15.🦋

8.8K 712 74
                                    

"Prince, aku ke sini mau jenguk Lucas," ujar Agus sembari menatap kagum sosok di depannya yang hanya menatapnya dengan bingung.

"Apa kita kenal?" tanya Prince dengan kening mengerut. Ia sengaja mengatakan itu agar laki-laki di depannya itu sadar diri dan tidak mendekati istrinya lagi.

"Em, mungkin kau lupa, tapi tak apa, aku akan membantumu mengingat siapa aku," kata Agus dengan tersenyum hangat sembari memegang tangan Prince dengan perlahan.

Lagi-lagi kening Prince mengerut, ia buru-buru membawa tangannya dari tangan laki-laki yang seperti penggoda itu. Ia merasa ada yang aneh dengan laki-laki di hadapannya ini. Mata laki-laki itu menatap dirinya dengan kagum dan juga cinta? Prince ragu dengan yang kedua.

"Tolong bersikaplah sopan. Jika kau ingin menjenguk anakku silahkan saja," ujar Prince pada akhirnya. Tapi, tentu saja dengan pantauan dari dirinya.

"Iya, aku ingin menjenguk Lucas. Aku tahu hal ini dari guru yang mengajar di sana, katanya Lucas mengalami kecelakaan. Tentu saja aku terkejut dan langsung bergegas ke sini," jelas Agus tanpa diminta sama sekali. "Dan aku juga membawa buah-buahan untuk Lucas."

Agus terlihat senang memamerkan buah yang ada di genggaman tangannya. Tak lupa juga senyuman hangat masih terpatri di bibirnya. Ia begitu senang ketika sampai di rumah sakit dan langsung menemukan sosok Prince, orang yang dicintainya. Itu membuat semangatnya semakin berkobar untuk mendapatkan hati laki-laki itu, tentu saja setelah menyingkirkan Deluna dari sisi Prince.

"Tapi, aku ingin ke sana denganmu," ucap Agus dengan nada sedikit manja.

Prince merasa jijik dengan sosok di depannya itu. Ia membuang pandangannya ke arah samping agar tidak melihat laki-laki menjijikan di depannya itu. Ia buru-buru berjalan pergi meninggalkan taman ini. Tapi, tangan laki-laki itu menahannya lagi.

"Apa mau mu?" tanya Prince dengan sedikit meninggikan suaranya.

Tubuh Agus tersentak kaget, "a-aku ingin pergi ke sana denganmu," gugupnya dengan menundukkan kepalanya.

"Pergilah sendiri, kau bisa menanyakan ruangan Lucas kepada suster," kesal Prince.

"Aku sibuk," sambung Prince dan langsung pergi meninggalkan Agus yang terdiam seperti patung.

Deluna yang tadinya akan ke sana tertahan karena Prince sudah pergi dari sana. Apalagi dengan kata-kata laki-laki itu kepada Agus membuat dirinya sedikit puas apalagi dengan raut wajah Agus yang pucat pasi. Dengan semangat Deluna berjalan menuju Agus yang masih terdiam kaku di sana.

"Jangan pernah mengganggu keluargaku apalagi suamiku," ujar Deluna ketika sudah sampai di sana.

Agus menatap Deluna dengan sinis, "siapa kau? Kau tak berhak melarang ku untuk mendekati Prince," Jawa Agus dengan sinis.

"Kau bertanya kepadaku yang jelas-jelas aku ini adalah istrinya Prince," jawab Deluna dengan sedikit geram.

"Dan sebentar lagi akan menjadi mantan istri," kata Agus dengan menyeringai.

Mendengar kata-kata itu, membuat darah Deluna mendidih. Dengan sekali sentakan ia menendang perut Agus dengan keras. Membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"Jangan bermimpi terlalu tinggi. Aku tidak akan membiarkanmu mendekati suamiku, bajingan," desis Deluna lalu pergi dari sana dengan mengibaskan rambutnya mengenai wajah Agus.

Wajah Agus memerah menahan amarah, ia mengepalkan tangannya dengan erat-erat. "Aku tidak akan menyerah mendapatkan apa yang harusnya menjadi milikku," gumamnya dengan memegang perutnya yang kembali terasa nyeri.

🦋🦋🦋🦋🦋

Sejujurnya Deluna tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan. Tapi, untung saja ada Prince yang akan selalu membantunya. Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk kembali ke ruangan Lucas. Takut-takut jika nanti Lucas terbangun dan tak menemukan dirinya di sana.

