke dalam mobil milik Prince. Dia langsung menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumahnya untuk pergi ke acara pernikahan Agus dan Ersya.

Beberapa menit di perjalanan mereka sudah sampai ditempat acara pernikahan Agus dan Ersya diadakan. Turun dari mobil, mereka langsung masuk ke dalam yang ternyata sangat-sangat penuh sekali.

Deluna mengedarkan pandangannya guna mencari sosok yang dicari-carinya. Karena mereka berdua tidak ada di pelaminan yang mana membuat Deluna susah sekali untuk menemukannya.

Akhirnya pandangannya bertemu dengan Ersya, wanita itu langsung melambaikan tangannya guna Deluna menghampirinya.

"Ayo kita ke sana," ajak Deluna ke arah Prince yang dijawab anggukan kepala oleh laki-laki itu.

"Nyonya, kami berdua akan pergi ke sana," tunjuk Bibi Jang ke arah makanan berada.

Deluna mengangguk dengan terkekeh kecil.

"Ersya, selamat atas pernikahanmu. Aku turut bahagia," kata Deluna ketika sudah sampai di hadapan Ersya.

Ersya tersenyum cerah, "ya. Terima kasih."

"Selamat," ujar Prince dengan singkat. Ersya tersenyum maklum, dia sudah terbiasa dengan sikap Prince yang seperti itu jadi, dirinya tidak merasa tersinggung sama sekali.

"Tante dan Om selamat," pekik Lucas dengan mata berbinar melihat Ersya dan Agus.

"Oh? Terima kasih anak manis, apa kau yang namanya Lucas?" tanya Ersya.

Lucas mengangguk dengan semangat. Matanya mengedip dengan lucu. "Ya, aku Lucas."

"Oh my, kau lucu sekali," histeris Ersya. "Apa kau setuju sayang?" tanyanya pada Agus yang berdiri di sebelahnya.

"Ya, dia sangat lucu. Persis seperti Deluna," jawab Agus.

Mereka semua habiskan dengan mengobrol dan bercanda tawa. Apalagi Lucas yang sepertinya menyukai Ersya, karena anak itu selalu saja menempel pada Ersya membuat Agus merenggut kesal.

Deluna tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Agus yang sepertinya kesal karena Lucas yang selalu saja menempel pada istri laki-laki itu. Deluna menoleh ke arah sampingnya ketika merasakan tangannya digenggam seseorang.

"Kenapa?" tanya Deluna dengan berbisik.

Prince menatap Deluna dengan dalam, menyalurkan rasa cinta dan sayang pada wanita itu. Rasa cintanya tidak pernah berkurang sejak masa SMA dan sampai sekarang, malah semakin bertambah-tambah.

Mendekatkan wajahnya ke arah wajah Deluna, mengecup kening wanita itu cukup lama. Deluna menutup matanya meresapi ciuman di keningnya, ia seperti merasakan ciuman Prince sebagai penyaluran rasa laki-laki itu.

Melepaskan ciumannya, Prince memeluk Deluna dengan sayang. Ia bersyukur ketika diberi kesempatan untuk mengulang waktu dan bisa berkumpul kembali bersama istri dan anaknya.

"Ayah! Jangan peluk Ibu!" teriak Lucas diseberang mejanya.

Prince mendengus sebal, lalu melepaskan pelukannya dengan Deluna. Menatap Lucas dengan tajam, yang mana membuat Lucas tersenyum tanpa dosa dan kembali bermain dengan Ersya dan juga Agus yang dipaksa Lucas untuk ikut bermain bersama.

"Haha, kau lucu sekali," kekeh Deluna dan memeluk tangan Prince dan menyenderkan kepalanya di lengan kekar Prince.

TBC



This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now