Prolog

43.3K 2.7K 277
                                    

"Berhentilah merengek! Aku muak! Aku tidak mau melihatmu lagi!" bentak Deluna pada suaminya yang terlihat sedih melihat tingkah laku sang istri.

"Luna, kenapa kau seperti ini? Apa kau tidak merasa puas dengan uang yang aku berikan? Jika iya, aku akan memberikan apapun untukmu, hanya saja kembalilah padaku dan tinggalkan laki-laki brengsek itu," kata Prince dengan suaranya yang lembut. Tak pernah terbesit dalam pikirannya jika sang istri yang sangat dia sayangi berani mengkhianati dirinya dan anak mereka.

"Tidak! Aku tidak ingin meninggalkan pacarku hanya untukmu, karena aku sudah tidak mencintaimu lagi," ujar Deluna yang membuat hati Prince seperti tertusuk oleh ribuan panah.

"Luna," lirih Prince menatap sendu istrinya yang perlahan-lahan meninggalkan dirinya tanpa mau menatap dirinya barang sedetik pun dan juga anak mereka yang secara langsung menyaksikan pertengkaran mereka.

Anak laki-laki berusia 7 tahun itu menatap ayah dan ibunya dengan sedih sekaligus marah. Marah karena sang ibu berani mengkhianati sang ayah dan juga dirinya. Sedih karena ibunya lebih memilih orang lain dibandingkan dirinya dan juga sang ayah. Setiap hari pria kecil berusia 7 tahun itu selalu disuguhi pertengkaran antara ayah dan ibunya. Dan itu membuat dirinya trauma dan juga depresi.

"Lucas," panggil Prince dengan lembut, Laki-laki itu berjalan menuju sang buah hati yang kini meneteskan air matanya.

"Jangan menangis sayang, Ayah yakin ibumu akan segera kembali lagi kepada kita," ucapnya sembari mengelus kepala sang anak dan menghapus air matanya.

Detik itu juga, Lucas menangis dengan kencang. Ibunya, yang dulu begitu lembut, sangat menyayanginya, tega meninggalkannya. Itu sungguh menyakitkan. Sungguh, Lucas rasanya ingin berteriak kepada ibunya dan menyuruhnya kembali ke sisi dirinya dan juga sang ayah.

Lucas menggeleng-geleng kepalanya, depresinya mulai kambuh lagi. Itu menyakitkan.








🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋





"Sayang," panggil Deluna ketika dia sudah berdiri di belakang laki-laki yang 1 tahun ini sudah menjadi kekasihnya.

Deluna segera memeluk tubuh laki-laki itu dengan perlahan. "Aku merindukanmu," kata Deluna dengan nada manja.

"Aku pun." Dapat Deluna rasakan nada tidak mengenakan dari laki-laki itu, ia mendongak menatap Agus dari bawah, terlihat wajah laki-laki itu tidak seperti biasanya.

"Kita akhiri saja hubungan kita," ucapnya dengan tiba-tiba.

Deluna langsung melepaskan pelukannya dengan kasar, ia menatap wajah Agus dengan kening mengerut. "Apa maksudmu?"

"Kubilang kita akhiri saja hubungan kita, lagipula aku tidak benar-benar mencintaimu," katanya menunjukkan sifat aslinya itu. Lagipula tujuannya mendekati Deluna sudah tercapai.

"T-tapi, kau bilang kau mencintaiku bukan? Lantas kenapa kau seperti ini?" tanya Deluna dengan napas tercekat.

"Bodoh. Aku mendekatimu karena aku menyukai suamimu itu, bukan dirimu. Jadi, karena kau sudah menggugat cerai Prince, aku akan lebih leluasa mendekatinya," jelas Agus.

Wajah Deluna sangat syok, ia tak menyangka laki-laki yang selama ini dirinya pacari ternyata menyukai suaminya sendiri? Situasi macam apa ini?

"Lebih baik kau tidak usah menampilkan wajahmu lagi di depanku, ah lebih baik kau mati saja," setelah mengatakan itu Agus pergi meninggalkan Deluna yang mematung sembari memandang kepergian Agus.

Dunianya seakan runtuh detik itu juga. Tak menyangka dengan hal yang baru saja diucapkan Agus, sebuah fakta yang membuat Deluna benar-benar tak habis pikir. Laki-laki brengsek itu ternyata menyukai suaminya? Ternyata Agus adalah seorang penyuka sesama jenis? Sialan!

Deluna berjalan tak tentu arah, sampai di mana dirinya berdiri di tepi jurang yang begitu curam. Deluna menatap langit yang begitu cerah dengan wajah penyesalan. Menyesal karena dengan teganya dia mengkhianati sang suami dan juga meninggalkan anaknya.

"Maafkan aku, maafkan aku," gumam Deluna penuh penyesalan sebelum dirinya melemparkan dirinya ke dalam jurang itu.

This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now