Deluna juga tahu jika Prince belum kembali itu karena laki-laki itu belum sempat membeli makanan yang dibicarakan laki-laki itu kepada Deluna akibat Agus yang menghalangi.

Ia membuka pintu ruangan Lucas dan segera masuk dengan perlahan. Untung saja anaknya itu belum terbangun. Berjalan secara perlahan ia kembali duduk di kursi samping bangsal Lucas.

Memandang wajah tenang Lucas cukup lama lalu setelahnya ia membaringkan kepalanya di samping tangan Lucas, lalu menutup matanya. Ia cukup lelah dengan semua yang telah ia alami. Banyak kejadian yang berbeda dengan masa lalu.

Beberapa menit Deluna tertidur barulah pintu ruangan Lucas terbuka dengan lebar. Muncul Agus yang masuk masih dengan kresek buah yang ia bawa. Berjalan secara perlahan menuju Lucas setelah sebelumnya memandang sinis Deluna yang tengah tertidur.

"Halo calon anak," sapa Agus dengan suara perlahan sembari memandang Lucas yang masih menutup matanya. "Aku datang ke sini untuk menjenguk mu, apa kau senang? Tentu saja. Aku juga membawakan kau buah." Agus membawa satu buah dari kresek dan mengangkatnya memperlihatkan kepada Lucas yang masih tertidur.

"Hihi, pasti kau senang bukan mendapatkan buah dari aku calon Ibumu?" Agus tertawa kecil menertawakan dirinya sendiri yang berbicara sendiri.

"Yasudah, aku akan pergi ya? Aku sudah selesai menjenguk mu," bisik Agus lalu mengecup kening Lucas secapat kilat.

Tatapan Agus mengarah ke Deluna dan kembali melayangkan tatapan sinis. Ia tidak berani berbuat macam-macam kepada wanita itu. Apalagi di ruangan calon anaknya ini. Bisa-bisa dirinya mengalami kesulitan mendekati mereka, Prince dan Lucas.

Berjalan keluar dari ruangan Lucas ia kembali menutup pintu dengan perlahan. Sekali lagi ia menatap Lucas dengan tatapan lembutnya lalu menutup pintu dengan rapat.

Prince datang setelah beberapa menit kepergian Agus. Ia mengernyitkan keningnya melihat buah yang ada di samping meja. Ia menyimpan kresek berisi makanan yang ia beli di meja depan sofa lalu berjalan ke arah Deluna. Ia mengelus kepala Deluna dengan perlahan lalu berbisik di telinga Deluna.

"Sayang, ayo bangun dan makan," bisik Prince. Ia tersenyum kecil memperhatikan wanita itu mengucek matanya.

"Kenapa kau lama sekali?" rajuk Deluna sembari menatap Prince dengan cemberut. "Perutku sudah berbunyi sedari tadi."

"Haha, maafkan aku. Tadi ada sedikit masalah jadi perjalananku terhambat," jawab Prince sembari menuntun Deluna menuju sofa.

"Aku membelikan ini untukmu, apa kau suka?" Prince menunjukkan ayam geprek yang tadi ia beli.

"Tentu saja aku suka. Sudah lama sekali aku tidak memakannya, terima kasih sayang," girang Deluna. Ia langsung memakannya dengan lahap.

Lagi-lagi Prince tersenyum kecil melihat Deluna yang memakan dengan lahap. Ia membantu Deluna membukakan tutup botol minum dan menyodorkannya kepada Deluna yang mulai merasa kepedasan.

"Pelan-pelan saja, jika kau tersedak kau akan merasa seperti terbakar," ujar Prince.

Mendengar itu Deluna menuruti perintah dari Prince. Ia makan dengan perlahan sampai tak tersisa. Ia meminum air yang ada di botol sampai habis.

"Aku kenyang," kata Deluna.

"Tentu saja, kau makan dua porsi ayam geprek dengan nasinya, untung saja aku membeli lebih," kekeh Prince.

"Maafkan aku, kau teruskan saja makannya aku akan ke Lucas. Sepertinya dia akan terbangun." Deluna bangkit dari duduknya dan kembali ke arah Lucas.

TBC

Si Deluna makin ke sini makin kekanak-kanakan anjir

This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now